"Ah, tidak ada." Ayssa menjawabnya kemudian menghampiri Hamzah, "kenapa kakak ada di sini? Kakak belum ngantuk?"
"Aku tak mengantuk dan tak bisa tidur. Maka dari itu aku kemari."
Ayssa menoleh ke arahku.
Aku mengangguk pelan padanya kemudian menghampiri Hamzah.
"Ini sudah malam. Lebih baik kamu tidur, ya."
Hamzah menggeleng. "Kamu kenapa?"
"Aku tak apa. Kamu jangan khawatir. Sekarang kamu tidur ya, biar kuantar ke kamarmu. Bagaimana?"
"Nah iya, kak." sahut Ayssa padanya, "Reine ini paling pintar membuat orang cepat tertidur." lanjutnya sambil terkekeh.
Aku tersenyum. "Mau?"
Sejurusnya dia mengangguk juga. "Baiklah. Ayo."
...
"Matamu terlihat sembab. Ada apa?" Hamzah terus saja menanyaiku dengan pertanyaan yang sama.
"Tidak ada apa-apa, Hamzah. Lebih baik kamu jangan pikirkan itu. Ini sudah malam. Lihat," aku menunjuk jam dinding, "sekarang sudah pukul sebelas malam. Tidur ya?"
"Aku tak bisa tidur. Hatiku bimbang."
"Bimbang kenapa?" tanyaku.
"Aku juga tak tahu."