Sejak aku tinggal di rumah nenek, aku merasa senang karena aku tidak di marahi setiap hari. setiap hari aku selalu senang dan selalu mengikuti kemanapun nenek ku pergi. Aku sangat ingin di manja oleh orang tuaku, namun aku tak pernah ingat mendapatkan kasih sayang sebesar kasih sayang yang di beri nenek ku.
selain ada nenek yang menyayangiku aku juga memiliki bibi dan paman setra anak laki laki mereka yang menyayangiku. sering kali aku bermain dengan anak laki laki mereka, mulai dari bermain di dalam rumah hingga ke kebun samping sumah kami.
karena usiaku lebih tua jadi aku menganggapnya adik ku. adik kesayanganku hingga saat ini. ngomong ngomong namanya sean. Sean adalah anak pertama dari bibi dan paman ku, dia anak laki laki yang aktif dan cengeng waktu kecil. Tentusaja aku yang membuatnya setiap hari menangis, karena aku suka sekali menjahilinya. Ya... dati dulu aku suka sekali menjahili anak anak di sekitar rumah nenek ku. Dulu aku menganggap dirikulah yang paling hebat dan tidak ada yang bisa mengalahkan ku. Orang-orang bilang aku seperti ibuku waktu kecil, sangat nakal ,suka memimpin, tak mau kalah, dan sangat aktif. intinya aku anak yang nakal.
Aku mulai masuk ke TK DharmaWanita di sana aku tidak terlalu ingat kenangan di masakecilku. Yang ku invat hanya beberapa hal ,seperti saat aku di beri tugas menggambar bintang , tapi aku tidak bisa dan aku memaksa teman sebangkuku untuk menggambarkan bintang. Ada juga saat aku menusukan pensilku ke telapak tangan seorang anak laki-laki yang mendorongku hingga jatuh. saat itu aku tifak terlalu ingat apa yg sebenarnya terjadi, aku hanya mengingat bahwa kami bertengkar dan membuat geger di kelas dan kami menangis bersama. Memori yang terasa buram, aku hanya mengingat kejadian setelah itu.
Nenek ku menjemputku bersama kakek ku yang seorang kepala desa pada masanya. nenek ku terus membelaku laku membawaku pulang kerumah. Aku merasa ketakutan kalau nenek akan memukulku seperti ibuku , tapi nenek ku tidak memarahiku. kakek dan neneku hanya memberiku nasehat bahwa aku tidka boleh melakukan hal itu pada orang-orang di sekitarku.
saat itu aku hanya mengiyakan saja, tapi tetap saja aku tumbuh dengan super aktif (nakal). aku memang anak yang berulah, dan banyak tingkah.
suatu hari ibuku pulang dari luar negri lalu membawaku ke sebuah sekolah berasrama, padahal saat itu aku masih TK. nenek ku tidak tega jika aku di tinggalkan di sekolah berasrama, nenek ku membawaku pergi. namun ibuku tetap membawaku pergi dan membawaku kesebuah asrama sekolah.
aku sangat takut ketika aku bersama ibuku, karena tatapan ibuku seperti tatapan seseorang yang sangat marah saat menatap ku. aku sangat ketakutan jika ibuku memukuli ku lagi ataupun berkata dengan nada yang sangat tinggi.
Pernah suatu hari aku di ajak jalan jalan bersama keluarga besar, kami makan bersama dan saat di lestoran tanpa sengaja aku menumpahkan air kobokan dan aku di marahi dengan nada yang sangat tinggi dan saat kami pulang, ibu ku tetap marah bahkan sesekali mencubitku dengan kencang. Aku selalu tidak nyaman kemanapun saat ibuku ada, aku merasa ketakutan sendiri hingga aku beranjak dewasa sekarang, seolah olah trauma itu akan terulang dan terulang.
sering kali juga saat kami bepergian ibuku pasti akan marah marah dengan salah satu dari keluarga besar kami. seolah -olah kami tak memiliki kenangan yang indah saat kami bepergian untuk rekreasi keluarga. hal itu bahkan terus terjadu hingga saat ini, sering kali aku menolak saat ibuku mengajak ku pergi, aku hanya malah saja karena pasti ada -ada saja hal yang membuat ibuku marah dan pasti semua orang tidak memiliki kesan bahagia.