Selamat membaca :)
°•°•°
Rencana untuk menjauh dari Al bukan hanya rencana belaka. Nasya dan Bela lari menuju kelas dengan kecepatan kilat. Pagi itu jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang sepuluh. Beruntung, Al tidak melihat sosok Nasya yang lari-larian.
Di samping kanan, Bela mengikuti Nasya dengan wajah mengarah pada tanah. Nasya tahu, Bela kelelahan. Terlihat napas sedikit tersengal.
"Sepertinya, buaya daratnya sudah ketinggalan jauh, Bel. Kita bisa santai sekarang." Nasya melirik Bela. "Maaf, harus ajak kamu lari-larian pagi ini, Bel. Aku harus menghindar dari Kak Al. Maaf, Bel."
"Kenapa harus ngehindar? perlakuan Kak Al sama kamu itu beda, Nasya."
Nasya terbelalak kaget. Sepasang kaki berhenti, tangan kanan menahan Bela agar tidak melanjutkan perjalanan. "Kamu barusan bilang apa, Bel? kenapa aku harus menghindar?" Nasya memang tidak percaya dengan apa yang didengar oleh telinganya barusan.