Chereads / Classroom elit: School / Chapter 2 - 09:00

Chapter 2 - 09:00

Pagi hari ini aku mulai berangkat sekolah seperti biasa. Aku menaiki kendaraan sekolah dan memarkirkannya di tempat khusus. Aku berjalan melewati beberapa lorong gedung sekolah dan melewati lorong kelas. Aku menaruh tasku di tempat dudukku dan duduk tenang sambil menguap.

Aku masih mengantuk saat masuk sekolah tapi aku paksa karena ini adalah hari penting. Aku melihat kearah bangku Reyta ternyata dia belum tiba. Aku berdiri dan menghampiri Altezza.

"Al, temenin yok ke bawah mau beli minuman hangat"

Altezza menoleh dan mengaggukkan kepalanya. Aku dan Altezza berjalan meninggalkan ruang kelas dan segera ke lapangan sekolah untuk membeli fanding mesin minuman hangat. Altezza duduk di samping fanding mesin dan dia sedang memperhatikan heandphonenya. Aku tidak sengaja melirik kearah belakang fanding mesin. Aku melihat Vanesa sedang bersama Gilbert mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Al, bentar ya tunggu di situ aja"

"iya"

Aku izin ke Altezza dan langsung pergi menghampiri mereka berdua aku berjalan dengan pelan-pelan dan bersembunyi di antara rumput sekolah.

"jadi apa kamu sudah dapat menebak seluruh ketua di setiap kelas?"

"sudah, aku tahu siapa saja ketua itu untuk anak kelas A dia adalah Reyta kelas B Grady kelas C aydin dan kelas D aku"

"ternyata setiap kelas ketua pemimpinya adalah ketua kelas ya?"

" sebetulnya tidak juga tapi entah mengapa mereka semua memilihnya itu"

"baiklah kalau begitu kita bisa mendapatkan poin terunggul dan menjadi petinggi dewan kelas 1"

"jangan bangga dulu masih banyak yang harus kita lewati, ayo kekelas"

Vanesa dan Gilbert langsung berjalan menuju kelas mereka. Saat mereka sudah jauh aku keluar dari tempat persembunyiianku. Aku terdiam dan kembali ke tempat Altezza untukkembali ke kelas.

Jam pelajaran di mulai kali ini kami semua mulai belajar tentang media sosial. Aku tahu ini akan menjadi santapan utama Azura karena dia adalah anak media sosial. Bu Arrabella memberikan tugas kepada masing-masing anak tugasnya adalah membajak suatu aplikasi dengan keamanan yang ketat. Aku memulai itu dengan membuka suatu jaringan yaitu VPN. Dengan pakai VPN kita semua bisa dengan jelas membajak apapun dengan mudah.

Anak-anak di kelas sangat diam dan memperhatikan pelajarannya. Azura sangat menikmati pelajaran kali ini itu adalah opini aku.

Kami semua belajar dengan tenang tapi itu tidak lama penilaian kelas akan segera di mulai. Bu Arrabella menutup jam pelajaran kali ini dan menyuruh seluruh kelas untuk pergi ke ruang aula sekolah Karen akan di berikan pengarahan.

"baiklah sampai di sini pelajaran kali ini sekarang semuanya ke ruang aula sekolah ya!"

"iya Bu!!" jawaban seluruh kelas.

Semua anak-anak mulai membereskan barang mereka dan langsung pergi keluar kelas tapi itu di hentikan dulu sementara.

"teman-teman dengarkan! Kali ini penilain kelas aku ingin kalian semua kompak dalam menjaga kelas ya!"

Ucapan Reyta membuat seluruh kelas mengiyakan dengan kompak. Seluruh kelas mulai berbaris di ruang aula dengan sangat rapih.

"hari ini kita akan memulai penilaian kelas, setiap kelas harus dapat saling percaya, jujur dan terampil. Setiap kelas akan di nilai berdasarkan keterampilan anggota maupun ketuanya. Jika salah satu kelas berhasil dan dapat tahu siapa saja anggota yang terampil dan ketua yang terampil maka poin kelas akan di tambah menjadi 1000 poin."

Ketua Osisi di sekolah menjelaskan tentang penilaian kelas secara baik. Aku hanya memandang anak-anak yang sedang berbaris dan memahami situasinya.

"jadi seperti itu sepertinya aku tahu siapa saja anak yang akan terpilih"

Gumamku seperti itu. Ketua Osis membubarkan seluruh kelas yang ada di ruang aula. Reyta berjalan kearah aku.

