Sinar matahari pagi yang hangat mulai mengintip dari balik gorden jendela Timmy, rasa hangat matahari membangunkan Timmy yang sedang tertidur pulas.
"Uh.. ini sudah siang ya. Mengapa bibi Merry tidak membangunkanku.."
Fikir Timmy yang mulai mencoba bangun dari tempat tidurnya, dia tidak melihat apapun dan siapapun di kamarnya, matras yang di gunakan bibi Merry untuk tidur sudah kembali kedalam lemari, terlipat dengan rapi. Dia mulai berjalan menuju keluar kamarnya seraya memeriksa sekitar, dia mencari keberadaan bibi Merry.
"Kenapa keadan rumah sangat sunyi.? Aku benci keadaan seperti ini. Apa mungkin dia pergi berbelanja.?"
Timmy berjalan menuju ruang tengah dan masih mencoba mencari keberadaan bibi Merry. Tak lama kemudian terdengan suara pintu terbuka, yang berasal dari arah depan.
"Timm... apakah kau sudah bangun? Maafkan bibi, tadi bibi tidak tega membangunkanmu yang tidur sangat nyenyak"
Suara bibi Merry yang sangat hangat membuat perasaan was-was Timmy seketika menghilang.
"Bibi pergi kemana? Aku mencarimu sedari tadi."
Ucap Timmy bertanya.
"Aku pergi membeli keperluan dapur nak. Besok kan kamu mulai bersekolah, jadi bibi membeli beberapa bahan untuk bekalmu besok ke sekolah."
Timmy hanya mendengarkan penjelasan bibi Merry dan dia menyadari sesuatu yang aneh.
"Bibi.. Sejak kapan kau tidak memakai kacamata? dan sejak kapan matamu berwarna coklat.?"
Seketika bibi Merry menghentikan kegiatannya.
"Tim.. Sepertinya kau masih terlalu lelah, pergilah beristirahat lagi."
Ucap bibi Merry dengan intonasi yang aneh.
"Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan? Dimana bibi Merry?"
Seketika suasana menjadi hening, lalu tiba-tiba bibi Merry menangis tersedu-sedu, yang membuat Timmy merasah terganggu.
"Hihi.. ternyata kamu menyadarinya. Kau tak sebodoh yang aku kira."
Seketika suara bibi Merry berubah menjadi suara perempuan muda yang sendu.
"Keluar kau dari sana, kembalikan bibi Merry."
Ucap Timmy dingin.
"Sebentar..aku ingin menyanpaikan sesuatu."
Ucap roh itu, kepada Timmy.
"Tidak.. Keluar sekarang, aku tidak ingin mendengar apapun darimu."
Lalu Timmy memejamkan matanya, mulutnya komat-kamit. Entah melafalkan mantra atau hanya sekedar berdo'a. Tiba-tiba roh itu menjerit ketakutan, meninggalkan tubuh bibi Merry yang tergeletak begitu saja di lantai.
"Bi...apa kau baik-baik saja?"
Timmy mengguncangkan badan bibi Merry untuk membangunkan nya, tetapi tidak ada tanda-tanda bibi merry akan siuman.
"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan."
Di tengah kebingungan nya tiba-tiba muncul makhluk lain dari ujung ruangan, dia merangkak perlahan menyeret setengah dari tubuh bagian bawahnya. Timmy yang menyadari hal itu langsung panik dan kebingungan.
"Diam di situ, jangan mendekat..!"
Teriak Timmy pada makhluk itu, tapi tidak mendapat respon yang baik. Makhluk itu mempercepat gerakan nya, Timmy mulai komat-kamit lagi, tetap saja tidak berhasil. Di saat makhluk itu semakin mendekat, tiba-tiba iblis aneh itu menjauh dan menghilang, seperti ketakutan akan sesuatu.
Suasana rumah kembali hening, tanpa di sadari oleh Timmy ternyata bibi merry sudah smulai sadar dan meraba-raba sekitarnya.
"Bibi... Apa kau baik-baik saja?"
Tanya Timmy khawatir.
"Ada apa Tim.. Badan bibi rasanya sakit sekali."
Jawab bibi Merry kepada Timmy.
"Umm.. Tidak ada apa-apa bi. Tadi kamu pingsan begitu sampai di rumah."
Ucap Timmy sambil membantu membangunkan bibi Merry.
"Bibi merasa bingung, rasanya tadi bibi baru sampai pertigaan jalan, tapi tiba-tiba bibi sudah ada di sini."
Bibi Merry merasa kebingungan dengan apa yang terjadi.
"Sudah bi.. Jangan terlalu banyak di fikirkan, mungkin bibi melamun dan kelelahan. Aku antar ke kamar ya bi.."
Ucap Timmy seraya menuntun bibi Merry ke kamarnya untuk beristirahat.
