Nandra duduk di sofa dan menepuk tanganya sekali, Televisi di depannya langsung menyala. kemudian robot pelayan datang memberikan minuman dan beberapa makanan ringan.
Nandra menghela nafasnya lelah saat melihat Dari arah ruangan sebelah, ayahnya datang sambil melepaskan kacamata. sepertinya baru saja menidurkan adiknya diruangan serba hijau. karena memang adiknya sangat menyukai warna hijau..
"Bagaimana siswa tahun ini? apakah ada sesuatu yang baru?", Tanya ayah Nandra yang ikut duduk di samping anaknya.
"Tidak ada Dad, Sama saja seperti tahun sebelumnya" ucap Nandra apa adanya, meminum jus apel dengan perlahan.
"Kau yakin? tapi Daddy lihat kau sedikit gelisah". Nandra hanya memainkan gelas di tangannya, ayahnya memang selalu tau apa yang sedang Nandra rasakan.
"Hanya sedikit pikiran, tidak ada hal besar Dad". Nandra masih mengelak, tidak ingin terlalu jujur pada Ayahnya.
"Sudah jelas-jelas terlihat bahwa kau itu memikirkan sesuatu besar, tapi masih saja mengelak". Ibunya keluar dari ruangan yang sama, membenarkan gaun tidur dan berjalan ke arah Nandra kemudian duduk di samping. mengambil gelas yang ada di tangan Nandra dan meminum cepat.
"Tidak ada Mom, kenapa tidak percaya padaku?". Tanya Nandra yang berpura-pura serius.
"Karena kau itu anak Mommy, Mommy tau betul apapun yang kau rasakan dan kau pikirkan. jika bukan hal besar, kau tidak mungkin datang kemari dengan wajah aneh itu". Nandra memutar bola matanya malas, ibunya ini terlalu berlebihan.. hanya karena Nandra mampir kemari sebentar saja sudah di tuduh macam macam.
"Mommy dan Daddy yang menyuruhku untuk datang kan?, Reiko tadi mengatakan sendiri padaku". Kata Nandra kesal, Ayahnya hanya tertawa saja sambil mengganti channel tv di depan mereka.
"Iya.. karena kau sudah sekali ditemui, padahal kita selalu berada di lingkungan yang sama. sebenarnya ada apa? apa Renand sudah bosan jadi anak Daddy dan Mommy? iya? mau jadi anak orang lain aja? karena Mommy perhatikan kau lebih suka bersama teman-temanmu dibandingkan bersama kami". ucapan Ibunya membuat Nandra langsung memegang tangan ibunya dengan sayang.
"Mommy kenapa berkata seperti itu? Renand senang bersama Mommy dan Daddy, tapi kan Renand sudah besar.. Jadi Renand hanya mau menghabiskan masa muda dengan baik". ucap Nandra pelan, sangat takut jika ibunya benar benar marah.
"Mommy tidak percaya, Renand pergi saja bersama teman-teman Renand.. sudah tidak usah memikirkan Daddy dan Mommy yang sudah semakin tua ini.. Biarkan Mommy jadi ibu yang tidak punya anak lagi.. biarkan saja". Nandra semakin kalut saat ibunya sudah merajuk,
"Mommy.. jangan begitu, Renand itu sayang sekali dengan Mommy.. Maafkan Renand, Renand janji akan membagi waktu untuk Mommy. Renand janji Mom.. jangan marah lagi". Nandra memeluk tubuh ibunya dengan erat, tidak ingin sampai ibunya sakit hati atau berpikir macam macam.
"Mommy itu hanya pura-pura saja, jika sudah susah bisa menemui dirimu. pasti memakai jurus pamungkas dengan pura pura merajuk". Ledek ayahnya dari samping,
"Ramelson!"
"Iya Reista sayang".
"Kau berani ya sekarang?",. Tanya Reista pelan, masih memeluk Nandra dan tidak membiarkan anaknya pergi dari pelukannya.
"Aku hanya berkata yang sebenarnya sayang". Kata Ramel pelan.
"Jangan datang ke kamarku, lihat saja kau..". Kata Reista yang sudah melempar makanan kering dari Piring ke arah wajah suaminya, Ramel hanya diam saja sambil tersenyum.
"Mom, sesak.. Mommy memeluk seperti Aku boneka saja". Reista langsung melepaskan pelukannya dan melihat anaknya yang baik baik saja.
