"Ayssa..., Ayssa...." Ketika sampai rumah, Hamzah memanggil-manggil namanya.
"Kenapa kamu panggil dia?" tanyaku keheranan.
"Kamu terluka dan harus segera diobati."
"Tapi Ayssa pergi bersama kedua orang tuanya."
"Oh ya?" Hamzah mengeryitkan dahi, "kemana?"
"Aku tak tahu. Tapi nanti sore mereka akan pulang. Sebentar,"
Aku meninggalkannya lalu memanggil suami Bu Minah untuk membantu Hamzah naik ke atas.
Dengan penuh kehati-hatian, suami Bu Minah melakukannya dengan penuh ketelatenan hingga Hamzah kembali duduk di kursi rodanya dan kini dia berada di kamar.
Ketika melihatku di ambang pintu, dia segera memutarkan kursinya dan mencari kotak p3k.
Tak membutuhkan waktu yang lama, dia menemukannya juga di laci lemari.
"Masuklah." pintanya lalu memberikan kursi padaku, "duduk di sini. Biar aku obati."
Aku berjalan padanya kemudian duduk.
"Sini, mana lukamu itu?" raut Hamzah sedari tadi tak bisa tenang. Dia sangat menunjukkan kekhawatirannya padaku.