Malam pun tiba. Revaldo berada dikamar bersama Hanna.
" Bagaimana ujiannya tadi?? Apa sangat sulit? Kau terlihat sangat pulas tidurnya tadi, apa kau kelelahan? " tanya Revaldo.
" Tidak, mudah saja tadi ujiannya. Aku tidur pulas karena bangun terlalu pagi tadi, perutku tidak enak. " jawab Hanna.
" Apa?!! Kenapa kau tidak bilang apa apa tadi pagi?! Perutmu tidak enak?? Apa kau masuk angin?? Apa masih sampai sekarang?! Ak-- " ucapan Revaldo terpotong.
" Revaldo.. Aku sudah baikan sekarang.. " ucap Hanna sembari tersenyum.
" Kau harus bilang kalau ada apa apa denganmu Hanna, sekecil apapun itu kau harus bilang, aku suamimu. " Revaldo menghela nafas.
Revaldo menatap Hanna dalam dia terlihat sangat khawatir dengan Hanna. Setelah beberapa menit keduanya hanya bertatapan. Revaldo tiba tiba memegang dagu Hanna dan mencium bibirnya dengan lembut.
" Itu tidak boleh terjadi, aku akan berusaha melindungimu sayang. Kau tidak akan kenapa napa, tidak akan.. " batin Revaldo.
Kasihan Hanna, dia hanya gadis polos yang masih belajar menjadi dewasa. Masih belajar untuk mencintai suaminya ini yang ternyata bisa saja melukainya.
Revaldo memperdalam ciumannya sambil membuka kancing baju Hanna satu persatu dan melepaskannya dari tubuh Hanna. Revaldo melepas ciumannya.
" Aku sekalian minta jatah malam ini.. " Revaldo mengeluarkan smirk nya sambil menatap Hanna.
Hanna menggangguk mengiyakan permintaan Revaldo dan membiarkan Revaldo memulai permainan ini. Kalau dihitung, ini baru kedua kalinya Hanna melakukan ini dengan Revaldo. Tentu saja masih sangat canggung bagi Hanna, tapi Hanna tetap harus melayaninya.
Ciuman Revaldo mulai turun ke leher Hanna, dia menciumi leher Hanna sampai menggigit kecil disana. Tangannya tidak diam, dia meremas gundukan Hanna yang masih berbalut bra merah muda itu.
" Aaahhhh.. " desah Hanna sambil meremas baju Revaldo.
Revaldo melepas kairan bra Hanna dan langsung memangsa dua gundukan itu. Revaldo menghisapnya dan menyusu disana seperti bayi yang kehausan. Hanna hanya bisa terus mendesah karena perlakuan Revaldo benar benar membuat Hanna terangsang.
Setelah puas, dia mencium perut Hanna sampai kebawah dan melepas celana dalam Hanna. Lalu menciumi daerah sensitif Hanna dengan penuh nafsu.
" Aaahhh.. Aaaahh.. R-revaldoohhh.. "
Hanna benar benar tidak tahan, ditambah lagi saat Revaldo memasukkan jarinya dan mengocok milik Hanna yang sudah basah. Saat Hanna sudah mau mencapai klimaks Revaldo malah menghentikan aktivitasnya.
" K-kenapa.. Berhentih.. Hhh.. "
" Ahh aku hanya melepas pakaianku sayang.. Apa kau sudah tidak sabar hmm? Aku juga.. " Revaldo melepas seluruh pakaiannya dan celana dalamnya.
Setelah Revaldo dan Hanna sama sama sudah naked, Revaldo langsung mengarahkan juniornya itu dan memasukinya di milik Hanna.
" Aaahhhh... "
" Aahhhh.. Aaahhh.. Ini sangat nikmathh.. " Revaldo mulai memaju mundurkan juniornya dengan tempo sedang.
