Sesampainya di rumah, aku melihat Dika dan Reno sedang menikmati kopi hangat. Mereka juga sedang ngobrol santai dengan Mbah Putri. Mbah mengira kalau kami belum ketemu, tapi sudah aku jelaskan kalau kami sudah bertemu di sungai Galuh dekat pintu air Belanda.
"Mbah, apa Mbah Putri tau tentang sejarah pintu air Belanda itu? Soalnya tadi pas lagi main di sana..." aku tidak meneruskan kata-kataku. Aku melirik ke Dika.
"Pas kita main di sana, saya mendengar suara gamelan Mbah, kadang suara gamelan itu terdengar sayup-sayup, kadang juga terdengar jelas" sahut Reno meneruskan penjelasan ku. Respon dia cukup baik, mungkin dia tau kalau ada Dika aku tidak akan sembarangan bicara tentang apa yang aku rasakan.
"Untung kalian cepat pulang" ucap Mbah Putri memandangi kami dengan seksama.
"Memangnya apa yang terjadi jika kami tidak langsung pulang Mbah?" tanya Widya.