Mematikan televisi menggunakan remot. Benda tersebut di buang secara asal oleh Wonu. Lelaki berperawakan tinggi di tambah kaca mata bulat itu mendesah napas pelan sembari menatap pantulan diri di cermin. Melihat tubuhnya yang sudah berbalut rapi pakaian khas orang yang akan pergi kondangan.
Merasa tiba-tiba saja perasaannya sedih, membuat Wonu menggeleng kepala heran. Ada apa dengan dirinya ini? Perasaan kemarin saat bertemu Nata keadaan jantungnya biasa-biasa saja. Walau masih terasa mendebarkan, sedikit. Sengaja Wonu abaikan. Pikirnya itu mungkin adalah efek karena ia merasa grogi sebelum kata maaf terlontar.
Tetapi setelah hari ini, melihat bagaimana caranya Nata tersenyum sembari mencium punggung tangan Sehun membuat Wonu menitikkan air mata. Ah, apakah ini cinta? Jika memang benar demikian, lantas harus di apakah tunangannya yang sudah menunggu di luar rumah?