Samar-samar, aku mendengar seseorang menangis di sampingku. Semakin sini suaranya semakin terdengar.
Aku perlahan membuka mata dan mendapati Alif tengah berbaring di ranjang yang berbeda dengan ku.
Matanya sembab dan mukanya begitu merah.
Aku berusaha bangun tapi Hamzah melarangku.
"Kamu duduk di sini saja. Aku akan menangani Alif dulu." ujarnya.
Aku menarik jas lengan Hamzah untuk menghentikannya.
Dia terdiam sesaat kemudian berbalik padaku, "iya? Apa kamu butuh sesuatu?"
"Apa yang terjadi pada Alif?"
Hamzah tiba-tiba menundukkan kepalanya dan tak mau memandang wajah ku.
Mataku memanas dan terus menatap tingkahnya yang gugup, "katakan padaku Hamzah! Apa yang terjadi pada Alif?"
"Maafkan aku, Reine." Dia melepaskan tarikan ku kemudian segera menuju ranjang Alif.
Aku turun dari kasurku kemudian menghampiri Alif yang terus memegangi perutnya.