"Jadi, begitu ceritanya, Dad," jawabku dengan santai.
Oh well, sebenarnya tidak santai sama sekali. Aku hanya berpura-pura, agar tidak kentara merasa bersalah. Dad tak suka, bila anak-anaknya menghamburkan uang untuk hal yang tak perlu. Ia selalu menyuruh kami berhemat, karena teringat dengan keadaan kami di masa lalu yang begitu terpuruk.
The Godfather menatap tajam. Tuhan, tatapan beliau sangat menyeramkan! Seperti ingin menguliti diri ini hidup-hidup! Aku tak berani berbicara sedikitpun. Sungguh, mau mati rasanya!
"Apa kataku, kau akhirnya kualat dengan K! Buktinya, uangmu habis dalam waktu kurang dari satu menit! Bodoh!" The Godfather menyindirku.
Ouch! It's hurt! He is hurting my heart with his words! Dad benar-benar telak dalam berkata-kata, sehingga aku terdiam karenanya.