"kita harus memilih tempat yang aman"

"UKS itu adalah tempat yang aman"

"baiklah aku akan mengurus anak-anak"

Reyta berjalan terlebih dahulu. Aku melihatnya dengan tatapan yang amat datar. Apakah harus seperti ini? Jika iya maka aku pakai kekuatan ini.

Reyta menyuruh seluruh kelas untuk pergi ke UKS, mereka semua menuruti perintah Reyta. Seluruh kelas pergi ke ruang UKS. Sesampainya di sana Reyta menarik tanganku dan mulai berdiri untuk memimpin.

"baiklah semuanya dengarkan ucapan aku!"

Selurh kelas mulai memperhatikan Reyta dengan serius. Tidak ada yang berisik satupun.

"hari ini adalah hari penilain kelas setiap kelas harus saling kerja sama dan aku mohon kepada kalian aku akan menunjuk beberapa anak yang akan membantu aku dan Axelle"

Aku melirik kearah Reyta yang sedang serius berbicara kepada seluruh kelas.

"Sepertinya dia sedang sakit" gumamku dengan jelas.

"Baiklah aku akan memilih Azura, Harmony, Cherry, Kenna, dan Mahveen. Kalian memiliki kemampuan yang saya butuhkan…"

Aku tidak mendengarkan pembicaraan Reyta yang aku lakukan adalah aku mengambil alat ukur suhu dari kotak P3K dan mulai memeriksa suhu Reyta.

"Azura aku butuh kamu kar…."

Belum selesai bicara Reyta terkejut dengan kehadiran aku yang tepat di depannya yang sedang mengukur suhu tubuh.

"38,8"

"apa yang kamu lakukan!?"

"kamu demam manamungkin bisa melanjutakan penilaian kelas bukan?"

"biarkan aku tidak peduli"

Reyta mendorong tubuhkan dan dia mulai berbicara kembali.

"Azura aku membutuh kamu karena kamu ahli dalam media sosial, Cherry kamu ahli dalam angka, Kenna kamu ahli dalam seni, harmony kamu ahli dalam pertemanan ,dan Mahveen kamu ahli dalam informasi. Aku membutuh kalian karena itu adabeberapa hal yang harus aku dan Axelle lakukan"

"baiklah kalau begitu"-Azuhra

"tidak ada masalah"-Harmony

Mereka semua setuju dengan ucapan Reyta dan giliran aku untuk berbicara.

"aku ngin bertanya kepada kalian semua, apa kalian ingin mendapatkan poin kelas tertinggi?"

Seluruh anak menjawab iya.

"Kalau begitu aku akan mulai angkat bicara, kalau kalian mau menuruti perintah aku aku akan kasih jaminan poin kelas tertinggi kepada kelas ini, walaupun jujur saja aku tidak tertarik dengan poin kelas tertinggi"

Eluruh anak mulai terdian dan mendengarkan perkataanku dengan serius begitupun dengan Reyta.

"aku ingin kita mengganti ketua pemimpin kita, buka Reyta tapi aku. Ada alasan mengapa aku ingin mengganti ketua"

Reyta terkejut dia mulai menyeleneh.

"kamu gila ya!"

"dengarkan aku dulu, aku bilangkan ada alasan mengapa aku ingin mengganti ketua. Alasan pertama Reyta ketua kelas dan itu akan dapat di tebak oleh seluruh kelas kalau dia adalah ketuanya. Alasan kedua aku sudah memahami betul seluruh kelas, siapa saja anak-anak yang akan kereatif dalam penilaian kelas ini. Alasan ke tiga aku akan menunjuk Calandera untuk memimpin seluruh kelas dan melindungi levina dari ancaman ayadin dengan begitu kita bisa mengelabuhi kelas lain untuk sulit menebak siapa ketuanya. Sebetulnya hanya itu saja alasannya tidak ada yang lain lagi"

"kamu ini bodoh atau bagaimana kita ngga boleh mengganti ketua karena sudah dalam peraturan bukan?"

Harmony menyeleneh ucapan itu. Aku yang tidka bereksperesi manjawabnya.

"kamu salah, dalam peraturan di jelaskan (harus mennetapkan ketua dengan jelas dan tidak boleh menggantinya tanpa alasan) itu yang di ucapkan peraturan bukan? Berarti kalau kita menggantinya dengan alasa itu boleh bukan?"

Semua anak berfikir dan terlihat kebingungan.

"Reyta sedang demam suhu badannya 38,8 itu adalah alasan mengapa kita dapat mengganti ketua, tapi sebagai gantinya aku juga berharap kepada Reyta untuk tetap Aktif dalam hal ini karena yang mereka tahu kamu adalah ketuanya"

Reyta mulai paham dan seluruh murid kelas 1A mulai paham juga.

