Aku bukan hanya terjebak, tapi terperangkap; seperti benda langit yang ditelan oleh lubang hitam, tertarik oleh bintang yang tidak terlihat itu.
Tidak bisa melakukan apapun, bahkan tidak memiliki kesempatan mengajukan keberatan. Jika aku menerima ajakan mereka, aku akan terseret lebih jauh dalam pusaran mematikan dan semakin sulit menjauh, apalagi pergi.
Jika tidak bergabung, aku mungkin akan mengecewakan Hani sekaligus disematkan sebagai orang yang ingkar janji.
"Ok, boleh..", jawabku yang masih memikirkan cara untuk menyampaikan kalimat berikutnya.
"Tapi ?", tanya Hanan yang menyadari ucapanku belum selesai.
"Tapi...", ucapku.
"Soal Puan Lusi dan Ryan, Ara tak payah risau biar Aunty yang uruskan", sela ibunya mencoba meyakinkanku.
"Then, let them decide it", jawabku.
"And, I will invite kak Bella and kak Anne to come with us ?", ucap Hani.
_____________________
Usai makan siang, Aunty Meera meninggalkan rumah, Hani kembali ke kamar, begitu juga Hanan. Sedangkan aku memilih bermain bersama ikan hias peliharaan Dato Adryan Mikail yang berada di kolam belakang.
"Kalau Ara bosan, Ara boleh pulang. Saya tak kisah, tapi esok jangan tak datang pula", ucap Hanan yang baru saja menghampiriku.
"Are you serious ?", tanyaku setengah tidak percaya.
"I'll change my mind if you ask me one more time", jawabnya dengan nada sedikit mengancam.
_____________
_____________