Chereads / Revaldo / Chapter 6 - Play With Me Chapter Five

Chapter 6 - Play With Me Chapter Five

2 Minggu kemudian

" Kau masih kuat kan?? " ucap Revaldo panik sambil memeluk Hanna.

" Emm.. "

Hanna dan Revaldo sedang perjalanan kerumah sakit. Hanna muntah terus dari tadi pagi, tidak nafsu makan, pusing, dan dari gejalanya selama beberapa hari ini Hanna sudah tau dirinya kenapa. Karena Hanna seorang dokter, tapi Hanna memilih untuk diam dulu. Hanna suka diperhatikan Revaldo seperti ini, dia terlihat sangat peduli dengan Hanna.

" Cepat sedikit!!! " bentak Revaldo kepada supirnya.

#Skip ruang dokter

" Tuan, selamat ya, anda akan menjadi seorang Ayah. " ucap sang dokter.

Revaldo kaget, kenapa dia bisa tidak sadar dan dia langsung menatap Hanna. Hanna tersenyum menatap Revaldo.

" K-kau astaga.. ( Mengusap kepalanya ) Aku masih tidak percaya, asshhh suami macam apa aku kenapa aku tidak bisa sadar harusnya aku tau kalau istriku s-- " ucapan Revaldo terpotong.

" Tidak apa apa, kau suami yang baik Revaldo.. " Hanna tersenyum.

Deg! Ibarat seorang perempuan yang habis menerima gombalan. Hati Revaldo langsung berbunga bunga saat Hanna mengatakan hal itu sambil tersenyum padanya. Revaldo sampai salah tingkah.

" A-ahh dok, terima kasih. Sayang ayo kita pulang. " Revaldo berdiri dan menggenggam tangan Hanna.

" Resep dari dokternya kan belum Revaldo.. " ucap Hanna.

" Eh? Belum ya.. ( duduk lagi ) yasudah.. " Revaldo tertawa kecil sambil menatap Hanna.

Hanna sampai tertawa kecil melihat tingkah Revaldo, dia memggemaskan sekali kalau sedang salah tingkah begini. Hanya karena sebuah kalimat yang Hanna ucapkan.

16.27

Hanna dan Revaldo baru saja pulang dari rumahsakit, karena setelah periksa tadi Hanna harus bekerja. Untung hari ini sift Hanna hanya 4 jam, jadi Revaldo menunggu Hanna sampai Hanna selesai bekerja tadi.

" Hanna.. " Revaldo menahan tangan Hanna.

" Emm kenapa?? " Hanna berhenti dan menghadap ke Revaldo.

" Aku senang sekali.. "

" Emm, aku tau itu.. "

" Tatap aku, supaya aku tambah senang. " Revaldo mengangkat dagu Hanna. Hanna menatap Revaldo.

" Kau sudah tidak malu lagi menatapku, kau juga sering tersenyum padaku. Kau bilang aku suami yang baik, aku senang karena itu. " Revaldo mengecup sekilas bibir Hanna.

" Kau tidak senang karena aku hamil? " tanya Hanna.

" Iya sama itu juga, hari ini senangku berkali kali lipat sayang dan itu karenamu.. " Revaldo tersenyum lebar.

" Aku juga senang.. " Hanna tersenyum menatap Revaldo.

" Sekarang aku boleh bertanya kan? Apa.. Kau sudah mencintaiku?? "

" Aku tidak tau apa sudah apa belum, tapi aku bahagia denganmu.. " ungkap Hanna.

" Apa jangan jangan kau tidak tau apa itu cinta?? Bagaimana perasaan cinta?? Kau terlalu polos Hanna.. Baiklah.. Aku akan mengujimu.. "

" Menguji?? Ujian?? Apa aku akan diberi soal?? Atau ujian praktek?? " Hanna melontarkan pertanyaan pada Revaldo.

" Dengar yah, apa kau mau berpisah denganku? Apa kau rela kalau aku dibunuh?? Jawab sekarang. " ucap Revaldo.

" Tidak.. "

" Itu artinya kau sudah mencintaiku sayang, sekarang tinggal ujian praktek nya. "

" Oh?? Ada ujian praktek?? "

" Ini prakteknya.. " Revaldo menyosor bibir Hanna dan melumatnya.

Revaldo memeluk pinggang Hanna dan memperdalam ciumannya. Awalnya Hanna sempat kaget, tapi lama kelamaan Hanna membalasnya. Kemudian Revaldo menggendong Hanna tanpa melepas pautannya, Revaldo membawa Hanna naik ke kamar.