"ternyata jalan kali ini kita pakai ilmu yang jenius ya"-Cherry.

Aku terdiam tanpa menjawabnya dan kali ini aku mulai mengubah ID aku dengan mengganti subjek anggota manjadi ketua.

Subjek di heandphone Reyta tidak di ubah dan itu akan membuat seluruh kelas dapat terkelabuhi.

"baiklah, aku ingin Azura dan Mahveen ikut Reyta ke ruang leb. Komputer sedangkan aku, Kenna, dan Cherry akan berkeliling mencari murid yang kreatif lainnya."

"lalu bagimana dengan aku?"-Calandera

"kamu dan murid yang lainnya tetap di sini jangan memulai keributan atau terpancing emosi karena kalian melindungi Levina dari Aydin, aku yakin kalian semua kenal dngan Aydin bukan? Maka jangan sampai terpancing emosi"

Seluruh anak mulai paham aku, Kenna, dan Cherry pergi mencari murid yang lain dan Reyta, Azura, dan Mahveen mulai pergi ke ruang komputer. Aku sedang mencari-cari beberapa anak-anak. Aku masuk ke ruang matematika dan melihat sekeliling ruangan.

"Cherry kamu siap berhitung?"

Cherry menoleh kearah aku.

"siaplah Axelle"

"sekarang jam berapa?"

"jam 09:00, kenapa?"

"kamu lihat jam berapa itu?"

Aku menunjuk dengan lirikan mataku.

"di jam pukul 13:00"

"hitung berapa angka jika mundur"

"4 angka"

Cherry yang menjawab itu benar-benar terkejut dia menatapku kembali dengan tatapan yang sangat licik.

"aku tahu jawabnnya"

Kenna sedang mengitari ruang matematika dan dia menemukan sesuatu.

"Axelle sepertinya aku menemukan jawaban di sini"

Aku menoleh ke arah Kenna dan berlari kearahnya.

"menemukan apa?"

"kamu lihat grafik matematika ini kan?"

"iya, kenapa?"

"ada beberapa angka dan ada beberapan huruf di dalamnya kalau kita susun hurufnya makan akan menyebutkan sebuah nama"

"aku tahu itu"

Aku tidak menulis jawaban itu di ponselku karena kalau aku menulisnya itu akan tertangkap basa.

"baiklah ayo kita cari ruang yang lainnya"

Aku, Kenna, dan Cherry langsung meninggalkan ruang matematika. Aku berjalan dan menuju keruang praktek mesin di sana yang kita bertiga adalah banyaknya mesin yang tersusun di meja, sepertinya aka nada sebuah praktek.

aku mulai memperhatikan kembali seisi ruangan. Banyak alat-alat mesin di sana yang paling mengesankan adalah sebuah rantai yang terjatuh di lantai. Aku berusaha untuk mengambilnya dan aku melirik sedikit kearah bawah. Aku kembali berdiri dan menaruhnya di meja. Aku melihat sebuah bola yang terakit dang sangat baik lalu aku berusaha membalikan arah dan melihat sekeliling ruagan kembali.

"yasudah ayo lah kita ngga akan menemukan apa"

Kenna dan Cherry menoleh kearahku. Aku mulai berjalan meninggali ruangan dan di susul dnegan Kenna dan Cherry. Aku keluar dari gedung sekolah dan mulai berjalan kearah lapangan.

"kamu benar-benar tidak menemukan apa apa di sana tadi?"

Cherry sangat penasaran dan aku mulai menjelaskannya.

"aku mendapatkan jawabannya dan sengaja saja aku tidak ingin member tahu kalian sekarang kita keruang peralatan olahraga"

Cherry dan Kenna bingung dengan apa yang aku jelaskan tadi. Kami berdua jalan menuju ruangperalatan olahraga. Sesampainya di sana aku mulai memperhatikan kembali seisi ruangan.

Kenna dan Cherry mulai mencari petunjuk yang ada.

"aku menemukannya kembali"

Aku menghampiri Cherry dan melihat apa itu.

"ada sebuah tulisan yang di tulis oleh debu"

Aku mulai membacanya dan mulai memperhatikannya dengan baik.

"aku paham"

"kamu paham?"

"iya"

"cepat sekali pahamnya"

Aku mulai membalikan arahku dan mulai membuka pintu ruang olahraga. Aku melirik Cheer dan Kenna.

"kalian sedang apa ayo kita kembali"

Aku berjalan mendahului Kenna dan Cherry dan tidak lama mereka berdua menyusul langkahnya. Kami bertiga kembali keruang UKS dan ternyata di sana sudah ada Reyta, Mahven, dan Harmony.