Sesampainya di kamar, bibi Merry langsung merebahkan badan nya dan beristirahat, sementara Timmy pergi ke ruang tengah.
"Henry...Henryy.. Kau di sini kan.? Tolong jawab aku."
Timmy memanggil Henry ke segala sudut ruangan.
"Ya.. Tim, aku disini."
Suara misterus tiba-tiba terdengar dari dalam kamar
Khusus tamu yang sudah lama sekali kosong. lalu sosok itu keluar dan memperlihatkan wujudnya.
"Haruskah aku memanggilmu paman?"
ucap Timmy sambil tertawa kecil.
"Ngomong-ngomong terima kasih telah menolongku tadi, jika tidak mungkin bibi Merry akan kerasukan lagi. Aku bingun kenapa jadi banyak sekali roh jahat di rumah ini."
Timmy yang bingung menceritakan keresahan nya pada henry.
"Itu karena mereka merasakan kekuatan yang besar, tapi ketika masuk mereka tidak tahu dimana dan dari mana kekuatan itu berasal. Kau harus hati-hati, tenang saja aku akan menjagamu dan Merry"
Penjelasa Henry membuat Timmy semakin kebingungan dan ada sedikit rasa takut dalam hatinya.
"Apakah aku akan baik-baik saja?"
Tanya Timmy pada Henry.
"Mengapa kamu bertanya seperti itu? Tentu saja kau akan baik-baik saja. Kau kan kuat dan ada aku disini."
Ucap Henry yang sedikit menghibur.
"Ayolah.. Aku hanyak anak 11 tahun, wajar saja kan jika aku takut."
Timmy yang resah mulai merasa tidak nyaman dengan semua ini.
"Dengarkan pamanmu ini Tim.. Kau mungkin memang kecil, tetapi fikiran dan kemampuanmu tidak seperti anak kecil pada umumnya. Kau harus percaya pada dirimu sendiri."
Timmy mendengarkan semua ucapan Henry dengan seksama, dan tak lama Henry pergi menghilang tanpa jejak, hanya terdengar bisikan kecil di telinga Timmy.
"Merry sudah bangun, jaga dia untukku ya."
Timmy terdiam sejenak dan tersenyum kecil.
"Baik paman. Terima kasih banyak."
•
•
Haripun tak terasa sudah mulai menjelang malam, kejadian hari ini benar-benar menguras fikiran Timmy yang terbilang masih berumur sangat muda, dia merasa jika suatu saat di mampu mengendalikan semuanya tetapi tetap saja, selalu ada rasa takut dan keraguan dihati kecilnya.
Timmy yang sudah bersiap-siap akan pergi tidur, merasakan hawa atau aura yang sangat tidak biasa. Aura yang sangat asing untuknya, tapi dia tidak ingin terlalu banyak berfikir akan hal-hal memgenai roh dan sebagainya, justru dia lebih mengkhawatirkan hari esok dimana dia mulai bersekolah lagi karena tahun ajaran baru akan segera dimulai. Dia memikirkan ejekan dan hinaan apalagi yang akan dia terima, tanpa sadar diapun mulai tertidur di atas kasurnya yang hangat.
( "nak.. nak.. jika kau mendengarku, aku mohon tolong aku. tolong... kasihan anak itu sendirian." )
"UHH..!!"
Timmy yang tiba-tiba terbangun, dan menyadari bahwa dia dalam keadaan yang sangat tidak baik. lengan nya dingin dan keringat bercucuran dimana-mana. Timmy bermimpi di datangi oleh sosok perempuan yang merasuki bibi Merry, entah apa tujuannya dan apa yang ingin di sampaikan oleh roh itu. Timmy merasa kebingungan dan merasa takut, mengapa semuanya menjadi seperti ini.
Dengan nafas tersengal-sengal dia mengatakan sesuatu dari dalam kamarnya yang remang-remang, hanya di terangi oleh lampu tidur kecil.
"Siapapun kau. Aku tidak ingin ikut campur masalahmu, Aku hanya seorang anak kecil yang bahkan untuk menolong diri sendiripun aku kesulitan. Tolong menjauhlah dariku." ucap Timmy.
Seketika terdengar suara pintu yang tiba-tiba tertutup kencang, bahkan suaranya mengagetkan Timmy yang sedang dalam keadaan resah.
dari arah pintu Timmy melihat sesosok bayangan hitam tinggi berambut panjang menjuntai, matanya yang menyala dan wajahnya yang separuhnya sudah hancur itu perlahan -lahan menghampiri Timmy. Pelan tapi pasti makhluk itu mendekati Timmy dan tiba-tiba semuanya
gelap gulita...
"hihihihihi.. ketemu kau.!" makhluk itu menyeringai menatap Timmy tajam di kegelapan.
•
•
•
•
( BERSAMBUNG )