Sesampainya dikamar Revaldo langsung menaruh Hanna dikasur dan menindih tubuh Hanna melanjutkan ciuman mereka yang semakin panas. Sambil meraba paha Hanna, Revaldo menurunkan ciumannya ke leher Hanna dan bermain disana. Tangannya mengelus elus paha Hanna sampai ke daerah intim Hanna. Ini sangat membuat Hanna terangsang.

" Emmhhhh.. "

Revaldo membuka seluruh pakaian Hanna, hingga sekarang Hanna hanya memakai celana dalam saja. Tangan Revaldo mulai meremas kedua gundukan Hanna dan lidahnya bermain disana. Hanna sampai meremas rambut Revaldo saking terangsang nya.

" Permainan ini akan lebih menyenangkan karena kau sudah mencintaiku Hanna. Kau tau? Selain cantik dan pintar, tubuhmu juga sangat indah.. I like it. " ucapnya sambil menciumi dada Hanna.

" Eeemmmmmhhhhhh.. Aaaaahhhh.. " desah Hanna saat Revaldo menggigit kecil puting Hanna.

Kemudian Revaldo membuka seluruh pakaiannya sampai tidak ada sehelaipun ditubuhnya dan menurunkan celana dalam Hanna yang sudah basah dari tadi karena ulah Revado.

" Juniorku sudah tidak sabar sayangghhh.. Kita langsung ke intinya saja. " ucap Revaldo sambil mengarahkan juniornya dan membuka lebar paha Hanna.

Jlebb!!

" Ahhhh.. " desah mereka berdua.

Revaldo mulai memaju mundurkan miliknya dengan tempo sedang.

" Ahhh.. P-pelan pelanhh Revaldo.. Eunghh.. Ada baby didalam.. Aahhhh.. "

" Iya sayangghh.. Aaahhhhhh.. Ini sangat nikmat. " menggenjot milik Hanna.

Revaldo ini memang pria yang lembut, penyayang, dan romantis. Tapi kalau sudah urusan diranjang, Revaldo bisa berubah 180 derajat. Rumor mengatakan bahwa Revaldo Ibanez ini memiliki sensasi yang sangat nikmat dan berbeda dari pria umumnya karena dia titisan Dionysus. Beruntunglah Hanna karena bisa merasakan nikmatnya Revaldo Ibanez ini. Tapi ini hanya pelengkap, yang paling penting adalah ketulusan cinta.

~ Keesokan paginya ~

" Hanna?! Hanna!!!! Bangun sayang!!!! Hanna apa kau tidak mendengarkanku??!!! " teriak Revaldo panik.

Badan Hanna panas tinggi, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin. Revaldo tidak tau Hanna kenapa, padahal semalam masih baik baik saja. Parahnya lagi Revaldo terus membangunkan Hanna tapi Hanna tidak mendengarnya.

Pikiran Revaldo mulai memikirkan hal hal yang aneh, dia takut. Dia takut kalau ini ternyata salah satu bukti tentang peraturan itu, dia takut kalau Hanna jadi seperti ini gara gara dia.

" Astaga! Ini tambah panas, apa aku telfon ambulans?? " Revaldo mengecek suhu tubuh Hanna lagi.

Tiba tiba bel rumah Revaldo berbunyi. Revaldo pergi meninggalkan kamar dan segera kebawah membuka pintu.

" Vino?? " ucap Revaldo.

" Aku ingin menemui Hanna, ini hari ulang tahunnya. Apa dia sudah bangun?? " Vino tersenyum.

" U-ulang tahun?? " ucap Revaldo.

" Parah! Jangan bilang kau tidak tau? Ashh, yasudah biar aku menemui Hanna. " Vino menerobos masuk kedalam.

" Ya!!!! " Revaldo teriak.

Revaldo panik, bagaimana kalau Revaldo tau keadaan Hanna sekarang. Tapi saat Revaldo ingin menyusul masuk..

" Kau lihat sendiri kan, kesialan itu mulai datang menghampirimu Revaldo. Masalah akan terus datang kalau kau bersamanya, mau aku beri kata kunci? Sentuhanmu yang membunuhnya perlahan.. " orang itu tiba tiba datang.

Ucapan itu menghentikan langkah Revaldo, dia pun langsung berbalik. Ternyata itu Alexander.

" Kenapa kau selalu tau apa yang terjadi?? Apa kau memata mataiku selama ini?!! " ucap Revaldo. Alexander mengeluarkan smirk nya.

" Aku hanya memperingatkanmu, ingat kata kunci yang kuberikan. Sentuhanmu Revaldo.. Kekuatanmu.. Sangat berbahaya, dia menusuk secara tidak sadari. " ucap Alexander sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Revaldo.

" AAARRRGGGGHHHH!!! BRENGSEKK!!!! " kesal Revaldo.