"bagaimana sudah menemukan jawabnnya?"

Reyta bertanya kepadaku dan aku menatapnya dengan tatapan yang amat datar.

"sudah hanya saja belum aku tulis"

"tulislah"

"bagaimana dengan kamu?"

"aku sudah menemukan beberapa anggota yang kreatif juga"

"baiklah tinggal kita tulis jawbannya"

Aku mulai membuka heandphoneku dan mulai menulis jawabnnya begitupun dengan Reyta.

30 menit kemudian

Seluruh anak kelas 1 mulai di kumpulkan kembali oleh angkota Osis agar mendengar hasil pengumuman.

Aku terlihat biasa saja dan tidak ada yag perlu di perhatikan juga.

"baiklah karena kalian sudah menyelesaikan tugas kalian saatnya kamu dan para guru menilai. Untuk satu kelas yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi kalian akan tinggal di asrama sekolah ini. Kalian tidak perlu khawatir karena para guru sudah menyampaikan informasi ini kepada orang tua kalian. Baiklah akan saya umumkan setiap poin di kelas"

Seluruh murid kelas 1 yang berkumpul mendengarkan dengan sangat serius.

"Untuk kelas 1D mendapatkan 500 poin.

Untuk kelas 1C mendapatkan 450 poin

Untuk kelas 1B mendapatkan 760 poin

Untuk kelas 1A mendapatkan 2500 poin.

Yang mendapatkan poin paling banyak adalah jatuh kepada kelas A. sekarang mari kita dengarkan jawaban dari anak kelas 1A mengapa dia dapat menjawab jawabn yang benar"

Seluruh kelas sangat terkejut mengapa kelas A mendapat poin sangat tinggi terutama kelas C. Aku dan Reyta maju kedepan dan mulai menjelaskan di atas panggung.

"saya Axelle sebagai ketua saya akan menjelaskan jawaban yang saya dapat."

Ada beberapa anak yang mulai berbisik membicarakan diriku. Aku tidak mempedulikan itu dan aku mulai menjelaskannya secara rinci.

"saya menemukan beberapa petunjuk. Ruang matematika saya menemukan grafik angka dan di situ terdapat huruf juga, ketika di susun maka akan terlihat jelas nama seseorang yaitu Vanesa dan jam di ruangan itu menunjukan kupul 13:00 dan bila di hitung mundur akan menunjukan 4 angka yang kalau di hidutung alfabet akan menjadi huruf D. ruang mesing saya menemukan sebuah rantai yang terjatuh dekat meja dan saat saya melihat kebawah meja ada sebuah alat pendeteksi suara dari tahun ini dan ada bola rakitan yang di dalamnya terdapat kamera dan alat pendeteksi suara tersebut, jumblah bola rakitan itu ada 11 dan bila di ubah ke alfabeth adalah K dan sudah jelas itu adalah Kaochi Akoi. Ruang olahraga aku menemukan sebuah tulisan (kami adalah ketua anggota masyarakat sangat teliti banyak yang tidak tahu G) jika di baca 2 kata saja maka sudah jelas bukan? Saat saya ingin keluar dari ruangan saya mencium aroma parfum perempuan yang di pakai oleh Grady maka sudah jelas bukan kalau ketua kelas B adalah Grady"

Aku menjelaskan sangat panjang mereka semua yang mendengarkan itu sangat terkejut bagaimana bisa aku dapat menebaknya dengan sangat jelas. Aku selesai berbicara dan di lanjutkan dengan Reyta berbicara. Aku hanya terdiam setelah itu.

20 menit kemudian semua kelas di bubarkan untuk kembali ke kelas masing-masing. Aku di panggil oleh Bu Arrabella untuk berbicara 4 mata olehnya. Aku menemuinya di taman belakang sekolah.

"ternyata kamu ini anak yang perlu di perhatikan ya"

Aku terdiam tanpa berkata-kata.

"jika kamu sekolah di tempat seperti ini apa kamu akan bertahan?"

"aku akan mencobanya untuk bertahan"

Bu Arrabella tersenyum licik. Aku benar-benar tidak peduli dengan senyumannya itu.

"ibu belum tahu siapa dirimu yang sebenarnya dari seluruh murid di sekolah ini hanya kamu yang belum ibu pahami"

"jangan mencari tahu tentang hidupku atau nanti ibu akan menyesal"

Aku meninggalkan Bu Arrabella di tempat aku pergi kembali kekelas.

"anak yang sangat misterius" ucap Bu Arrabella.

