Selamat membaca :)
°•°•°
Mau tidak mau, Nadea harus menerima dan percaya bahwa Debora sudah pergi. Pergi jauh dari dirinya dan dunia. Debora sungguh sudah kembali pada Sang Mahakuasa.
"Mami..." Dea sudah berteriak sangat kencang, tapi yang keluar hanya lirihan lemah. Tenggorokannya tercekat. Suara yang terkumpul, tersendat karena tangisnya yang sesenggukan. "Mami Debora...!"
Tubuh Dea sudah tersimpan di dalam selimut. Meringkuk seperti orang yang kedinginan. Ya, nyatanya, Dea merasa dingin.
Hati Dea seakan beku, sangat sulit mencair. Yang ada hanya sebatas perasaan tak percaya bahwa Debora sudah meninggalkannya. Mertua terbaik di dunia baginya, kini tiada.
Penyesalan bersarang di dada ketika melihat Debora yang sudah memejamkan mata untuk terakhir kali. Tepat di hadapannya, di depan mata. Bahkan Dea belum mengajak Debora berbincang sebelum mertuanya kembali pada Tuhan.