Selamat membaca :)
°•°•°
"Seperti yang sebelumnya dikatakan dokter, reaksi Nyonya Debora memang seperti ini ketika diberi obat pereda sakit, Bu."
Ya, bukan hanya satu kali ini saja Debora disuntik cairan pereda rasa sakit. Di hari kedua Debora dirawat, wanita itu sempat merasakan rasa sakit di perutnya yang luar biasa menyakitkan, seperti diremas kuat-kuat dan perih.
Sungguh hebat rasa sakit yang menyerang perut Debora kala itu. Debora bahkan mengeluarkan air mata dan mengaduh kesakitan. Kezia pun ikut menangis. Dia tidak banyak berperan selain memanggil perawat dan terus melantunkan doa.
"Saya khawatir karena beliau tidak tenang, Sus." Kezia menahan air matanya mati-matian. Dengan perasaan takut, tangannya saling meremas satu sama lain. Ia harus menahannya karena dengan dia kuat, Debora pasti kuat. Kezia meyakini itu.
"Sesegera mungkin saya tanyakan pada Dokter Aldo untuk kelanjutannya. Apakah harus dioperasi atau tidak."
"Operasi, Sus?!"