******

Selesai waktu sekolah kami semua di arahkan untuk kekamar asrama. Di sana sudah ada barang-barang kami. Aku tidak tahu mengapa barang-barangku di pindahkan sangat cepat. Aku mulai mengikuti arahan dari anggota osis, aku mendapatkan kamar di lantai 4 dan pemandangan di luar jendelaku sangat bagus terutama di malam hari. Aku mulai menaruh tasku, mandi dan berganti baju. Di kamarku terdapat dapur mini kalau aku lapar aku bisa saja memasak makanan instan.

Aku membuat sebuah burger yang di masak secara instan hanya perlu di masukan kesebuah alat seperti microwave. Sambil menunggu aku membuka komputerku dan mulai fokus belajar. Aku membuka materi mesin dan kali ini aku mulai mempelajarinya kembali.

Makananku sudah matang aku mengambilnya dan menyediakannya dengan piring kecil. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.

Tok Tok Tok!!

Aku berjalan kearah pintu kamar dan mulai melihat di sebuah lubang kecil di pintu. Teman-temanku pada datang mengunjungiku, aku membukakkan pintu kamarku.

"ada apa?"

"boleh melihat isi kamarmu?"-Cherry

Aku bingung mengapa mereka bertanya seperti itu.

"baiklah"

Aku membukakan lebar pintu kamarku dan teman-temanku mulai masuk.

"wah! Simple sekali tapi ini sangat keren!"-Kenna

"aku tidak tahu kalau Axelle mempunyai kamar yang sangat rapih dan simple ini!"-Harmony

"gila! Ada PC keluaran baru, bisa untuk main game sepuasnya nih"-Altezza

"kursinya kursi gamer, PCnya keren udahlah ini impia banget"-Haiden

"boleh dong kalau kita main di sini sekali-sekali"-Calandera

Aku mendengarkan ucapan mereka semua tapi tidak menanggapinya. Reyta memegang tanganku dan aku pun menoleh kearahnya.

"kenapa?"

"bisa bicara sebentar?"

"iya boleh"

Aku dan Reyta berjalan kearah balkon sedangkan teman-temanku sedang asik melihat seisi ruang kamarku. Aku membukakan pintu balkon dan menutupnya kembali. Aku dan Reyta memulai pembicaraan.

"aku masih tidak menyangka kalau kelas kita mendapat poin yang snagat tinggi"

"bukannya itu yang di maukan seluruh murid di kelas?"

"iya, tapi bagaimana kamu bisa tahu itu semua?"

"aku memahami caranya dan lagi pula era sekarang adalah era yang baru ilmu di pakai untuk melakukan apapu itu bukan?"

Reyta terdiam sejenak setalah mendengar jawaban aku.

"Axelle, kamu ini mempunya kepribadian yang sama seperti aku tapi apakah kamu tidak terganggu dengan yang lainnya?"

"tidak, aku hanya menganggap mereka sebagai teman walaupun mereka menggangguku"

"kamu terlalu polos sekali, aku hanya ingin tahu lebih dalam lagi tentangmu"

"jangan!"

Aku membantah itu dan Reyta terkejut mendengar ucapanku yang dengan tegas.

"kenapa?"

"kamu akan mendapatkan luka yang mendalam, aku peringatkan itu sebelum terjadi"

Reyta terlihat sangat kebingungan dengan kata-kataku tapi tidak lama ada seseorang yang membuka pinti balkon.

"hey! Kalian ini bicara diam-diam ya, ayp Reyta kita lihat kamar yang lainnya"-Huxley

Reyta terkejuta dan dengan spontan dia mengaguk dengan jelas. Reyta meninggalkan aku dan dia mulai mengikuti teman-temannya yang keluar dari kamaku. Aku menemani mereka agar keluar dari kemarku.

"kamarmu bagus seklai kapan-kapan main game boleh lah!"-Hiden

"mungkin iya atau mungkin tidak karena kau lebih menghabiskan waktuku untuk belajar"

"santai dikit saja"-Altezza

"yaudah terima kasih sudah berkunjung"

Mereka langsung mencari kamar yang lainnya. Aku menutup pintuku dan mulai beranjak ke meja belajarku. Aku mulia membuka sebuah server untuk stalker kehidupan mereka semua.

Jam sudah menunjukan pukul 23:00 aku tidak merasa lelah sekalipun jadi aku putuskan untuk membereskan buku yang ada di meja belajar, kertas yang berhamburan dan memakika komputer. Setelah semuanya selesai aku mebuang makanan yang tadi aku buat karena tidak aku makan sama sekali. Aku mematika seluruh lampu di kamar dan mulai beranjak ke tempat tidur.

