Ketika pintu kamarku sudah tertutup, tak lama terbuka lagi. Renand masuk kembali sambil mengacak rambutnya yang sudah sangat berantakan.
"Aahhh..! Bagaimana ini? Aku bahkan tidak bisa bertindak seolah-olah tak membutuhkan dirimu. aku tidak bisa, aku mau disini dan mau menemani dirimu. tapi aku bingung..." Aku yang melihat Renand sudah seperti pria aneh, hanya bisa menaikan sebelah alisnya bingung.
kenapa dia bisa masuk lagi? dan malah terlihat resah seperti anak muda? Ck! dasar aneh.
Renand menatap mataku, aku yang melihatnya pura-pura tidak peduli.
"Nafisah.. Maafkan aku, Aku ingin menggenggam tanganku dan tidak mau pergi dari sisimu. kumohon.. maukah kau berjalan lagi bersamaku?." Tanyanya dengan nada Serius, sebenarnya aku mau langsung mengangguk. tapi mengingat dia adalah suami orang, tentu saja aku hanya diam dan menatap matanya dengan pandangan yang datar.