Chereads / Secrets (Of Us) / Chapter 2 - 2

Chapter 2 - 2

Gadis berseragam SMA yang memiliki kulit putih sedikit sawo matang khas orang indonesia, Mata indah dengan bola mata hitam, hidung yang tidak mancung tapi juga tidak terlalu pesek, bibirnya yang berukuran normal dan pas diwajahnya, dan dengan rambut panjangnya yang dikucir kuda kini sedang berjalan memasuki pekarangan sekolah barunya.

Koper biru lautnya ikut diseret sepanjang koridor dengan dua rangsel yang disandang didepan dan dibelakang tubuhnya. Kemaren ia sempat datang bersama orang tuanya untuk melihat-lihat asrama yang akan ia masuki hari ini. Meskipun rumahnya tidaklah jauh untuk mewajibkannya memasuki asrama, peraturan sekolah selalu mewajibkan semua siswanya diasramakan. Sepanjang perjalanannya melewati koridor beberapa siswa yang berlalu lalang meliriknya dan berbisik-bisik dengan temannya.

"Hai... nama saya Zhizi Quarlin, murid pindahan dari SMA 2 Madani, murid kelas 12"

Zhizi kini sudah berada dikamarnya yaitu kamar 3, disana sudah ada 3 orang perempuan asing dengan kesibukannya masing-masing.

"Murid pindahan itu yah? Aku Dara"

"Aku Aina"

"Saya Dasha"

Dari ketiga teman sekamarnya ini kelihatan sekali Dasha murid dari luar Indonesia, matanya coklat dengan hidung mancung, rambut coklat dan kulit putih merona. Kecantikan wanita barat terlihat jelas diwajah Dasha. Dara memiliki rambut sebahu dan Aina dengan rambut panjang yang berponi "selamat datang".

Zhizi berjalan menuju tempat tidurnya, model kamar asrama mereka sangat minimalis dan indah. Setiap kamar memiliki satu kamar mandi, dan empat tempat tidur bertingkat. setiap tempat tidur berada diatas dan dibawahnya merupakan ruang luas dan tinggi berisikan meja belajar, rak untuk tempat buku dan lemari baju. Itu sebabnya setiap satu orang memiliki satu tempat tidur tingkat yang minimalis dan lengkap itu.

"Zhizi, kamu orang jauh?" Tanya Aina

"Iya, aku baru aja pindah kesini dan Teman ayahku menyarankan aku mendaftar kesini"

"Oh iya... tes pindahan kesini susah gak?"

"Lumayan..." cengirnya

"Wah....hebat sih kamu bisa lulus"

"Eh Btw kita ngomong bahasa indonesia yang agak baku ini maklum aja yah, diluar kamu bakalan dengar bahasa orang pake lo gue, tapi diasrama kita harus ngomong bahasa indonesia without gaul language yah" lanjut Dara.

Zhizhi hanya mengangguk paham, sepertinya dia mendapatkan kawan kamar yang baik. Ia melirik kearah Dasha yang sedang tidur-tiduran sambil bermain ponsel, Zhizi merasakan ada sedikit canggung untuk mengajak wanita bule itu berbicara. Kira-kira berapa banyak siswa bule yang ada disekolah ini?.

Setelah merapikan semua barangnya Zhizhi keluar menuju perpustakaan, ini sudah minggu ketiga untuk siswa kelas 12 memulai kelas dan semua orang sudah mendapatkan buku paket dari sekolah. Zhizi berjalan mengikuti rambu rambu petunjuk arah yang ada disetiap persimpangan gedung untuk mencari tahu letak perpustakaan, sekolahnya ini sudah hampir sebesar universitas negeri saja, yah....walaupun semuanya masih mudah untuk ditempuh dengan jalan kaki dari gedung satu ke gedung lain.

Akhirnya Zhizi menemukan perpustakaan sekolah, saat dimasuki pemandangan didalamnya jauh lebih bagus dari penampilan luar. Banyak meja belajar yang bersusun rapi, meja untuk menggunakan laptop juga berjejer ditempat yang berbeda.

"Permisi....saya mau mengambil buku paket pak"

"Pak??? Pftttt"

Zhizhi merasa bersalah setelah memperhatikan apa yang sedang ditertawakan laki-laki yang tidak ia ajak bicara itu, sepertinya laki-laki yang didepannya ini bukan pak guru sehingga teman disebelahnya tertawa.

"Maaf.... maksudnya... bang"

"Ya Tuhan... sempat sempatnya aku malu-maluin" guman zhizi dalam hati.

