Tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Wanita itu terus saja melamun memikirkan sesuatu hal yang bagi dirinya tabu.
Sejak terakhir bertemu dengan Rizki kala itu, hati Lia selalu berdebar tak karuan seperti sebuah pertanda tapi dirinya sendiri tidak bisa memastikan apa.
Lia sudah berusaha memberi pesan kepada Rizki beberapa kali namun tak kunjung dibalas.
Hatinya semakin kalut dan terus berharap kepada Allah semoga tidak ada sesuatu yang terjadi kepada Rizki.
"Aku selalu berharap yang terbaik untuk Rizki. Tak ada yang bisa aku harapkan lagi selain kebahagiaan pada dirinya. Tenangkanlah hati dia, ya Allah. Beri dia kenyamanan ketika tinggal di rumahnya. Aku sama sekali tidak bisa tenang saat mengingat namanya."
Sesekali Lia juga memperhatikan jaket Rizki yang masih ia simpan. Sesekali juga..., wanita itu menengadah ke langit sambil menyapa burung-burung yang beterbangan di atas sana.