Klan Wei pernah menjadi klan terkuat di benua sibling. Tetapi akibat sumber daya dan hartanya yang menipis di curi seorang mata-mata yang selama ini menyusup menjadi bagian dari klan mereka.
klan Wei semakin sulit mengembangkan kultivasi nya. Saat penyusup itu sudah tertangkap basah oleh murid yang berpatroli, takut di ketahui asal usulnya penyusup itu melarikan diri.
Selama puluhan tahun terakhir, kekuatan klan Wei tiba-tiba merosot jatuh ke bawah. Banyak musuh yang ingin memusnah kan klan Wei.
Mereka menganggap klan Wei selama ini adalah ancaman, saat klan Wei masih menjadi yang terkuat para musuh sudah merencanakan penyerangan tetapi tidak pernah ada peluang. Jadi saat sudah ada kesempatan sekarang mereka tidak ingin menunda lagi!
Serangan yang di dapatkan klan Wei berasal dari klan gu yang selama ini selalu ingin memusnahkan klan Wei. Alasannya karena pemimpin klan gu mereka yang memiliki keserakahan dan iri hati terhadap anak pemimpin dari klan Wei.
"Musnahkan klan Wei!"
"Jangan sampai sisakan satu pun keturunan mereka! hahahahahah." Dengan tawa khasnya yang merasakan kepuasaan pemimpin klan gu. Gu lan merasa di atas angin.
"Gu lan! Kenapa kau lakukan ini semua klan Wei tidak pernah menggangu klan gu?!" Dengan baju yang di mandikan darah, Wei Zu pemimpin dari klan Wei dengan emosinya berteriak ke arah gu lan.
Perlawanan demi perlawanan masih berlanjut antara klan Wei dengan klan gu.
"Hahahahaha, kau tidak perlu tau alasannya Wei Zu yang aku ingin kan Hanyalah kemusnahan klan wei!"
Wei Zu yang di sibukkan dengan tangan kanan gu lan. Bernama gu Li, mencoba mencerna apa yang gu lan katakan, Wei Zu semakin mengeratkan pegangannya di pedangnya sampai kuku-kuku nya memutih.
"Aku bukan lah pemimpin yang baik, aku bodoh! Klan Wei akan musnah karena kebodohan ku sebagai pemimpin, maafkan aku para leluhur aku tidak bisa mempertahankan klan Wei." Batin Wei Zu.
tanpa dia sadari air matanya mengalir dengan rasa penyesalan yang teramat dalam.
Di tempat lain tepat di belakang paviliun klan Wei sepasang suami istri, Wei yan dan Wei Xin mempercepat langkahnya menuju ruang rahasia klan Wei. Sepasang suami istri itu membawa seorang anak laki-laki mereka dan cucu dari Wei Zu.
"Ayah, ibu kita mau ke mana?" Ia berbicara dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Dengan langkah terburu-buru Wei Yan dan Wei Xin tidak menjawab pertanyaan anak nya sama sekali, gu xin hanya menangis dalam diam tanpa suara. Sesampainya di ruang rahasia, di dalam nya terdapat sebuah goa.
Sepasang suami istri itu berlari menuju ke dalam goa. Setelah sampai gu Xin menurunkan anaknya dari gendongan, sambil memegang pundak anaknya gu Xin berkata.
"Anak ibu, tinggal di sini sampai keadaan membaik jangan keluar sampai perang di luar berhenti."
Dengan air mata yang mengalir di iringi isak tangis seorang ibu yang tidak rela melepaskan anaknya.
"Anakku, kau adalah satu-satunya penerus sah klan Wei tolong bertahan lah di sini sebentar sampai keadaan membaik."
Dengan perasaan yang sedih mendalam Wei Yan harus meninggalkan anak semata wayangnya seorang diri di dalam goa hanya di bekali selimut dengan makanan dan minuman yang mereka bawa.
"Anak ku, jika ayah dan ibu tidak kembali kau harus bertahan dan balaskan dendam klan kita! Kau harus jadi kuat anakku! Maafkan ayah dan ibu, kami berdua selalu berada di dalam hatimu." Sambil memeluk anak mereka, dengan perasaan yang sedih.
