Hari sudah berlalu. Hari ini kami semua pergi berwisata yang sudah di janjikan oleh kepala sekolah. Kami semua menikmati hari dengan sangat gembira. Aku sudah menyiapkan apapun yang ingin di bawa. Aku dan teman temanku mulai memasuki bus dengan teratur. Aku duduk terlebih dahulu di kursi dekat jendela dan tidak lama Reyta duduk di sampingku.
Aku tidak mempedulikannya aku hanya mendengarkan sebuah music sambil menggunakan hearphone yang terpasang di telingaku. Hampir selama perjalanan aku menghabiskan waktu hanya dengan tertidur sedangkan teman-temanku yang lainnya menciptakan suasana baru penuh dengan ceria. Sesampainya di vila kami semua mulai menuju kamar masing-masing yang sudah di atur oleh kepala sekolah dan Bu Arrabella. Aku mulai menaruh koperku dan menata beberapa barang. selepas membereskan semua barang aku mulai kembali ke halaman depan.
Beberapa anak sedang menyediakan makan malam ini untuk barbeque. Aku membantu mereka menyiapkan panggangannya. Terlihat sangat indah saat seluruh kelas menciptakan suasana yang ceria. Hari perlahan mulai bergati dengan gelap kami semua menikmati makan malam dengan sangat nyaman. Kami semua menikati makanan dengan kehangatan. Aku berbincang bersama teman-temanku yang lainnya tapi saat semuanya sedang asik bersama tiba-tiba saja ada seseorang berlari dan berdiri di tengah-tengah kami dengan pakaian yang amat kusut dan banyak luka di tubuhnya. Kami semua terhenti dengan aktivitas kami dan kami mulai memperhatikan orang itu. Aku memperhatikannya dengan sangat baik dan ternyata itu adalah Grady.
Aku melihat wajahnya dia sangat kelelahan. Aku mulai bertanya kepadanya
"kamu kenapa?"
Gradi berusaha untuk mengatur nafasnya dengan tenang.
"tolong kami sekolah sedang di serang oleh pihak lebotorium karena kalian di tuduh sebagai tersangka kebakaran lebabotorium"
Kami semua yang mendengarnya terkejut dengan jkelasn masa iya sekolah di serang karena kami semua menolong Annastasya dan yang lebih paranya adalah kami di tuduh sebagai tersangka.
Aku tahu ini pasti hanya sebuah lelucon saja tapi setelah aku perhatikan wajah Grady terlihat sangat serius.
"apa hanya kamu yang selamat?"
"tidak di dalam hutan bagian timur ada Kaochi dan Falix"
"Levina dan Altezza tolong bawa mereka ke sini"
Levina dan Altezza langsung pergi menuju hutan timur. Aku berjalan menghampiri Grady dan mulai mengajaknya untuk masuk kedalam vila. Bu Arrabella langsung menyuruh semua anak untuk masuk ke dalam vila.
"semuanya masuk kedalam vila!"
"baik bu!" jawab seluruh anak.
Kami semua mulai berjalan masuk ke dalam vila kami tidak sempat untuk membereskan barbeque yang abis kami pakai. Kami semua menuju ruang tengah dan di situ semuanya ngumpul untuk meminta penjelasan dari Grady.
Grady terlihat sangat ketakutan dan di tambah lagi dia terlihat seperti menginginkan sesuatu tapi untungnya Annastasya berusaha menenangkannya dengan memeluknya.
"ceritain semuanya dari awal"
Grady menatapku dengan tatapannya yang serius.
"tadi itu aku sedang belajar seperti biasa di rumah lalu aku dapat laporan dari teman ayahku kalau pihak labotorium menangkap sebuah camera CCTV yang mengaharkan kepada kalian semua yang saat itu juga sedang menolong Annastasya di duga kalian yang memebuat kekacauan itu hanya untuk menculik Annastasya, saat itu juga aku panik aku lansung pergi dan melihat suasana di sana dan di sana sangat kacau kami semua para murid berusaha untuk melindungi sekolah tapi tidak bisa mereka menuntut pihak sekolah dan merusak sekolah, itu sangat kacau"
Aku memahami cerita Grady dan tidak lama Altezza dan Levina membawa masuk Kaochi dan Falix. Mereka berdua menaruh Kaochi dan Falix duduk di samping Grady. Aku melihat banyak sekali luka di tubuh mereka bertiga tapi itu segera di sembuhkan oleh Bu Arrabella.
"sebetulnya ada satu hal yang ingin aku sampaikan kepada kamu Axelle"
Aku kembali lirik Grady dan menatapnya.
