Selamat membaca :)
°•°•°
"Kamu nggak ngarang, Nasya? kamu mau dibeliin sepatu?" tanya Bela yang benar-benar tidak percaya setelah mendengar kalimat terakhir Nasya. "Kamu salah denger kali."
Nasya menggeleng dan tersenyum tipis. "Kamu kira, aku mengada-ada?" tanya Nasya dengan tatapan mengarah pada Bela yang juga tengah melihatnya. "Untuk apa aku ngarang cerita?"
Bela refleks saja mengangkat bahu. Dia masih memikirkan, untuk apa mamanya Al membelikan Nasya sepatu. Apalagi mereka baru pertama kali bertemu.
"Terus, kamu juga bilang kalau aku salah dengar?" Bela manggut-manggut, bisa jadi kalau Nasya memang salah dengar. "Enak sekali kamu bilangnya. Aku belum nenek-nenek, Bel."
Sontak saja Leni tertawa-tawa. "Kamu aneh Bela. Nasya ngarang juga buat apa? kelewatan kamu." Masih saja Leni tertawa, bahkan belum bisa berhenti.