"Rizwan, ada apa semua ini? Rencana apa yang sebenarnya sedang kamu persiapkan?" aku bertanya padanya tatkala ibu Rizwan meminta Ayssa dan anaknya untuk mengenal terlebih dahulu di halaman rumah.
Sebagai penunggu, aku dan Hamzah yang diperintahkan untuk bersama mereka berdua.
"Benar, Rizwan. Kenapa kamu berbohong kepada kami?" sahut Hamzah.
Rizwan tersenyum sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat kepada Hamzah.
"Ini, semua hutang yang dulu pernah kamu berikan, aku membayarnya sekarang. Terima kasih banyak atas bantuannya."
"Ini apa?" Hamzah semakin keheranan. "Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari kami?"
"Jadi, kakak memang telah merencanakan semuanya bersamaku." Adik Rizwan tiba-tiba datang dan ikut duduk bersama kami.
"Maksudmu?" tanyanya.
"Iya. Semua sandiwara yang saat itu kakak berikan kepada kak Hamzah dan kak Reine, hanya sebuah ujian saja."
Aku dan Hamzah saling memandang sekilas.
"Ujian? Ujian apa?" tanya aku dan Hamzah bersamaan."
Adiknya terkekeh.