" Aashhh.. Shitt... "
" Aahhh.. Aahhh R-revaldoohhh.. Aaahhhhh.. "
" Aaahhhh.. Aku akan keluar sekarang.. Aasshhhh.. "
#Esok paginya
" T-tapi aku ingin mandi. "
" Mandinya nanti saja, bersamaku Hanna.. " Revaldo mengeratkan pelukannya.
" M-mandi bersama?? "
Revaldo menggangguk, lalu menciumi dada Hanna yang masih polos belum berbalut apapun. Membuat Hanna merasa sedikit geli dan ekspresi Hanna membuat Revaldo gemas dan akhirnya jail menciuminya lagi.
" R-revaldo hentikan.. A-aku-- " ucapan Hanna terpotong.
" Apa? Aku malu? Kau mau bilang itu lagi hmm? Aku sudah bilang berapa kali Hanna, jangan katakan itu. " ucap Revaldo sambil menatap Hanna.
" B-bukan itu, aku ingin mandi. Aku mandi duluan ya.. " Hanna mencoba bangun dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
" Kau ingin membawa selimut itu ke kamar mandi? Yang benar saja.. "
" Emm.. " Hanna bangun dari kasur dan jalan ke kamar mandi dengan selimut yang menutupi tubuhnya itu.
" Dasar, dia benar benar seperti anak kecil yang pemalu.. " Revaldo tertawa kecil.
08.25
" Kau ingin apa disini Hanna?? " Revaldo datang menghampiri Hanna.
" A-aku hanya bosan didalam terus. "
" Kau bosan? Mau jalan jalan? " tawar Revaldo.
" Jalan jalan? Kemana? "
" Terserah, kau mau nya kemana? Aku akan menuruti permintaanmu. Aku tidak mau istriku merasa bosan. " Revaldo tersenyum.
" Tidak usah, aku disini saja sudah senang kok. Tidak perlu jalan jalan.. "
" Yasudah aku akan menemanimu disini. " Revaldo duduk di tangga teras disamping Hanna.
Setelah beberapa menit Hanna dan Revaldo duduk disitu. Tiba tiba Hanna melihat ada seorang laki laki yang datang kearah mereka.
" Siap-- " ucapan Revaldo terhenti saat dia menatap sosok laki laki yang datang itu.
Seorang laki laki bertinggi sekitar 175 sentimeter dengan kaos putih dan jas hitam itu menaikkan topinya dan berjalan maju menuju kearah Revaldo dan Hanna. Revaldo langsung bangun berdiri melihat dia datang. Hanna yang melihat Revaldo berdiri kini terikut berdiri juga.
Laki laki itu terus berjalan sampai akhirnya dia sampai tepat dihadapan Revaldo dan Hanna. Dia melepas kacamata hitamnya, Revaldo tau dia siapa. Revaldo mengenalnya. Hanna hanya diam, Hanna tidak tau apa apa disini jadi lebih baik diam.
" Jadi ini, perempuan yang akan mati di tangan Adoniosku? " laki laki itu melepas topinya dan menatap Hanna.
" Jaga mulutmu!!! Bukankah kita sudah tidak ada urusan lagi?! Mau apa kau datang ke tempatku hah?! " Revaldo mendorong laki laki tersebut.
" Kenapa? Aku masih punya hak atas kau Revaldo. Aku yang membesarkanmu, jangan lupakan itu! " ucapnya sambil menatap Revaldo.
Revaldo sudah mengepalkan tangannya menatap pria songong yang ada dihadapannya. Ini.. Alexander. Sementara Hanna, Hanna masih binggung dengan apa yang terjadi.
" Aku datang kesini untuk memberi peringatan pada kalian, khusus nya kau Revaldo Ibanez!! Apa kau sadar kalau kau sudah melakukan kesalahan?! Dia! Kau tidak seharusnya menikah dengan-- " ucapan Alexander terpotong sambil menatap Hanna tajam.
" Ini urusanku!! Tidak ada hubungannya dengan kau bajingan!! " teriak Revaldo.