Setelah mereka berpelukan cukup lama, mereka berdua tidak bisa menunda lagi dan melepaskan pelukan dari anak semata wayang mereka, meninggalkannya seorang diri di dalam goa.
untuk ikut berjuang melawan klan gu!
"Ayah, ibu! Jangan tinggalkan aku!" Dengan suara Isak tangis nya, ia berusaha berlari mengejar orang tuanya.
di saat yang tidak di duga kaki mungilnya tersandung batu dan terjatuh darah mengalir di kakinya, dia tidak bisa bergerak mengejar lagi.
Dia berusaha bangkit dan duduk dengan tubuh bergetar ketakutan, anak laki-laki berusia 5 tahun itu menangis terisak dengan tubuh bergetar bulir-bulir bening itu turun deras di kedua pipi di wajah tampannya.
"Aya-h, i-bu jang-an tinggal-kan a-ku." Dengan suara bergetar ketakutan.
Isak tangis nya terus menjadi-jadi sampai tidak di rasa air mata nya kering. Matanya tidak bisa mengeluarkan air mata lagi.
Di luar goa gu Xin membalikkan badan nya untuk memandang ke dalam goa sejenak dia sudah punya firasat mungkin ini adalah akhir dari hidupnya.
"Anak ku, maafkan ayah dan ibu ini untuk kebaikanmu." Batin gu Xin dengan air mata yang masih membasahi wajah cantiknya.
"Ayahhhhh! ayah bangun! maafkan aku terlambat."
Wei Yan dengan baju bermandikan darah. memangku kepala Wei Zu dengan perasaan yang sulit di artikan, Wei Zu sudah di kalahkan oleh gu li tangan kanan gu yan. Setelah pertukaran ratusan jurus gu Li di nyatakan lebih unggul dengan pil pemulih qi yang dia miliki.
"Ayah mertua!"
Wei Xin yang masih melawan orang-orang klan gu di kagetkan dengan keadaan ayah mertuanya,
Wei Xin terkurung dalam fikirannya sendiri, kenangan-kenangan yang di laluinya di masalalu melintas di fikiran Wei xin membuatnya
meneteskan air mata dalam diam.
Terlintas kenangan yang sangat penting baginya, di mana dulu dia adalah anak jalanan yang di temukan di hutan oleh wei zu dengan keadaan terluka.
Marga Wei Xin sebenarnya adalah Yan, karena kedua orang tuanya meninggal sejak dia kecil, ia tinggal seorang diri. Yan Xin kecil saat itu masih berusia 9 tahun, sampai di mana saat dia mencari ranting kayu di hutan, Yan Xin di serang segerombolan makhluk gaib yang mempunyai rupa anak harimau.
Setelah Yan xin di cabik-cabik oleh makhluk gaib Yan Xin terluka parah dengan keadaanya yang setengah sadar Yan xin masih berusaha bertahan.
Yan Xin samar-samar melihat ada seorang laki-laki dewasa yang menghampirinya, Setelah itu kesadaran Yan Xin menghilang.
Wei Zu yang sedang melakukan perjalanan kembali ke kota laozu kaget melihat anak di bawah umur sedang terbaring lemas di tanah dengan banyak bekas luka cabikan, Wei Zu memeriksa keadaan gadis kecil itu.
Wei Zu bisa merasakan hawa kehidupan nya masih ada, Wei Zu dengan cepat menggendongnya berharap bisa menyelamatkan nyawa gadis kecil itu.
Sambil mengalirkan qi nya ke tubuh gadis kecil, Wei Zu membawa gadis kecil itu ke kediaman klan wei. Ternyata yang di tolong Wei Zu adalah Yan Xin kecil Dan saat itu lah yan Xin di beri marga Wei karena sudah di anggap anak sendiri oleh wei Zu.
Dan sekarang Yan Xin sudah menjadi menantunya karena Wei yan dan Yan Xin saling mencintai.
Setelah sadar dari kenangan masa lalu, Wei Xin dengan emosi yang meledak-ledak matanya menatap penuh kebencian ke arah gu lan di sertai hawa membunuhnya yang kuat. Gu lan yang merasa di tatap seperti itu hanya menunjukkan seringaiannya.
"Bajingan! Gu lan! Akan ku habisi kau!"