"hari ini kenapa bayak sekali orang yang ingin mengetahui diriku? Aku harus membuat ulang dramanya"

******

Hari sudah berganti pagi aku mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah. Sebelum ke kelas aku menuju tempat makan yang khusus hanya untuk anak-anak yang tinggal di asrama tempat makan itu gabungan dengan kelas 3 SMA. Aku mengambil sebuah alas makanan yang sudah tersedia piring dan perlengkapan makanan yang lainnya. Aku mulai menganteri makanan secara berbaris, ada seseorang yang menarik bajuku dengan pelan dari belakang.

Aku menoleh kearah belakang dan ternyata itu adalah Reyta. Aku mulai bertanya kepadanya.

"kamu sedang menganteri juga?"

"iya, ada yang ingin aku bahas"

Aku mulai perlahan maju untuk mengambil makanan dan minuman. Ketika sudah semua aku mulai mencari tempat duduk yang kosong. Aku mengambil meja tepat di sudut pojok dekat pintu masuk. Aku duduk bersaya Reyta sambil memakan sarapan pagi.

"apa yang ingin kamu ceritakan?"

"aku mendengar kemarin pembicaraan kakak kelas kita dari kelas 12. Dia membicarakan soal mesin dan lain-lain tapi ada satu pembicaraan mereka yang membuat aku tertarik untuk mendengarkannya"

"apa itu?"

"dia bilang ada sebuah robot manusia yang sangat canggih di sekolah ini dia melakukan penyamaran yang hebat bahkan dia juga mirip dnegan manusia"

Aku yang mendengarkan itu terhenti dan mulai fokus mendengarkan cerita Reyta.

"apa lagi yang dia bicarakan?"

" tidak ada hanya itu saja"

Aku mulai merasa lega dari ketegangan ini. Reyta menatapku dengan tatapannya dan aku mengabaikannya aku hanya fokus kepada makananku.

Jam pelajaran kembali seperti semula aku hanya termenung tidak jelas menatap langit di luar. Bu Arrabella memberikan sebuah tugas lewat tablet kami masing-masing. Saat memeberikan tugas dia mulai memberitahu sebuah pengumuman.

"ibu akan mengumumkan sebentar kekalian semua. Ada seorang anak kelas 1C dia melaporkan dirinya kalau dia di bully oleh kakak kelasnya. Dia sempat di tanya oleh gurunya tentang si pelaku tapi dia tidak mau mengakuinya. Kalian semua di minta untuk menyelidiki kasusu ini. Ibu harap kalian bisa menemukan siapa pelakunya"

Semua anak mulai terkejut mendengar pengumuman itu tapi Reyta tidak dia justru bertanya kepada bu Arrabella.

"apakah ada peraturan dalam kasus ini?"

Bu Arrabella tersenyum licik kepada Reyta.

"tidak ada selagi kalian mematuhu peraturan sekolah kalian baik-baik saja"

Reyta mendengar itu dia kembali fokus kepada tugasnya.

"baiklah sekarang kalian lupakan itu dan kerjakan tugasnya"

Semua anak mulai fokus kembali. Aku mulai mengambil tabletku dan mulai mengerjakan soal dengan baik.

Jam pulang semokalh telah tiba, seperti biasa aku melakukan aktivitas yang biasanya aku lakukan saat pulang sekolah. Aku duduk di meja belajar dan mulai membuka game. Hari ini aku tidak belajar aku meluangkan waktuku untuk bermain game sejenak. Saat aku sedang bermain game ada sebuah panggilan masuk dari Reyta.

Aku meangkat telfon tersebut sambil bermain game.

"kenapa?"

"hari ini akan ada rapat rahasia dan kami semua akan rapat di kamamu"

"baiklah"

Reyta mematikan telfonya dan begitupun dengan aku yang mengeluarkan game dari komputerku. Aku mulai membuka pelajaran tentang mesing dan beberapa buku yang aku keluarkan untuk belajar.

TOK....TOK...TOK....

Suara ketukan pintu dari luar, sudah pasti itu mereka. Aku segera membukakkan pintu dan memberi mereka masuk. Teman-teman sekelasku datang secara bersamaan, setelah mereka masuk aku menutup pintuku dan berdiri di samping Reyta.

"hari ini kita akan melakukan rapat rahasia. Aku sudah bertaya kepada Bu Arrabella mengenai anak yang di bully itu. Namanya Falix anak kelas 1C. Dia sempat di tanya oleh beberapa guru mengenai kakak kelasnya yang membully dia aku dapat rekaman CCTV dari bu Arrabella tapi sayangnya rekaman itu tidak terlihat jelas karena terhalang oleh kotoran burung"

Semua anak mulai fokus mendengarkan ucapan Reyta. Reyta mengeliarkan tabletnya dan memutarkan rekaman tersebut. Memeang terlihat Falix sedang di bully dengan kakak kelasnbya. Setelah selesai menonton kami semua muali berfikir dengan keras. Aku mulai bertanya kepada semuanya.