" Aku yang membesarkanmu Revaldo Ibanez!!! Dari kau diciptakan!!! Aku kira kau bisa hidup dengan baik setelah kau mengusirku!! Tapi kau malah semakin nekat!! Aku sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak menikah dengan manusia pribumi!!!! " Alexander membalas teriakan Revaldo. Sedangkan Hanna sangat shock mendengar ini.
" Hanna, masuklah.. Jangan dengar omongan orang ini, dia memang memiliki gangguan mental. Masuk ya sayang. " ucap Revaldo selembut mungkin supaya Hanna tidak takut.
" B-baiklah.. " Hanna pun masuk kedalam.
" YAA!! KAU AKAN DIBUNUH REVALDO HAN-- " teriak Akexander saat melihat Hanna beranjak masuk.
BUGHHH!!!
" Sebenarnya apa tujuanmu hah?! Apa kau yang ada di mimpiku waktu itu?! Dengar ya, apapun yang akan terjadi, aku akan tetap bersama Hanna!! " Revaldo memukul Alexander.
Alexander bangun, kemudian dia malah tersenyum tipis menatap Revaldo yang sudah berada dipuncak emosinya.
" Kau yakin itu pilihanmu? Baiklah, kita akan lihat sejauh mana kalian akan bertahan. Padahal aku kesini untuk menyelamatkanmu Revaldo.. " Alexander mengeluarkan smirk nya.
" Pergi!!! Jangan pernah menginjakkan kakimu disini lagi!!! " usir Revaldo.
" Kau lupa seberapa hebatnya aku Revaldo, ternyata seru juga bermain denganmu. Padahal aku tidak ada apa apanya dibanding kau.. " batin Alexander.
Alexander menatap Revaldo sebentar lalu pergi dari tempat ini.
ALEXANDER
pria berumur selisih 4 tahun lebih tua dari Revaldo itu adalah orang terpilih yang mendapat tugas untuk menjaga Titisan Dewa ini dari diciptakan sampai dia tumbuh besar. Alexander menerima kepercayaan itu, sampai pada saat Revaldo sudah berumur 17 tahun ( pertama kali FIERA dibuka ) Revaldo ' mengusir ' Alexander, Revaldo sudah tidak membutuhkannya lagi. Karena dia sudah bisa mengurus hidupnya sendiri, ikatan batin mereka sudah sangat kuat. Jadi Alexander masih bisa tau perkembangan Revaldo sampai sekarang walaupun sudah meninggalkannya.
Walaupun begitu, Revaldo selalu merasa terganggu dengan kehadiran Alexander, dia tidak suka. Revaldo merasa aura Alexander ini buruk, dia seperti orang jahat. Tapi mana mungkin orang jahat mau membesarkan dirinya sampai jadi sukses seperti ini? Entahlah, Revaldo selalu binggung soal itu.
Revaldo masuk kekamar dan menatap Hanna. Hanna balik menatap Revaldo.
" Jangan pikirkan orang yang tadi ya, dia hanya orang gila. " Revaldo menghampiri Hanna dan duduk dikasur.
" Revaldo, apa kau menyembunyikan sesuatu? Ada hal yang tidak boleh aku tau ya?? " ucap Hanna.
" Tidak ada sayang, aku tidak menyembunyikan apapun.. " Revaldo tersenyum.
" Kalau ada apa apa, kau harus cerita denganku. Aku istrimu.. " Hanna tersenyum.
" Baiklah, aku akan cerita kalau ada masalah. Kau juga ya? " Revaldo tertawa kecil dan mengacak acak rambut Hanna.
" Emm.. " Hanna menggangguk.
" Aku akan cerita, tapi tidak sekarang. Aku belum siap Hanna.. Maafkan aku. " batin Revaldo.
Revaldo mencium bibir Hanna. Revaldo mencium bibir Hanna beberapa detik, kemudian ciumannya turun ke leher Hanna. Revaldo menghisapnya dan memberikan kissmark disana.
" Ahh.. "
" Kau mau main malam ini?? " tanya Revaldo sambil turun menciumi belahan dada Hanna.
" Emmhhh.. Terserah kau saja. "