"ayah dan ibuku kerja di pihak Labotorium, di sana ada satu anak yang mereka harus jadikan bahan experimen mereka membutukan otakmu Axelle. Otakmu di rangkai dari sebuah cip yang sangat hebat kekuatannya dan itu yang mereka butuhkan"
Aku mengangkat kepalaku seolah bersikap sombong.
"aku tahu itu tapi jika aku serahkan diriku mereka akan menyalah gunakan diriku"
Grady mulai melirih " aku tahu itu tapi setidaknya kalau kamu menyerahkan diri semua akan damai. Labotorium di ciptakan untuk kedamaian umat manusia"
Aku menatapnya dan menghelanhkan nafas "baiklah aku akan menyerahkan diriku seutuhnya. Untuk besok aku akan menyerahkan diriku tanpa harus ada keributan"
Semua orang memandangku dnegan tatapan terkejut.
"nggak! Axelle ngga boleh pergi! Pasti ada cara lain untuk melarikan diri"-Reyta
"Axelle anak yang jenius masa iya kita harus kehilangan Axelle demi penelitian yang konyol itu?"- Azura
"tidak ada cara lain selain seperti itu, kita tidak bisa lari dari pihak labotorium atau nanti kota jakarta akan menjadi kota yang terpecah belah!" Grady mulai memepertegaskan semuanya.
"kesepakatan kali ini aku akan meninggalkan kalian semua demi perdamaian"
Semua anak terlihat sangat sedih bahkan ada beberapa yang masih tidak terima. Aku tahu ini akan menjadi akhir yang sangat menderita tapi bagaimanapun ini harus di akhiri. Mencari solusi dalam sebuah perpecahan sangat rumit.
Kami semua menyepakati bersama untuk malam ini aku dan teman-teman yang lainnya mulai tertidur dengan nyaman. Di tengah malam aku terbangun dan berjalan kearah balkon untuk menghirup udara malam segar terakhir kalinya.
Seseorang berdiri tepat berada di belakangku.
"kenapa belum tidur?"
Seseorang itu tidak menjawab apa yang aku tanyakan lalu tidak lama dia menjawabnya.
"apa kamu benar akan pergi selamanya?"
Aku mengenal suara itu suara yang terkenal dengan nada yang sangat pemarah itu sudah pasti Reyta.
"iya aku akan pergi kenapa?"
"bisa tidak kalau kamu tidak meninggalkan kami semua?"
"ini sudah seharusnya bukan?"
Aku mendangar suara tetasan air aku mulai menoleh kearah Reyta dan saat aku menatap dirinya, dia terlihat sedang menangis.
"kenapa kamu menangis?"
"bodoh! Kamu ini sangat bodoh" dia berbicara dengan suara yang terisak-isak.
"aku salah? Salah apa?"
Dia tidak menjawab pertanyaanku dia hanya menangis dengan sangat deras dan hebatnya dia menangis tanpa bersuara.
"kamu sudah membantu banyak kami semua dan kini kamu meninggalkan kami semua"
"maaf aku tidak bisa selamanya ada"
Reyta menangis dengan sangat deras dia tidak dapat menatapku dan saat itu juga aku memeluknya dengan sangat erat dan membisikannya.
"ingat pesanku akau akan kembali lagi tapi tidak dengan wujud asliku bisa saja aku kembali dengan wujud yang lainnya entah itu hewan, tumbuhan, manusia, atapun benda. Jangan benyak bersedih"
Tangisan Reyta semakin deras aku semakin erat memeluknya agar dia berhenti dan merasa nyaman untuk yang terakhir kalinya. Malam itu aku hanya menenangi Reyta yang sedang sedih dan menghabiskan waktu terakhirku dnegannya.
Tidak terasa hari sudah berganti dan matahari kini terbit kembali aku dan teman-temanku jalan kembali kearah gedung Labotorium dan mulai berbicara kepada ketua pimpinan bahwa aku menyerahkan diriku untuk mereka ambil cip di dalam tubuhku. Pimpinan menyetujui itu dan kini keadaanku tengah berbaring di sebuah tempat tidur di ruangan. Operasi pengambilan cip di mulai aku sudah tidak sadarkan diri dan perlahan kesadaranku menghialang. Sebelum operasi di mulai pimpinan memberi tahu kalau tubuhku harus di ledakan agar tidak di persalah gunakan oleh pihak ilegal. Namun itu benar aku sempat sadar dan dapat melihat bahwa aku sekarang berada di ruangan dengan senjata laser hebat dan yang aku lihat lagi teman-temanku berada di sampingku dan mereka semua tertembak oleh laser itu.
Itu adalah kenangan terakhir yang aku lihat.