"apa ada yang mengetahui siapa pelakukanya?"

Semua anak terdiam tidak ada yang menjawab pertanyaanku.

"seperti hanya aku saja yang mengetahuinya. Petunjuk pertama terlihat dia seorang kakak kelas dia menggunakan rompi warna Merah itu artinya dia adalahan anak kelas 11 petunjuk kedua ada sebuah mikrofon kecil di saku belakangnya. Anak dengan jurusan yang sering menggunakan mikrofon adalah jurusan mesing dan informasi.petunjuk ketika adalah dia terlihat sanatai daat membully itu artinya anak ini mencintai kekerasan di sekolah ini raja kekekrasan adalah Aydin"

Reyta berusaha memahami apa yang aku ucapkan dan mulai melontarkan jawabanya.

"berarti bisa saja itu adalah anak buah Aydin?"

"kita harus membuktikannya terlebih dahulu"

Aku berjalan kearah meja belajarku dan membuaka website sekolah, mencari anak murid dengan poin terburuk dan terrendah. Semua teman-temanku ikut melihatnya.

"untuk di kelas 11 ada anak bernama Baron dia mempunyai nilai terburuk karena suka melakukana kekerasan di sekolah."

Reyta langsung menyedarkan dirinya.

"kalau begitu besok aku dan Axelle akan menanyainya beberapa hal tidak dengan kasus ini"

"wah! Kalian berdua memang hebat ya"-Calandera

"sebelum itu akau membutuhkan bantuan Azura untuk mencari tahu media sosial Baron"

Azura yang terpanggil tersenyum kearahku. Aku berdiri dari kursi dan Azura menduduku kursiku.

"kalau begitu serahkans emuanya ekpadaku kareana aku ahli dalam sosial media"

Azura mulai membuka berbagaimanacam aplikasi dari mulai instagram, line, twitter, facebook, aplikasi pembajakan dan lain-lain. Dalam kurun waktu 20 menit dia berhasil menemukan beberapa informasi.

"Baron mempunya Twitter namanya:Baron_10, instagram: Baronn_IL, Line: ID CnlBaron, dan terakhir nomer poselnya:08********"

"Wah!! Azura kamu cepat sekali mengetahi itu semua"-Cherry

"ini adalah salah satu keahlianku dalam bermain media sosial"

Reyta mencatat semua itu. Aku muali angkat bicara kembali.

"kalau begitu aku butuh Levina untuk memancing Baron. Aku tahu Levina sendiri adalah anak yang bisa berbaur dengan para lelaki"

Levina terkejut mendengar itu. Aku menatap Levina dengan tatapan yang datar dan serius.

"akan aku coba"

Aku memalingkan pandanganku kepada layar komputer. Saat semuanya sedang menciptakan suasana masing-masing ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku.

TOK...TOK...TOK...

Kami semua terdiam tanpa berbicara dan semua pandangan langsung menuju kearahku. Aku menghelangskan nafasku dan mulai berjalan kearah pintu.

Aku membukkan pintunya dan ternayata itu adalah Falix.

"Axelle ini aku Falix ada yang ingin aku bicarakan kepadamu"

Aku terdiam dan mulai membiarkan dia masuk. Aku dan dia duduk di ruang tamu sedagkan teman-temanku ada di kamarku. Mereka sama sekali tidak bersuara aku rasa mereka diam-diam.

"anu...aku hanya ingin bilang tolong ungkapkan semuanya aku hanya tidak ingin semuanya terjadi hanya karena masalah aku ini"

Aku terdiam dan mulai memandang Falix dengan tatapan datarku.

"aku ingin kamu segera mengungkapkan siapa pelakunya yang asli"

"bagaimana aku tahu kalau kamu saja tidak mau memberi tahu siapa yang membullymu"

Falix terkejut dan menatapku dengan tatapan khawatir.

" Baron dia kakak kelas yang memebully aku tapi aku yakin itu bukan ulah dia pastia ada sebuah dalang di dalamnya"

Aku hanya terus mendengarkan apa yang Falix ucapkan.

"aku mohon Axelle ungkapkan yang sebenarnya"

"baiklah ada satu pertanyaan, kenapa kamu bisa masuk ke asrama ini padahal asrama inikan tertutup sedangkan kamu masih harus tinggal di luar dengan orang tua bukan?"

