Marie tertinggal mengangga, William yang melihat mulut Marie terbuka lebar langsung tertawa. "Kamu kira aku apa?" ucap William sambil masih tertawa. "Ahahahh, aku enggak tahu kalo kamu pangeran...tapi, ini beneran? Maksudku, kamu beneran pangeran??" tanya Marie yang masih curiga.
"Iya, aku William. Kenapa kamu curiga banget?" sahut William.
"Ahh, aku cuman memastikan." jawab Marie.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju perpustakaan sambil berbincang-bincang.
__________________________
"Jadi..setelah orang tuamu tidak ada, kamu yang akan meneruskan takhta? Seperti....menjadi raja?" tanya Marie.
"Betul.." jawab William. "Woww, itu....lumayan keren..." ujar Marie.
Mereka melanjutkan perbincangan mereka setelah keluar dari perpustakaan sampai akhirnya mereka tiba di parkiran dekat perpus.
"Mmm...kamu mau pulang kemana?" tanya Marie.
"Ke istanaku pastinya." jawab William.
"Kamu gak punya supir pribadi? Atau apapun itu?"
"Punya, mereka sedang menungguku di depan sana." ujar William sambil menunjuk ke mobil hitam yang ada di depan.
"Mmhmm, ok kalau begitu. Selamat tinggal!" sahut Marie dengan raut wajah yang sedih.
Marie berjalan keluar dari parkiran tersebut meninggalkan William dengan badan membungkuk.
"Hei!" sahut William.
Marie segera menengok ke arah William.
"Rumahmu dimana?" tanya William.
Marie terdiam sejenak, dia teringat bahwa ia sedang berbicara dengan pangeran asli, terlebih lagi ia menanyakan letak rumah yang ditinggali Marie.
Marie segera berjalan ke arah William dan bertanya. "Tempat tinggalku agak jauh dari sini. Kenapa kamu nanyain itu?"
"Mau kuberi tumpangan?" ujar William.
Hati Marie berdegup kencang. Ia tidak pernah diberikan tumpangan sebelumnya, dan sekarang ia ditawarkan tumpangan oleh seorang pangeran.
"Mmm..emang boleh ya? Maksudku kan kamu pangeran, dan aku orang biasa..? Dan itu bukannya mobil pribadi?" tanya Marie sambil berjalan ke arah mobil William.
"Aku gak pernah liat peraturan yang bilang kalo orang biasa gaboleh masuk mobil itu" jawab William sambil mengangkat alisnya.
"Hahh, dasar anak nakal.." sahut Marie yang tertawa sambil memasuki mobil disusul oleh William di deretan kursi belakang.
Supir dan pengawal William yang duduk di deretan kursi depan terlihat bingung akan kehadiran Marie.
"Tuan, tidak biasanya anda membawa perempuan kesini." bisik sang supir.
"Iya...apa yang terjadi tuan? Siapa dia?" tanya sang pengawal.
"Dia hanya temanku..." jawab William.
Sang pengawal dan supir itu hanya mengangguk, padahal mereka masih punya banyak sekali pertanyaan di kepala mereka.
_____________________________
Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka sampai juga ke tempat tinggal pasangan Smith.
"Makasih banyak udah nganterin aku ya!" sahut Marie sebelum ia membuka pintu mobil.
"Ya..gak masalah." balas William sambil tersenyum.
Marie terdiam sejenak dan berkata "Mmm..ini agak aneh tapi...mungkin kamu mau masuk kedalam sebentar? Kalau kamu mau.."
William hanya menggeleng kepalanya dan berkata "gak usah kok, kamu masuk aja cepetan."
Marie segera turun dari mobil setelah mengucapkan kata-kata perpisahan dengan William.
Marie berjalan menuju pintu depan. Sebelum ia mengetuk pintu, ia menengok kebelakang dan mobil William sudah tidak terlihat lagi. Dia mengarahkan pandangannya ke depan lagi dan hal yang pertama yang ia lihat adalah pundak seorang pria.
"AHHHH!" Marie berteriak dengan cukup kencang karena kaget.
"HAH KENAPA SIH??!" William yang mendengar teriakan Marie ikut kaget.
"Ah sorry tadi aku kaget ngeliat pundakmu hehe..." balas Marie sambil tertawa.
"Emang pundakku itu apa sampe kaget kayak gitu..."
"Pundakmu gede dan itu menyeramkan." sahut Marie dengan muka datar.
"Aku gak ngerti tapi....yaudah.." sahut William sambil pergi dari arah pintu dengan canggung.
Marie mengikuti William yang pergi ke ruang tamu.
"Orang tuamu dan Wendy dimana?" tanya Marie yang penasaran karena memang daritadi pasangan Smith itu tidak terlihat dimana-mana.
"Lagi ke supermarket." Mendengar jawaban William, Marie hanya mengangguk.
William menyalakan tv di depan sofa yang ia duduki. Marie menaruh tasnya dan segera duduk di samping William.
Mereka terdiam selama beberapa menit, fokus kepada layar televisi. Lalu William menatap Marie dan bertanya "Tadi aku lihat ada mobil di luar rumah, siapa yang nganterin kamu kesini?"