"Apa ini alasanmu mau bicara denganku? supaya kamu bisa bebas."
"Aku tidak ada niat seperti itu." Meskipun itu terlintas di benakku.
"Lalu, kenapa kamu tiba-tiba meminta itu?"
"Ya, aku bosan di rumah besarmu. Aku pengen punya kegiatan. Apa aku salah?"
"Salah!" tatapnya marah. Aku pun tertawa menatapnya. Aku tidak menyangka dia masih ingin mengurungku di rumah ini. Aku sangat kecewa kepadanya. Sia-sia aku mau bicara dengannya.
"Jujur. Aku senang. Aksi diammu kepadaku sudah berhenti. Akan tetapi, aku lebih suka kamu diam kepadaku untuk selamanya. Asal kamu tetap di sisiku daripada aku harus mendengar kamu berbicara meminta aku melepaskanmu dan pergi meninggalkan aku," jelasnya sebuah peringatan untukku.