Chereads / AKHIRNYA CINTA / Chapter 36 - Part 36

Chapter 36 - Part 36

Langit senja membalur mengisi angkasa membuat semburat indah. Meninggalkan dua orang berkutat di dapur sedang memasak untuk menu makan malam. bunyi denting dan racikan bumbu mengisi ruangan dapur minimalis itu.

"Mah, aku tuangin ke mangkok ini ya kuahnya." Alice ingin memindahkan soup ke mangkok.

Grepp

"Ahhh … hmpp." Alice terkejut menoleh ke samping bertepatan dengan wajah Rama yang mendekat langsung membungkam bibirnya agar tidak berteriak.

Alice terkejut merasakan ada sesuatu melingkar di pinggangnya, untungnya dia belum mengangkat panci yang berisi soup yang masih panas. Bisa bahaya mengenai tubuhnya.

"Ada mamah." Tekan Rama kembali mengeratkan pelukannya dari belakang tubuh Alice.

Alice menoleh sekilas kearah ibu mertuanya yang tengah senyum-senyum sendiri menatap dirinya yang sedang di peluk Rama. tergambar jelas raut bahagia dari sang ibu mertua, membuat Alice ikut senang. Rasanya dia bisa melihat kebahagiaan yang dirasakan ibunya dari Amira.

"Aduh mah. Disini mendadak panas banget. Jangan bermesraan terus, ingat aku sudah menanti keponakan lucu." keluh Melisa tiba-tiba, memutar bola mata jengah melihat kemesraan sang kakak dan kakak iparnya. Amira yang mendengar puterinya protes hanya membalasnya dengan senyuman cantiknya. Walausudah berumur berkepala 6 tapi kecantikan dari paras Amira tak pudar.

"Sst. Melisa."

"Apaan sih mah. Benar kan, mamah sama papah pasti sudah menanti keponakan lucu dari Kak Rama dan Kak Alice bukan. Sama, Melisa juga. Apalagi kedua orangtua Kak Alice pasti juga menanti, secara Kak Alice itu anak tunggal."

Rama mendengarnya hanya tersenyum geli sembari melihat ekspresi Alice kala mendengar ucapan sang adik. Sungguh dalam hati dia berterima kasih pada adiknya yang bisa membuat hatinya berdesir bahagia. Terlihat Alice bersemu merah, malu.

"Masak apa?" tanya Rama masih memeluk erat Alice dari belakang.

Jujur tubuh Alice menegang diiringi sengatan listrik menjalar di aliran darahnya, ingin memberontak namun tak bisa karena harus bersikap manis di hadapan keluarga sang suami.

"Ss … soup." Alice grogi menjawabnya.

Cup cup

Rama menciumi pipi Alice dari samping hingga membuat Alice memejamkan mata sembari menahan rasa geli.

"Rama kamu tuh jangan ganggu istrimu terus. Nggak selesai-selesai nanti." Tegur Amira.

"Aku jadi penasaran sama anak kakak nanti, kalau laki-laki pasti akan setampan Kak Rama tapi kalau perempuan pasti akan secantik Kak Alice. Jadi nggak sabar gendongnya." Melisa mulai menerawang dengan pikiran jahilnya.

"Kita sedang proses. Sabar. Aku juga nggak sabar menanti buah hati di tengah keluarga ini." celetuk Rama tanpa beban langsung mendapatkan pelototan Alice, rasa cinta saja belum tumbuh sepenuhnya dalam benaknya untuk Rama malah harus membuat anak.

Alice buru-buru melepaskan tangan Rama,"Mas, aku mau mandi. Badanku lengket keringat." Pamit Alice pada Rama. Rama tam bisa mencegahnya membiarkan Alice pergi, walau dia tahu Alice tengah berusaha menghindar.

"Aku pamit ke kamar mau mandi dulu Mah, Melisa." Pamit Alice buru-buru menahan merona di pipi.

"Kak Alice masih malu aja sama Kak Rama." Melisa menggelengkan kepala melihat sikap Alice seperti orang baru dalam hidup Rama padahal sudah menikah.

"ya, Ram. Alice kok masih malu-malu gitu." Amira menatap Rama yang menghedikkan bahu.

Rama terdiam menghela nafas sedih,"Dia saja belum mencintaiku sepenuhnya, pasti malu kalau aku perlakukan seperti itu. Tapi taka pa, akan aku buat jatuh cinta sedalam-dalamnya padaku." Batin Rama dengan yakin karena rasa cintanya kepada Alice begitu besar. Keluarga Rama tak tahu menahu akan masa lalu Alice yang sudah diterimanya. Mungkin kalau tahu, orangtuanya akan kecewa dengan Alice dan bahkan marah padanya karena telah merenggut Alice dari kekasih Alice.