Kesakitan di mata Reista semakin menjadi-jadi, cairan itu terus keluar dan membuat Reista mengigit bibirnya hingga berdarah karena sakitnya tak tertahankan.
Ramel terus mengusap lembut punggung tangan Reista, berusaha bernyanyi sesuatu yang indah agar fokus Reista teralihkan. Namun tetap saja, Reista masih sibuk menggigit bibirnya dan tubuhnya bergerak-gerak gelisah.. walaupun hanya gerakan kecil, namun Ramel tau bahwa Reista sedang merasakan sakit yang amat dahsyat.
Tak berapa lama, mulut Reista terlihat menganga dan tiba tiba kedua bola mata Reista keluar dengan sendirinya. Ramel yang melihat itu kaget bukan main, memencet tombol darurat yang ada di samping nakas.