Masih terduduk dalam sepi.
Aku, membuka lembar demi lembar diary milik Hamzah.
Sesekali kulirik jam yang sudah menunjukan pukul sembilan. Mata mulai lelah dan terus saja menguap berkali-kali.
Sudah satu jam Hamzah belum kunjung pulang.
Sebenarnya dia kemana?
Aku mencoba menghubunginya, tapi panggilanku sama sekali tak dijawab oleh Hamzah.
"Ah, mungkin macet." lirihku kemudian menyimpan ponselnya lagi.
...
Tringgg!!!
Suara alarm tiba-tiba menyadarkanku hingga membuatku terperanjat bangun.
Saking lelahnya, aku sampai tertidur di atas meja milik Hamzah. Suasana malam pun masih terdengar sunyi dan sepi lagi. Jam berdenting tepat pada pukul sebelas malam.
Aku berdiri lalu menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajah.
Hanya membutuhkan beberapa menit, aku kembali keluar kemudian melihat Hamzah belum ada di sini.
Kembali kukucek mata dan kulihat jam.
Ini sudah pukul sebelas malam.