Selamat membaca :)
°•°•°
Pukul sembilan pagi, posisi Kezia masih sama. Duduk di ruang perawatan rumah sakit dengan ditemani Nadea. Sebelumnya sudah makan bersama Debora sebelum menantu dan sang anak tiba.
Semalam Debora yang menawarkan diri untuk menjaga Kezia. Sementara Dea harus kembali ke rumah bersama Sean. Kini, menantu Debora itu menempatkan diri di atas single sofa sambil memerhatikan laptop yang menyala di depannya.
Bola mata Dea bergerak ke kanan-kiri, kadang ke bawah dan kembali ke depan. Kertas yang semula kosong, menjadi terisi penuh. Hampir mencapai delapan halaman, hasil ketikan Dea tersebut.
Hingga suara Kezia memanggilnya. "Iya, Ma... kenapa? Mama butuh apa?"
"Kamu pulang aja, Nadea. Jam sebelas nanti Mami Debora ke sini."
Dea membuang napas. Mamanya selalu seperti itu. Tidak mau merepotkan Dea. "Aku anaknya Mama. Harusnya emang Dea yang di sini, Ma."