Vino sangat kaget melihat adiknya dalam keadaan seperti ini. Wajahnya pucat, badannya demam tinggi, dan berkeringat.

" Hanna.. Hanna.. Hanna bangun.. Hanna ini kakak.. Kakak disini.. Kenapa kau bisa seperti ini hah?? Apa Revaldo menyakitimu?? " Vino menggoyahkan tubuh Hanna.

Tidak lama kemudian Revaldo masuk dengan ekspresi lemahnya. Vino langsung menatap Revaldo tajam dan menghampiri Revaldo.

" Kau!! Kau apakan adikku hah?!! Kenapa dia bisa seperti itu?!!! " Revaldo menatap Hanna.

" Jangan mempermainkan adikku Revaldo, apa yang terjadi?? Kenapa Hanna sampai sakit begitu? Kenapa kau malah membiarkan dia? Harusnya kau bawa kerumah sakit sekarang!!!! "

Revaldo tiba tiba bersandai di dinding dan menangis. Pikirannya terlalu penuh sekarang, dia benar benar menangis. Bahkan Vino baru pertama kali melihat Adonios ini menangis.

" Kenapa kau malah menangis?!!! "

Revaldo masih menangis terisak seperti anak anak, itu membuat Vino makin frustasi. Dia akhirnya mengambil ponselnya dan menelfon ambulans sendiri. Sambil berjalan kesana kemari mencemaskan Hanna.

" Maaf.. Maafkan aku sayang, maaf. Kau jadi seperti ini karena aku. Ashhh.. Kenapa ini harus terjadi, kenapa aku tidak boleh bahagia tanpa ada masalah apapun. Hanna.. Aku mencintaimu, aku takut kau kenapa napa. " batin Revaldo.

# 1 jam kemudian

Vino dan Revaldo sama sama frustasi. Hanna sama sama orang yang penting bagi mereka berdua, apalagi Revaldo. Selain Hanna istrinya.. Revaldo juga merasa sangat bersalah padanya. Beberapa menit kemudian, Ayah dan Ibu Hanna datang, mereka langsung menghampiri Revaldo dan Vino.

" Hanna kenapa? Mana dia?! Hanna kenapa, Revaldo? " Ayah Hanna menatap Revaldo.

" Dia masih diperiksa dokter, Ayah.. " ucap Vino.

Revaldo hanya mengusap kepalanya, dia masih belum bisa bersuara sekarang.

" Hanna.. Semoga kau tidak apa apa sayang.. " Ibu hanna menangis dan bersandar di dinding.

# 10 menit kemudian

" Setelah kami diagnosa, nona Hanna terkena Toxic Shock Syndrome. Keadaannya masih kritis sekarang, penyakit ini bisa disebabkan oleh kadar alkohol yang terlalu banyak dalam tubuh nona Hanna, banyak berpikir, dan juga stress yang dipendam. Saran saya sebaiknya kalau ada masalah dengan dia, harus diselesaikan dengan baik baik. Pikirannya sangat sensitif dan ini berdampak sangat buruk untuk kesehatannya. " jelas Dokter.

" Stress dok?! Apa kalian berdua punya masalah?!! Kenapa bisa-- " ucapan Vino terpotong sambil menatap Revaldo.

" Vin.. " Ibu hanna menahan Vino yang sudah mulai terlihat emosi.

" Apa saya bisa masuk sekarang dok?? Saya ingin melihat istri saya. " ucap Revaldo.

Pandangan dunia mitologi dan dunia medis memang berbeda. Tapi Revaldo berharap apa yang dikatakan Dokter itu benar. Hanna sakit bukan karena pengaruh dari Revaldo, jadi selama ini Hanna memendam stress? Itulah yang ada dipikiran Revaldo. Apa yang Hanna pikirkan sampai dia jatuh sakit seperti itu.

" Untuk saat ini pasien tidak boleh diganggu, dia harus banyak istirahat. Nanti malam saat jam kunjungan baru boleh dijenguk, dan tolong diingatkan untuk istrinya jangan terlalu banyak berpikir lagi. Dikurangi minum alkoholnya juga. " jelas Dokter lagi.

" Revaldo? Bukankah seharusnya Hanna tidak akan seperti ini? Aku kira kau benar benar membawa keuntungan bagi putriku. Kau malah membuat Hanna sakit, apa selama ini Hanna tidak bahagia denganmu? Kau ini sungguh titisan Dewa-- " ucap sang Ayah terpotong.

Ucapan Ayah Hanna terhenti, karena Revaldo malah mengabaikannya dan pergi meninggalkan mereka semua.