Wei Xin berlari sekencang mungkin dengan emosinya yang meledak-ledak tidak memikirkan apapun selain berniat membunuh dalang dari semua kekacauan.
"Minggir kalian!" Semua musuh yang berusaha menghalang jalan Wei Xin di bunuh semua dengan sekali tebasan.
Saat Wei Xin menghabisi musuh-musuh yang menghalangi jalannya, tanpa ia sadari ada pedang dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya.
Belum sempat Wei Xin menghindar pedang itu sudah menancap di perutnya dengan darah yang keluar mengalir deras, Wei Xin mengepal kan tangannya dengan penuh kebencian Wei Xin sudah tau siapa yang melakukannya.
Gu lan. Ya, dia yang melakukannya dengan seringaian liciknya dia merasa bangga akan hasilnya tepat sasaran.
Wei Xin terjatuh lemas berlutut, dia memandang gu lan dengan penuh kebencian mendalam.
"Wei Xin, tidakkkkkkkkkkkkk...!"
Teriakan frustasi dari Wei Yan yang di aliri qi sangat besar menggema sampai keluar kota laozu, membuat orang yang mendengarnya ikut merasakan kehilangan yang teramat mendalam.
Bahkan semua warga kota laozu menangis sedih ikut terpukul, mereka semua larut dalam fikiran masing-masing dengan perasaan terpukul, tidak ada lagi klan Wei yang selalu membantu mereka dalam kesulitan. Mereka semua hanya pasrah bagaimana masadepan kota laozu nantinya.
"Su-a-miku ma-af-kan a-ku, a-ku s-a..ng-at mencin-taimu." Dengan mulut yang terbata-bata. mengeluarkan banyak darah Wei Xin mengungkap kata terakhir nya untuk Wei yan.
"Hahahaha lihat! Wei yan lihat! istri tercintamu sudah tiada ahahahaha." Tawa kemenangan dari gu lan menggema bagaikan orang kehilangan akal sehat.
Dia berhasil mengambil nyawa wanita yang sangat di cintai Wei Yan!
"Tidak,tidak,tidak...! Wei Xin!" Wei Yan berusaha mengambil jasad istrinya, Wei Yan mengamuk semua orang yang menghalangi nya terhempas sampai membentur bangunan.
Dengan kekuatan qi yang besar Wei Yan menumpas habis semua musuh yang menghalangi jalannya.
Wei Yan memeluk begitu erat jasad Wei Xin dengan Isak tangisnya yang pecah, kehilangan seorang ayah yang sangat dia banggakan sudah membuatnya sangat terpukul. Sekarang kehilangan wanita yang sangat di cintai nya.
Keputusasaan. Ya, hanya itu yang di rasakan Wei Yan sekarang.
"Aku berharap anakku Wei lu bisa tetap bertahan." Batin wei Yan dengan tatapan kosong penuh keputusasaan dan kebencian yang mendalam.
Ya, anak berusia 5 tahun itu adalah Wei lu kecil anak dari Wei Xin dan Wei Yan.
Wei Yan mengambil pedang Wei Xin. Dengan suara lantangnya Wei Yan berkata.
"Gu lan! Klan gu! Aku bersumpah! Suatu saat Kalian akan merasakan pembalasan dari perbuatan kalian sendiri!" Di iringi suara petir yang menyambar-nyambar Wei Yan mengucapkan sumpahnya.
Setelah mengucapkan sumpah Wei Yan membunuh dirinya sendiri dengan pedang Wei Xin,"aku menyusul kalian Wei Xin, a-yah" batin Wei Yan.
Semua klan Wei sudah habis di bunuh orang-orang klan gu, walaupun klan Wei hilang di benua sibling. Orang-orang klan Wei tetap tersenyum bahagia di ujung kematiannya, karena mereka merasa sudah berusaha berjuang sekuat tenaga untung memperjuangkan klan wei.
Di dalam goa Wei lu tersentak kaget dengan suara petir yang menggelegar. Wei lu semakin gemetar ketakutan, Wei lu dengan jelas mendengar sumpah yang di ucapkan ayahnya.
Wei lu ingin berteriak sekencang-kencang tapi tidak bisa ia lakukan, tenggorokannya terasa sakit. Wei lu ingin menangis pun sudah tidak bisa air matanya benar-benar kering, yang sekarang dia rasakan hanya lah kebencian, kebencian, kebencian!
