".... Hidup Rizki itu penuh beban dan derita, Nak. Apalagi saat dia mengenal kamu, permasalahan hidupnya justru terlihat lebih berat lagi."
Lia menghela nafas dengan berat. "Iya, Bu."
"Sekarang Ibu tak bisa memaksa kamu untuk terus mempertahankannya atau melupakannya. Sudah Ibu katakan dari dulu semua keputusan berada di tangan kamu. Ibu di sini hanya bisa mendukung keinginan anaknya itu seperti apa. Namun Ibu harap kamu harus bisa menerima seluruh resikonya di suatu saat nanti. Entah itu bahagia ataupun sedih, kamu harus bisa menelan bulat-bulat semua kenyataan itu sebab sejak awal kamu sendiri yang melangkah dan menjalani."