" REVALDO IBANEZ!! KAU HARUS TANGGUNG JAWAB!!! " teriak Vino.

" Tapi bayi dalam kandungan nona Hanna sehat sehat saja kok. Ini tidak akan berpengaruh pada janinnya. " tambah dokter itu saat Revaldo sudah pergi.

" Bayi?? Anak saya hamil dok?? " ucap sang Ibu memastikan.

" Emm.. Usianya sudah 3 mingguan lebih, tapi dia baik baik saja. " ucap dokter.

Keesokan harinya.

Percaya tidak percaya, Revaldo tidak tidur semalaman. Dia terus disamping Hanna menunggu istrinya itu bangun. Hanna masih belum bangun, ini sudah satu hari penuh dia tidur. Sementara Vino, dia masih tidur di sofa. Ayah dan Ibu Hanna juga sudah pulang dari kemarin.

Revaldo tidak melepas genggamannya, dia terus berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa ngantuknya dan tetap menggenggam tangan Hanna.

' Mau aku beritahu kuncinya? Sentuhanmu.. Sentuhanmu yang membunuhnya secara perlahan.. Kekuatanmu.. Itu sangat berbahaya Revaldo.. '

Revaldo malah menguatkan genggamannya saat teringat ucapan Alexander itu.

" Ashh.. Omong kosong, tidak mungkin. Hanna tidak mungkin mati karena sentuhanku.. " ucap Revaldo pelan.

Revaldo tiba tiba kepikiran dengan Alexander. Kalau dipikir pikir Alexander itu misterius juga. Revaldo selama ini dirawat dengan dia, yang mengajarkan semua kekuatan dan peraturan, bahkan yang memberi buku mitologi khusus itu adalah Alexander. Semenjak Revaldo mengusir Alexander, dia pikir Alexander sudah tidak peduli tentangnya. Tapi ternyata malah Alexander tau segalanya, padahal dia hanya manusia biasa.

Saat Revaldo sedang melamun, dia tidak sadar kalau Hanna sudah membuka matanya. Hanna baru saja sadar. Hanna hanya menatap Revaldo, dia belum menyadari Hanna sudah sadar.

" Kenapa orang itu, selalu ikut campur masalahku. Lebih baik aku tidak tau semuanya dan itu terjadi daripada aku sudah duluan tau tentang peraturan itu. Itu malah menyakitiku secara tidak langsung. " batin Revaldo.

" Sedang memikirkan apa?? " ucap Hanna.

Ucapan Hanna sukses memecahkan lamunan Revaldo. Dia terkejut karena Hanna sudah sadar, dia langsung spontan mencium tangan Hanna.

" Kau sudah sadar?? Bagaimana keadaanmu Sayang?? Apa yang kau rasakan?? Aku disini Hanna, jangan khawatir. Aku akan selalu disampingmu sayang, tolong jangan memikirkan apapun ya. Aku tidak mau kau sampai sakit-- " ucapan Revaldo terpotong.

" Maaf, aku merepotkanmu ya?? " ucap Hanna.

" Tidak.. Tidak sama sekali, aku hanya ingin kau bahagia Hanna. Kenapa aku baru tau kalau kau stress selama ini? Jangan banyak pikiran sayang. Aku minta maaf karena tidak tah kalau kemarin ulang tahunmu. Selamat ulang tahun sayang.. "

" Kau sendiri, kau belum istirahat ya?? Wajahmu pucat Revaldo.. "

" Aku laki laki Hanna, hanya tidak tidur sudah biasa. Yang paling penting dirimu dan anak kita.. Paham?? "

" Aku tau kau menyembunyikan sesuatu Revaldo. Aku selalu mencoba untuk tidak memikirkan itu, tapi otakku terus bekerja. Aku takut.. " batin Hanna.

" Sekarang fokus untuk kesehatanmu ya?? Kau harus sembuh, mau sarapan sekarang?? Aku suapin ya.. " Revaldo mengambil makanan yang sudah tersedia.

" Emm.. " Hanna tersenyum.

Revaldo masih fokus menyuapimu, Hanna juga fokus terhadap Revaldo. Revaldo sambil bicara bicara kecil untuk menghiburmu, disisi lain. Vino yang baru bangun melihat kalian.

" Ashh.. Aku sudah salah pahan dengan Revaldo. Ternyata dia sangat tulus dengan Hanna. Sepertinya tidak mungkin mereka ada masalah, terus apa yang Hanna pikirkan sampai dia sakit?? " batin Vino.

Vino bahkan melihat Hanna tertawa kecil karena ulah Revaldo. Sebenarnya keluarga kalian sudah sangat bahagia, hanya satu masalahnya.. Peraturan itu..