Chereads / Creepy Haunted Story / Chapter 11 - My Son's Timmy ( The lost spirit ) Ch. 4

Chapter 11 - My Son's Timmy ( The lost spirit ) Ch. 4

Sepanjang perjalanan pulang Timmy merasakan sesuatu yang tidak beres dengan dirinya dan sekitarnya, seolah-olah dia sedang diawasi. Tak hanya satu, tetapi banyak makhluk 'kasat' yang memperhatikannya dari kejauhan bahkan aura mereka sangat terasa sampai membuat perut Timmy terasa tidak nyaman.

"Ughh ... bibi aku merasa mual."

Ucap Timmy kepada bibi Merry sambil memegangi perutnya.

"Kenapa tim? Apa kau merasa sakit lagi?" Tanya bibi Merry kepada Timmy.

"Tidak bi, hanya saja aku merasa mual." Jelas Timmy yang pada saat itu mulai merasa semakin buruk dan akhirnya memilih berhenti berjalan. Bibi Merry yang kebingungan segera memeriksa keadaan Timmy, saat bibi Merry mencoba mengangkat tubuh Timmy yang sedang berjongkok kala itu, Timmy tiba-tiba meringis kesakitan dan itu tentu saja membuat bibi Merry terkejut.

"Tim ... apa benar kamu tidak apa-apa nak? Pegang leher bibi, biar aku menggendongmu sampai rumah."

Ucap bibi Merry seraya mengangkat tubuh mungil Timmy yang sudah tak dapat berjalan lagi.

"Bi ... perutku sakit, sakit sekali..."

Timmy berbicara sambil menahan rasa sakit di perutnya.

"Sesampainya di rumah bibi akan menelpon dokter untuk datang kerumah kita nak, biar dia memeriksamu. Kamu tahan lah sebentar ya, kita akan sampai sebentar lagi nak."

Ucap bibi Merry panjang lebar, dan Timmy pun mengangguk pelan tanda dia mengerti.

Sesampainya di rumah, bibi Merry langsung membawa Timmy yang malang ke dalam kamarnya dan membaringkannya di atas kasurnya.

"Coba angkat bajumu Tim, bibi ingin memastikan jika kamu tidak terluka."

Bibi Merry berkata sambil membantu Timmy membuka bajunya, namun betapa kagetnya bibi Merry ketika dia melihat badan Timmy yang penuh lebam dan luka memar seperti bekas hantaman benda tumpul.

"Oh Tuhan ... anakku Timmy, ada apa dengan semua ini? Lihat badanmu nak. Banyak sekali lebam di badanmu."

Bibi Merry menangis melihat badan Timmy yang terbungkus dengan banyak bekas luka memar. Begitu pula Timmy, dia hanya memperhatikan dan terkejut dengan semua yang dia lihat. Bibi Merry yang panik langsung berlari menuju ruang keluarga untuk menelpon seorang dokter untuk memeriksa keadaan Timmy.

"Ada apa ini, kenapa badanku seperti ini. Apa ini semua perbuatan makhluk jahat tadi."

Seluruh pertanyaan berkecamuk di dalam batinnya, antara bingung dan ketakutan menjadi satu.

"Makhluk-makhluk itu mencoba masuk kedalam badanmu Tim, tetapi mereka tidak bisa. Itu yang menyebabkan badanmu menjadi memar-memar."

Suara halus terdengar di telinga Timmy. Suara roh putih yang seketika membuat Timmy terkejut karenanya.

"Roh ... apakah aku akan baik-baik saja? Apakah suatu hari nanti mereka akan membunuhku?"

Tanya Timmy kepada roh putih, tetapi belum sempat menjawab pertanyaan Timmy, tiba-tiba terdengar suara gesekan benda seperti ranting di luar kaca jendela, semakin lama suara decitan itu semakin keras dan di susul oleh ketukan yang kencang.

Timmy yang mulai ketakutan, berlari ke arah pintu keluar kamar untuk menyusul bibi Merry yang sedang berada di ruang keluarga.

Namun saat dia berada di depan pintu, yang dia temukan adalah bibi Merry yang sedang memegang sesuatu seperti pisau, dan menyeringai ke arah Timmy.

Timmy yang ketakutan berlari kembali menuju kamarnya dan mengunci pintu kamar untuk memastikan bibi Merry atau makhluk lainnya tidak masuk kedalam kamar.

Suara ketukan pintu mulai terdengar.

"Tim ... buka nak, ini bibi Membawakan kue dan segelas susu untukmu."

Seseorang dibalik pintu itu memang terdengar seperti bibi Merry, tetapi Timmy yakin jika itu bukanlah bibi Merry. Dia tetap diam di kamar bersembunyi di bawah kasur, tiba-tiba makhluk dari dalam lemari Timmy merangkak keluar dan mengendus-endus ke segala arah.

"Ya Tuhan ... apalagi ini. Tolong lindungi aku."

Timmy yang berdo'a di tengah ketakutannya, mulai merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam dada menuju ke tenggorokan nya. Setitik cahaya yang semakin lama semakin membesar, ternyata roh putih menampakan wujudnya. Dia berdiri tepat di depan Timmy, makhluk yang berasal dari lemari Timmy merangkak keluar menembus pintu kamar Timmy, lalu tiba-tiba terdengar jeritan perih yang sangat memekakan telinga.

