Aku semakin dilema dengan keadaan ini. Dengan segera setelah aku sadar dari pingsan, aku lantas pergi menemui Hamzah.
Namun baru saja aku akan mengetuk pintu kamar, tiba-tiba seorang wanita menarik tanganku kemudian membawaku ke bawah.
Ya. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah teman yang bisa.
"Mbak jangan pernah sekali-sekali berniat untuk menarik lagi semua ucapan itu." dia seakan tahu dengan apa yang aku pikirkan saat ini. "Mbak tak boleh menarik ucapan itu karena Mbak memang harus berpisah dengan dokter Hamzah. Saya tidak akan pernah merestui hubungan kalian berdua. Saya akan melakukan berbagai cara agar mbak dan dokter Hamzah bisa berpisah meskipun kendalanya itu sangat sulit."
"Kamu ini mau apa sebenarnya? Kenapa kamu ingin sekali meletakkan berpisah dengan Hamzah? Hamzah mencintaiku dan selamanya akan tetap seperti itu. Tidak ada yang bisa mengalah cinta kami berdua saling takdir."