"Karena Mommy rindu padamu sayang". Kata Reista yang sudah mencubit pipi anaknya gemas.
"Renand hanya tidak terlihat sehari saja seperti tidak melihat setahun",. Ucap Ramel lagi. membuat Reista melempar seluruh bunga yang ada di vas ke tubuh Ramel. "Sayang!!". Teriak Ramel yang sudah menyingkirkan bunga-bunga itu.
"Tau rasa, kau terus saja memotong pembicaraanku dengan anakku". Kata Reista.
"Dia anakku juga". Ucap Ramel tak mau kalah.
"dia anakmu, tapi aku ibunya". Kata Reista lagi.
"Aku ayahnya". Ramel memeletkan lidahnya pada Reista, Reista yang tidak terima langsung bangun dari duduknya, namun tangannya di tahan Oleh Nandra.
"Sudahlah Mom, aku kesini bukan ingin melihat kalian yang suka saling mengejek". Kata Nandra yang sudah pusing dengan kedua orangtuanya ini. mereka seperti anak kecil saja jika sudah bersama..
"Daddy jahat pada Mommy". Reista sengaja mengadu pada anaknya.
"Daddy.. berhentilah, Mommy bisa cepat tua dan keriput jika marah marah terus". Kata Nandra.
"Jadi Mommy ini Tua? keriput?", Reista berteriak sambil memperhatikan kedua laki laki di depannya. Ramel menutup matanya perlahan lalu membukanya,
"Sayang.. kau masih sangat muda, tidak tua ataupun keriput". Ramel menyenggol lengan anaknya dan mendelik kesal, akan ada perang jika sampai Reista mengamuk akibat perkataan bahwa Reista sudah tua dan keriput. anaknya ini punya mulut tidak bisa di hentikan sama sekali.
"Renand! Mommy tua dan keriput?" tanya Reista mencari pembelaan dari anaknya.
"Tidak Mommy sayang, itu hanya perumpamaan. jika Mommy sering marah marah.. Karen Daddy, Daddy suka sekali membuat Mommy marah, Salahkan Daddy". Kata Renand yang sudah membuat Ramel semakin resah.
"Kenapa kau jadi menyalahkan Daddy?" Kata Ramel tak terima.
"Ramel? kau selalu membuatku marah-marah, bagaimana ini? jika aku benar benar keriput dan tua". Kata Reista yang sudah meminta pertanggungjawaban.
"Sayang.. tenanglah, kau masih sangat cantik. bahkan bidadari saja kalah dengan kecantikan dirimu. Percaya padaku, apapun bentukmu kau tetap cantik". Ramel sudah mengelus tangan istrinya dengan sayang, Nandra yang melihat itu hanya tersenyum jahat.
Rasakan, ayahnya pasti sangat takut jika ibunya sudah murka..
"Benarkah? walaupun aku tua? keriput? gendut? tidak muda lagi?" Tanya Reista memastikan.
"Iya sayang.. kau tetap cantik di mataku, istriku satu-satunya yang terbaik di antara wanita terbaik lainnya.. Aku bahkan selalu jatuh cinta dan jatuh cinta selalu padamu.". Ucapan Ramel membuat Reista tersipu malu, namun Nandra Malah menutup telinganya karena geli dengan ucapan ayahnya sendiri yang begitu berlebihan.
"Kau selalu yang terbaik, aku juga selalu jatuh cinta dan cinta, cinta, cinta padamu". Reista langsung memeluk suaminya gemas. Ramel menghela nafas lega karena istrinya tidak murka. "Oh iya, Mommy ingin katakan sesuatu pada kalian berdua. berita baik". Kata Reista dengan semangat.
"Apa Mom?". Firasat Nandra tidak baik, bukan berita baik sesungguhnya.
"Mommy hamil lagi!!!". Nandra dan Ramel sama sama melotot horor, bahkan Nandra sudah meminum jus apelnya dengan cepat dan menahan dadanya agar tidak meledak saat ini.
sedangkan Ramel? dia sudah menutup matanya pelan, tidak siap jika Reista harus hamil lagi.
Kehamilan Reista adalah malapetaka bagi mereka para lelaki, karena apa? karena pasti mood Reista akan cepat berubah-rubah dan mempersulit Ramel serta Renand yang harus dijadikan tempat pelampiasan bagi Reista..