Selamat membaca :)
°•°•°
"Amin..." lirih Kezia.
Wanita yang baru saja menyiapkan sarapan itu, hendak memanggil Dea dan Alin. Ketika masih di dalam pertengahan, Kezia mampu menangkap ucapan doa Nadea. Ia lantas mengaminkan tanpa pikir panjang.
Sedangkan dua sahabat itu, kini saling menarik diri, melepas pelukan mereka. Keduanya sama-sama terkekeh. Tangan Dea kini terulur kembali untuk mengusap perut sahabatnya yang menggelembung. "Semoga sehat, ya, dedek bayinya."
"Amin Tante, Dea." Dea tertawa geli, Alin yang melihat Dea sudah mampu tertawa lagi, senyumnya merekah.
Di saat keduanya asik dengan dunia mereka, Kezia melangkah perlahan, menuju istri-istri muda. Dea dan Alin bersamaan menggerakkan kepala mereka, mendongak. "Sarapannya sudah siap, anak-anak. Ke ruang makan sekarang?"