4 Bulan kemudian
" Panas sekali ya.. " Revaldo melepas bajunya.
" Tidak, kan ada AC Revaldo. Kau buka baju karena mau minta jatah ya?? Perutku sedang sakit, aku tidak bisa dulu untuk hari ini. Maaf.. "
" Ohh.. Jadi aku tidak bisa dapat jatah malam ini? " Revaldo naik ke kasur dan mendekati Hanna.
Semenjak kejadian 4 bulan yang lalu, Hanna dan Revaldo baik baik saja selama ini. Revaldo juga sudah mulai melupakan lagi tentang peraturan itu, karena tidak ada yang terjadi. Keduanya lebih fokus ke anak mereka sekarang. Hanna juga tidak pernah lagi ikut datang ke club FIERA dan menunggu dirumah kalau Revaldo harus kesana setiap minggunya.
" Emm.. Maaf yaa.. " ucap Hanna.
" Yaa.. Tidak apa apa sayang, kan masih banyak waktu. Kau pikir aku akan marah kalau kau menolak? " Revaldo mencium bibir Hanna sekilas.
" Tapi kan seharusnya aku tidak boleh menolak, nanti aku jadi istri yang tidak baik kalau menolak permintaan suami. Makanya aku minta maaf padamu.. "
" Yasudah, bagaimana kalau sebentar saja? Tidak sampao keintinya. Aku hanya ingin skinship denganmu, sebentar saja.. Boleh? " pinta Revaldo.
" Baiklah.. Tapi kau bau alkohol Revaldo, mandi dulu sana.. "
" Aishhh.. "
" Aku hanya bercanda, yasudah tidak apa apa.. " Hanna tertawa kecil lalu memeluk Revaldo.
Revaldo tersenyum lalu tanpa lama lama lagi Revaldo langsung melahap bibir manis Hanna dan melumatnya.
●●●●●
" Astaga Hanna, kau tidak apa apa?? Mual mual lagi ya?? " Revaldo masuk ke kamar mandi.
" Emm.. Aku tidak nafsu makan, tidak usah makan lagi ya?? Nanti aku muntah lagi. " ucap Hanna sembari memeluk Revaldo.
" Baiklah.. Apa mau ke dokter lagi?? Kita belum kontrol bulan ini sayang. Sekalian lihat jenis kelamin bayi kita, gimana?? " Hanna melepas pelukan Revaldo dan menatapnya.
" Dia laki laki.. "
" Oh ya?? Kau tau darimana?? "
" Aku kan dokter Revaldo, aku sudah tau persis bagaimana ciri ciri hamil anak perempuan dan laki laki. Anak kita ini laki laki makanya nakal. Suka bikin tidak bisa tidur, sama lebih sering mual. Perutnya juga bentuknya lebih lonjong, itu bayi laki laki. "
Revaldo tersenyum puas dia memang ingin anak laki laki sama denganmu. Mungkin doa kalian dikabulkan minta bayi laki laki.
" Kau tidak kemana mana kan hari ini?? " Hanna menatap Revaldo.
" Emm, aku tidak kemana mana. Kenapa?? Kau mau apa hm? "
" Oh? Tidak apa apa, aku hanya tanya. "
Pukul 14.30
Hanna pergi ke balkon, jarang jarang Hanna kesini. Padahal disini bisa menghirup udara segar yang menyejukkan. Karena lagi bosan, Hanna mencari angin disini. Revaldo masih tidur siang dikamar, dia habis minum.
" Nanti kalau kamu sudah lahir jadi anak yang kuat ya sayang. Papi sama Mami sayang banget sama kamu, kita sudah nungguin kamu lahir. Walaupun Papi banyak menyembunyikan sesuatu dari Mami, Mami yakin Papi bisa didik kamu jadi anak yang baik, kuat, dan jujur.. " Hanna mengelus perutnya lembut.
Hanna tiba tiba kepikiran lagi soal apa yang Revaldo sebenarnya sembunyikan darinya. Hati Hanna kadang sampai sakit sendiri memikirkan itu, Hanna punya feeling kalau hal yang Revaldo sembunyikan itu ada kaitannya dengan dirinya.. Dengan hubungan kalian. Rasa takut juga sering menghampiri Hanna.
" Aku bolehkan? Hidup bahagia dengan suamiku?? Aku ingin merasakan sebuah keluarga yang harmonis, walaupun umurku masih muda. " ucap Hanna.
Akankah permintaan Hanna terkabul?? Sebenarnya bisa.. Tapi ingat.
' Langit itu tidak akan selalu berwarna cerah '
Karena tidak tau harus apa, Hanna jalan jalan menyusuri rumah besar Revaldo. Hanna tidak enak kalau harus membangunkan Revaldo yang masih pulas. Jadi Hanna mencoba mencari kegiatan sendiri.
" Aku sudah lama sekali disini tapi aku baru tahu kalau Revaldo punya ruangan kolam renang seperti ini. " ucap Hanna sambil berjalan ke pinggir kolam.
" Oh?? Buku apa ini?? " Hanna melihat sebuah buku kecil dipinggir kolam renang.
Hanna mengambil buku kecil tanpa judul itu karena penasaran, Hanna duduk dan membaca buku itu. Ternyata itu adalah buku mitologi mitologi.
Jangan salah, Hanna ini dulu adalah penyuka sejarah juga saat masih SMA. Dia bahkan sering belajar buku buku Mitologi Yunani di perpustakaan sekolahnya. Jadi Hanna agak sedikit shock saat dia dengar tentang Revaldo yang merupakan titisan Dewa Dionysus. Adonios, Hanna tau tentang Adonios.. Tapi..
" Kenapa buku ini kelihatan beda dari yang aku pelajari ya?? Aneh.. " gumam Hanna saat membaca baca bukunya.
Dan saat Hanna membaca halaman ' ADONIOS '
Deg!! Deg.. Deg..
Hanna benar benar merasa buku yang dia baca ini seolah diluar pengetahuannya. Hanna tidak tahu, Hanna tidak paham dengan apa yang dia baca sekarang. Yang Hanna tangkap hanyalah sebuah kalimat yang menyatakan Adonios tidak boleh memiliki pasangan, atau malapetaka akan datang menghampirinya. Dan kalimat, Adonios bahkan bisa membunuh pasangannya diluar kendali.
" A-apa ini.. Sungguhan?? "
Tiba tiba.. Saat Hanna sedang memegang buku itu.
" H-hanna.. " panggil Revaldo.
Hanna berdiri, menatap Revaldo yang terlihat pasrah saat tau Hanna membaca bukunya.
" J-jadi ini ya.. Yang kau sembunyikan. "
" Emm.. Aku tau cepat atau lambat kau juga akan tau Hanna. Maafkan aku.. "
" Apa ini buku ini benar?? R-revaldo.. Aku takut. " ucap Hanna sambil menahan tangis.
" Benar, sebenarnya kau dalam bahaya kalau terus bersamaku. A-aku bisa membunuhmu diluar kendali, seperti yang ada dibuku itu. " satu airmata dari kanan Hanna menetes di pipi.
" Apa kau masih tetap mau bermain main denganku Hanna Pricilia? Mungkin aku sangat berbahaya.. Karena aku sudah siap kalau kau ingin menceraikan aku.. " ucap Revaldo sambil menunduk.