"Tenang Tim ... makhluk lemari itu sedang berusaha menjaga daerah teritorinya, dia tidak suka rumahnya di ganggu oleh makhluk lain. Sementara itu kamu diamlah disitu, aku disini akan menjagamu."

Jelas roh putih panjang lebar, sampai akhirnya keadaan tiba-tiba hening. Suasana seperti itu yang tidak Timmy sukai, dia tahu jika sesuatu akan menjadi lebih menakutkan dari sebelumnya.

"A ... ada apa ini? Bisa kau jelaskan padaku?"

Tanya Timmy kepada roh putih.

"Sepertinya teman lemarimu sudah mati."

Timmy yang mendengar itu merasa ada sedikit rasa sedih di hatinya, mengingat makhluk itu mencoba melindunginya secara tidak langsung.

"BRAKKKKK.!!!"

Suara pintu terdorong dan terbuka, itu artinya makhluk itu sudah bebas masuk kedalam kamar Timmy.

"Hai~~ khukhukhukhu... akhirnya aku menemukan rumahmu hahahahahahhahahah"

Suara cekikikan terdengar dari luar kamar, Timmy bergidik melihat jar tangan hitam besar mencengkram dinding kamar Timmy dan mulai merangkak masuk dari kegelapan.

Bentuknya yang menyeramkan, makhluk berbulu yang bermata merah, mulut yang sangat lebar dengan gigi runcing yang panjang menyeringai ke arah Timmy. Dari sela-sela bulunya terlihat bagian-bagian tubuh manusia yang tergantung.

"Tak lama lagi kau akan menjadi koleksiku, dasar kau anak brengsek.!!"

Ucap makhluk mengerikan itu terhadap Timmy.

Timmy yang mulai berpikir kerasa tentang apa kesalahannya sampai dia membuat makhluk mengerikan itu marah dan mencoba membunuhnya.

Saat makhluk itu meloncat ke arah Timmy. Timmy terkesiap kaget, pandangannya kabur dan saat itu dia tersadar bahwa dirinya ada di dalam kamar sedang berbaring dan melihat bibi Merry yang sudah menangis sambil mengguncang-guncangkan badannya.

"Tim.!! Anakku ... bangunlah nak, kau sudah sadarkan?"

Bibi Merry memeluk Timmy yang masih lemas dan kebingungan, melihat apa yang terjadi.

"Tadi ... sebenarnya ada apa bi? Dimana makhluk itu?"

Tanya Timmy kepada bibi Merry yang masih memeluk badannya.

"Tim ... bibi tidak tahu apa yang terjadi dan makhluk apa yang kamu maksud, tapi yang bibi tahu saat bibi masuk kedalam kamar, bibi sudah melihatmu bersibah darah dan tidak bernafas. Kamu memuntahkan sangat banyak darah, dokter pun kebingungan karena nafas dan nadimu berhenti.

Dokter bilang kau kena serangan jantung mendadak, tapi syukurlah sekarang kau sudah bangun, ini sebuah keajaiban nak."

Bibi Merry yang masih saja menangis sesenggukan mulai menenangkan diri dan mulai mencoba mengganti pakaian juga membersihkan badan Timmy, betapa terkejutnya bibi Merry saat melihat lebam dan luka-luka di badan Timmy menghilang.

"Ya Ampun ... ini benar-benar sebuah keajaiban nak. Semoga Tuhan senantiasa selalu melindungimu." Bibi Merry yang mulai kembali berkaca-kaca memanggil dokter yang sedari tadi menunggu, lalu memintanya untuk memeriksa Timmy.

Reaksi sang dokter tidak jauh berbeda dengan bibi Merry, diapun mengatakan bahwa kasus Timmy adalah sebuah keajaiban. Tetapi berbeda dengan Timmy, dia masih saja merasa ada yang tidak beres, aura gelap masih mengelilingi kamarnya, dan juga dia mengetahui jika tadi dia hampir mati oleh makhluk mengerikan itu. Dia juga semakin memahami, jika sebenarnya makhluk itu tidak bisa membunuhnya di dunia nyata, maka dari itu makhluk itu membawa jiwanya yang sedang lelah ke alamnya. Mencoba membunuhnya di alam sana, yang jikalau itu terjadi maka raganya tidak akan memiliki jiwa, dengab kata lain dia akan benar-benar mati.

"Maafkan aku bi ... di usiamu yang renta, aku hanya bisa merepotkanmu saja."

Ucap Timmy yang sedari tadi memikirkan begitu banyak hal sampai-sampai ia melupakan perjuangan bibi Merry untuk membangunkannya dari alam bawah sadarnya.

" Tak apa nak ... bibi sudah berjanji pada ayahmu untuk menjagamu."

Senyum bibi Merry membuat suasana menjadi hangat. Di tengah-tengah ketenangan yang Timmy rasakan, dia melihat jari-jari besar dan panjang menggenggam bilah pintu kamarnya. Jari-jari tangan itu perlahan menghilang, di iringi suara cekikikan yang menyeramkan.

"Hihihihihihiihihhii~ aku akan kembali lagi. Khukhukhu"

Timmy memeluk bibi Merry dengan erat. Mencoba menenangkan dirinya dari rasa takut yang tak pernah berakhir.

▪︎

▪︎

▪︎

( BERSAMBUNG )