Selamat membaca :)
°•°•°
Dea meletakkan dua gelas cokelat panas pada meja kecil yang ada di salah satu sisi kasurnya. Sengaja menyiapkan dua gelas untuknya sendiri dan Sean. Lalu tak sengaja, ia melihat keberadaan Sean yang tengah memandangi langit.
"Awannya gelap banget ya," ucap Dea kala menatap langit malam di atas balkon kamar mereka.
"Namanya bukan pagi atau siang, Sayang. Wajar kalau gelap, sudah malem," papar Sean dengan menarik sudut-sudut bibirnya tanpa sepengetahuan perempuan di sebelahnya. Tampak lesung pipi kecil Sean yang muncul malu-malu. Sebenarnya, Sean cuma mengetes kadar kekesalan istrinya saja. Siapa tahu Dea terpancing emosi.
Terbukti, Dea menoleh secepat mungkin ke Sean yang berdiri di sebelah kirinya. "Bukan masalah waktu antara pagi, siang, sama malem, Sean. Itu mendung!" serunya dengan nada setengah kesal.