" Dasar bodoh! Membunuh diri sendiri padahal di beri kesempatan hidup."
"Kemenangan! Kemenangan!"
Sorak kegembiraan dari klan gu bukti berakhirnya pertumpahan darah, walaupun klan gu banyak yang gugur tapi mereka merasa bangga dengan hasil yang di dapat.
Klan gu memeriksa semua tempat di kediaman klan Wei, merasa tidak menemukan apa-apa. Klan gu meninggalkan kediaman klan Wei, dengan wajah penuh kemenangan kembali pulang ke kota ying. Dengan membawa jasad teman-teman mereka untuk di makamkan di kediaman klan gu.
Wei lu berusaha bangkit walau jatuh berkali-kali, ia tetap berusaha supaya bisa keluar dari goa untuk melihat keadaan.
Wei lu berlari sekencang mungkin bersama kaki yang berlumuran darah. Setelah dia sampai di tempat matanya penuh amarah kebencian, Wei lu ingin menangis tapi tetap tidak bisa mengeluarkan air mata.
Wei lu mencari jasad orangtua nya dan kakeknya, setelah menemukannya Wei lu jatuh berlutut dengan kedua tangan nya di letakkan di tanah. Seakan melupakan rasa sakitnya, Wei lu menundukkan wajah nya. Dengan tangan nya mengepal sampai kuku-kuku nya memutih, mata yang penuh tekad dan amarah.
"Ayah, ibu, kakek, semua klan Wei. aku berjanji! akan membalaskan kematian kalian!"
"Tuan muda Wei lu, tuan muda!"
Wei lu mendengar ada suara orang yang memanggilnya, Wei lu mencari sumber suara itu. Dan dia menemukan seorang wanita berusia 30 tahunan berlari ke arah nya dengan tergesa-gesa.
"Bibi yu!"
"Tuan muda Wei, iya ini bibi." Wei yu terisak langsung memeluk Wei lu dia bersyukur bisa melihat tuan mudanya masih hidup.
Di antara semua orang di klan Wei bisa di katakan Wei lu sangat akrab dengan Wei yu, saat itu Wei yu tidak ada di kediaman karena ada misi membantu warga desa di kota zo membasmi para makhluk gaib yang mengamuk. Karena memang kota zo dekat dengan hutan tanpa cahaya.
Saat Wei yu menyelesaikan misi nya dan kembali ke kota laozu dia di kagetkan dengan keadaan kediaman klan Wei, dia menangis sejadi-jadinya berusaha mencari orang yang masih hidup tapi tidak dia temukan. Dia merasa terpukul!sangat terpukul! dia putus asa ingin membunuh dirinya sendiri.
Tapi belum sempat dia melakukan nya, dia melihat tuan muda nya masih hidup. Dia langsung melupakan hal gila yang ingin dia lakukan. Dia bertekad membawa Wei lu pergi jauh dari kota laozu.
"Bibi yu, sebelum kita pergi kita makamkan dengan layak dulu ayah, ibu, kakek, dan semua orang klan Wei" Wei lu berkata dengan wajah tanpa ekspresi.
Setelah semua di makamkan Wei lu dan Wei yu memberikan penghormatan. Abu dari Wei yan, Wei Xin , Wei zu, dan semua klan Wei. Di tempatkan di dalam goa rahasia klan Wei.
"Ayah, ibu, kakek, Aku akan membalaskan dendam kalian semua." Batin Wei lu dengan gerakan penghormatan terakhirnya.
Di mulai dari kejadian ini membuat Wei lu kecil menjadi tidak mempunyai ekspresi lagi, air mata tidak bisa keluar lagi dari mata indahnya, tidak bisa merasakan perasaan hatinya lagi, bagaikan lautan es yang abadi.
Membuat Wei lu kecil mempunyai pemikiran lebih dewasa dari pada anak-anak seusianya.
****************
Terimakasih🤍
Jika ada kesalahan mohon di beri kritik dan saran🌹
penulis baru pemula Cerita ini karya imajinasi dari penulis sendiri yang di pendam bertahun-tahun.
Tunggu kelanjutannya!