Selamat membaca
°•°•°
"Sekarang apalagi? kelakuan nakal Papa sama orang yang disebut sama Mama tadi, ya? iya, Pa?"
"DIYA!" bentak Mama. Kurasa bukan Diya saja yang tersentak, aku sampai kaget mendengar nada suara Mama. "Kamu sama Dea pulang sekarang! Mama bisa omongin ini sama Papa berdua." Kali ini melemparkan tatapan sendunya ke arahku lalu ke Diya secara bergiliran. "Sudah, kalian pulang. Mama mohon sama Nadiya, Nadea... pulang, Sayang...."
Tanpa kuduga, Nino langsung menarik tubuh Diya. "Biar mereka berdua yang ngurus masalah mereka, Beb," gumaman Nino yang masih bisa kudengar ketika Diya berdiri.
"Ini masalah keluargaku, No. Bukan soal mereka berdua. Aku sama Diya, anak-anak mereka." Kupandangi Sean lalu Nino. "Kalo kalian mau pulang, pulang aja. Aku sama Diya pengen di sini... Diya?" Aku meminta saran dari saudariku yang masih berdiri itu.