Sembari mendengarkan lantunan lagu dari band indie-rock favoritnya, kala itu akal sehat Alexa sedang mencari tempat teraman untuk menempatkan seluruh isi hatinya yang hampir membeludak.
Dalam 'dia' begitu nadir, Alexa menemukan lautan yang cukup luas dan dalam untuk menitipkan air matanya dari waktu ke waktu.
Kala itu, Gibran layaknya sebuah perahu untuknya berlayar saat malam hari. Terutama ketika lautan itu sudah terlalu dingin baginya untuk direnangi.