Selamat membaca :)
°•°•°
"Mau mengelak sampai ratusan, ribuan, atau jutaan sekalipun, bukti yang ada memang begitu. Kak El yang ada di balik semua luka-luka Kak Al." Nasya mencoba untuk mengulas senyum pada dua sahabatnya. Walaupun hatinya sedih mengetahui kelakuan Mikhael yang berlebihan, dia tidak boleh terlihat lemah, bukan?
"Bener-bener." Bela yang ikut masih merasa tak menyangka, memekik, "astaga! ini aku masih nggak percaya, Nasya!"
"Iya, aku juga gak percaya. Ini aneh."
"Aku sebagai adiknya semakin enggak percaya, Bel, Len." Sesudah Nasya menutup mulut, tanpa diminta oleh gadis pemilik mata teduh itu, Bela dan Leni menggenggam tangannya kian erat.
Ketiganya kembali diam sesudah Nasya memberikan senyuman tipis. Tiga serangkai itu lantas masuk ke kelas dan duduk di tempat yang seperti biasanya. Nasya duduk di depan, dengan Leni.