X melirik ke arah The Godfather. Meski tak mengucapkan sepatah kata, aura kemarahan jelas terpancar dan itu membuat hatinya kecut. Pria itu sangat memahami, bagaimanan watak dan tabiat sang ayah.
"Apakah aku salah bicara? Hingga Dad memutuskan ikut denganku, untuk mengunjungi Maria. Ini bisa berarti hal baik, atau sebaliknya. Sejak mom meninggal, Dad tidak mau menikah lagi dan hanya fokus membesarkanku saja. Tapi, dia tetap mafia. Perasaan yang terdalam, tak pernah diutarakan, sehingga harus hati-hati." X berpikir di dalam hati.
Sedangkan The Godfather hanya membisu. Dia seperti ingin membunuh Felicia. Perempuan iblis sialan! Beraninya menghalangi X, mengancam, bahkan mengatai musuh! Aku masih menghormati, karena dia adalah besan, tapi kalau sudah begini, tak ada ampun! Sudah kuperingatkan wanita itu secara langsung, kalau masih berbuat hal yang sama dengan X, maka aku lah lawannya! Kini, dia menantang maut! geram pria yang usianya lebih dari separuh abad itu.