Falix terkejut dan dia mulai gelisah.

"kakakku tinggal di asrama ini aku bilang kepadanya kalau aku ingin meminjam sebuah kartu asramanya untuk bisa berbicara kepadamu"

"baiklah"

"kamu mau menolongkukan?"

"iya aku akan menolongmu"

Falix tersenyum namun raut wajahnya berubah kembali.

"ada satu anak yang aku curigain yaitu Ayadin dia sama sekali tidak ingin bertatapan wajah kepadku selama beberapa hari ini"

Aku mulai memandang kembali Falix dengan tatapan yang serius dan mulai memahaminya.

"baiklah akan aku cari tahu tentang dia"

"terima kasih Axelle!"

Falix tersenyum kembali dan dari wajahnya dia sangat berharap besar kepadaku.

"ada satuhal lagi yang ingin aku tanya. Kenapa kamu begitu berharap bantuan dariku kenapa tidak dengan teman-temanku yang lain?"

"itu karena mereka semua beda dari kamu. Kamu itu memiliki bakat yang sangat unik aku dapat melihat hal itu saat penilaian kelas kemarin"

Aku terdiam tidak membalasnya dan setelah aku ketahui Falix tidak ada niat buruk dia hanya butuh bantuan.

"baiklah aku akan mencobanya."

Falix mulai berdiri dan berjalan kearah pintu luar. Ponselnya bergetar ada sebuah pesan masuk dari Aydin. Aku melihatnya dan itu tidak sengaja.

"baiklah kalau begitu aku pulang dahulu"

"iya"

?langsung segera menurup pintu dan masuk kekamar. Teman-temanku muali memandangku dengan serius.

"tadi ituFalix kan Axelle?"-Harmony

"dia minta bantuan?"-Kenna

"apa yang dia minta?"-Annastasya

" bicara apa saja kamu?"-Hiden

Aku menghelangkan nafsaku.

"dia minta bantuanku untuk mencari tahu tentang Aydin dia mencurigai kalau semua ini ada dalangnya"

"kalau begitu kita cari tahu saja informasi tentang dia"-Alteza

"sudah malam sebaiknya besok"

"kalau bisa sekarang kenapa tidak?" jawab semua anak

Aku terkejut mendengar itu dan mulai berjalan kearah meja komputer kembali.

"kalau begi aku butuh kerahkan semua bantuan dari kalian kalau aku sendiri aku tidak bisa"

"tenang saja!"-Azura

"aku butuh Azura untuk mengetahui media sosial Aydin, aku butuh Mahveen untuk menemukan informasi tambahan tentang Aydin sekarang, aku butuh Levina dan Harmony untuk mulai mendekati taget."

Semua anak yang aku sebuti mengangguk dengan tegas. Mereka semua mulai mengeluarkan leptopnya masing-masing untuk memulai itu. Aku dan Reyta mencari beberapa informasi tambahan juga.

30 menit berlalu semua anak sudah mendapatkan informasi masing-masing.

"aku dapet media sosial Aydin, twitter:Aydin_ardias, instagram: ardias_Aydin, Line: ID Aydsaydin, nomer ponsel: 08******** dan 08********, kakaotalk: Aydiaardias, telegram:aydisaydin"- Azura

"aku dapat informasi Aydin yang serkarang, dia sedang di tempat Lestoran mewah bersama salah satu cewe beranama Icha dari sekolah Ananda elit School"- Mahveen

Levina dan Harmony langsung mendekatinya lewat media sosial sedangkan aku dan Reyta memantaunya dari setiap kamera yang terdekat di lestoran tersebut.

"aku ingin Azura membajak nomer ponsel Falix karena tadi aku melihat ada telfon masuk dari Aydin kepada Falix, kalau bisa dengan semua media sosial Falix"

"baiklah"-Azura.

Kami semua fokus dan terus mencari beberapa bukti lainnya dengan cepat. 2 jam kemudian kami semua sudah selesai mengumpulkan semua bukti yang ada. Teman-temanku sudah muali pulang dan besok adalah hari perang kami semua. Reyta bilang kalau besok akan lansgung di sidang dengan cepat. Aku mengumpulkan semua bukti dan menyimpanya di file tertentu.

Aku membereskan kamarku dan meja belajar. Aku muali mematikan semua lampu karena sekarang sudah pukul 11 malam. Aku mulai membanting tubuhku di tempat tidur.

"hah...melelahkan juga ya. Setelah di lihat-lihat alur yang aku ubah sepertinya berhasil dengan begini aku akan dapat memecahkan semua masalah di sekolah ini"