Chereads / RARI / Chapter 6 - Kelas 1 0.02

Chapter 6 - Kelas 1 0.02

masih bersambung dengan cerita sebelumnya, kali ini aku di tanya oleh seorang bapak-bapak, aku tak terlalu ingat hanyasaja ia menanyaiku saat aku baru pulang dari sekolah dan tengah menuju perjalanan pulang. bapak itu bertanya dari dalam mobil kijangnya (mobil kijang dulu itu sudah termasuk mobil yang bagus) sambip menurunkan kaca mobil , dengan nada dan gaya bicaranya sama seperti bude tri, yang merendahkan orang lain. kali ini aku menceritakan kejadian itu pada nenek ku dan nenek kubilang abaikan saja orang seperti mereka.

sejak ibuku pergi ke jakarta banyak sekali orang orang yang bertanya keberadaan ibuku. aku yang masih kecil hanya menjawab seadanya dan aku tak terlalu paham pembicaraan orang dewasa di sekitarku.

meski begitu aku mengabaikan ucapan mereka, aku yang masih kecil lebih suka bermain daripada mendengarkan pembicaraan orang dewasa, ya tentu saja, Namanya juga anak kecil. Saat itu aku juga aku memiliki peliharaan seekor anak kucing berwarna hitam. Aku sangat menyayangi kucing itu, bahkan saat aku tidur, aKu membawa kucing itu tidur bersamaku. kucing itu selalu menempel padaku, hingga suatu hari kucing itu membuat ku kesal lalu aku memukulnya bahkan melemparnya ke genangan air di depan rumah nenek ku saat itu karena akhir akhir ini sering sekali hujan dan seringkali desaku mengalami kebanjiran. Meski kucing itu ku perlakukan seperti itu aku tetap menyayangi kucing itu dan kucing itu tetap mendekatiku, seolah-olah kucing itu meminta ampun aku juga merasa kasihan dan merasa malang. saat kucing itu mendekatiku aku memeluk kucing itu dan membersihkan tubuh kucingku lalu kupeluk erat seolah -olah aku tidak mau kehilangan kucing itu. tak lama setelah itu nenek ku malah membuang kucingku ntah dimana hingga aku jengkel dan kesal.

saat aku memberikan prilaku buruk pada kucing ku, aku teringat saat ibuku memarahiku. setiap ibu memarahiku atau memukulku ia akan merasa bersalah dan meminta maaf padaku lalu aku juga jatuh di pelukan ibuku dan masih menyayanginya. ntah kenapa bayangan itu malah muncul saat aku mengingat kejadian saat aku menyiksa kucingku dan saat ibuku memarahi atau memukulku.

kadang aku berpikir, apakah ini yang di maksud jiwa pesikopat? benarkah seperti itu? tapi sekarang aku tidak melakukan hal itu pada kucing lagi. aku sudah tidak pernah menyiksa hewan lagi sejak itu? mungkin? aku lupa apa aku benar-benar tidak pernah menyiksa hewan lagi...