Judul : Hadiah Termahal (Tamat)
Penulis : AdDina Khalim
Aku mendengus sebal. Lagi-lagi Ibu memanggilku. Tentu saja untuk mengerjakan sesuatu, melakukan pekerjaan ini-itu yang pasti akan menguras habis seluruh tenagaku. Padahal seharian ini aku sudah berbaik hati membantunya melakukan pekerjaan rumah, membantunya membuat kue, juga mengiyakan perintahnya untuk pergi ke pasar demi membeli beberapa keperluan. Tapi tetap saja, bagi Ibu itu masih belum cukup. Dan kini aku kembali mendengar namaku diteriakkan berkali-kali, yang artinya aku harus siap menerima perintah yang lain lagi.
"Apaan lagi sih, Bu. Rani kan udah capek seharian ini disuruh-suruh Ibu terus. Dan giliran Rani mau istirahat bentar, Ibu masiiih aja manggil-manggil," gerutuku sebal begitu aku sudah berada dihadapan ibuku.
Ibu malah tersenyum melihat raut wajahku yang cemberut.