Zhizi merasa sangat canggung berada disekolah ini sekarang. Tidak ada satu orangpun yang ia kenal disini, bagaimana cara mereka bergaul, sistem belajarnya, Zhizi benar benar belum paham itu semua. Itu sebabnya Zhizi sangat grogi dan melakukan kesalahan kecil.

"Bukannya buku paket sudah dibagikan semua?" Sahut laki-laki yang ia panggil pak tadi.

"Aku siswa pindahan yang masuk hari ini bang"

Zhizi mengeluarkan kartu pelajarnya yang sudah ia terima dari ibu asrama kemaren.

"Oohh...., kelas 12 IPA yah bentar bukunya diambil"

Zhizi mengangguk dan duduk dikursi terdekat untuk menunggu bukunya diambil, setelah ia dipanggil lagi Zhizi disuruh menandatangani serah terima buku.

"Gak ada ajak teman kesini?"

"Gak bang"

"Ini buku gak mungkin kamu angkat sendiri, seandainyapun terangkat, jalanmu gak bakalan keliahatan nanti"

Mau bagaimana lagi? Yang baru zhizi kenal disini saja hanya kawan sekamar, mana mungkin dia kepikiran untuk langsung minta tolong ikut ambil buku.

"Sebentar yah"

Laki-laki dengan name tag anggota perpustakaan yang bertuliskan nama Roy Luthfi itu kini sedang mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan perpustakaan. Setelah menemukan apa yang ia cari ia meninggalkan posnya untuk menemui orang tersebut, tidak mungkin ia berteriak memanggil seseorang di perpustakaan yang identik dengan hening ini. Selang beberapa saat dia datang dengan orang lain disampingnya.

"Ini Kia, dia siswa kelas 12 IPA 1, dia bakalan bantuin kamu bawa buku ke asrama"

"Salam kenal, aku Zhizi"

"Kia"

Setelah bersalaman mereka segera mengangkat buku masing-masing sebagian, selama perjalanan ke asrama mereka tidak banyak bicara karena buku yang mereka bawa cukup berat.

"Makasih ya Kia, oh iya kamu kamar berapa?"

"Sama-sama, aku kamar 22"

"Jauh-jauhan yah"

"Hahaha, iya... aku cabut yah"

"Oke..."

Sepeninggal Kia, Zhizi duduk dimeja belajarnya melihat kamarnya yang kosong, sekali seminggu para siswa diperbolehkan untuk keluar asrama tanpa izin pada hari minggu aja, itu sebabnya Zhizi juga masuk asrama saat hari minggu. Beberapa siswa yang rumahnya dekat akan pulang seminggu sekali, sedangkan yang rumahnya jauh akan tetap di asrama.

Dretttt

"Eh Zhizhi, darimana tadi?" Tanya Aina yang baru saja masuk

"Ambil buku ke perpus"

"Yaelah... kenapa gak ngajak aku tadi, kan bukunya banyak"

"Aku dapat bantuan kok"

"siapa?"

"Kia, kamar 20"

"Ooo....." angguk aina.

Ia berjalan kesisi ranjang disebelah tempat tidur Zhizi. Saat memasuki kamar 3, dua tempat tidur terletak disebelah kanan dan dua lagi disebelah kiri, aina dan Zhizi berada dibagain kiri.

"Eh kamu udah tahu kelas IPA berapa?"

"IPA3, kamu?"

"Sama dong.....!"

"Serius?!" Mata Zhizi sudah terbelalak terkejut, tentu saja ia senang.

"Iya... asik besok kita berangkat ke kelas bareng yah"

"Ahsiapp" jawab zhihi dengan memberikan jari jempolnya.

-------------------------🌙

"Oke everyone, Kata ibu walikelas kalian waktu dikantor tadi ada siswi baru dikelas ini, ayo maju"

Sebelum ibu guru masuk tadi memang beberapa anak kelas 12 IPA 3 sudah bertanya-tanya, tapi mereka memilih tidak acuh dan menunggu sesi Zhizi memperkenalan dirinya sendiri.

"Perkenalkan nama saya Zhizi Quarlin, pindahan dari SMAN 2 Madani"

Semua orang mengerutkan dahinya, tentu saja mereka tidak mengetahui nama sekolah itu. Biasanya siswa pindahan datang dari wilayah Jakarta juga, ataupun sekitaran jawa bahkan luar negeri.

"Where is that?" Tanya salah satu perempuan bule blonde.

"Itu di Indonesia?" Tanya yang lain

"Yah itu di indonesia, di kota kecil di Sumatera utara" sahut zhizi

Para siswa mengangguk seolah mengerti, saat Zhizi ingin kembali ke kursi seseorang memecahkan keheningan.

"Dari kampung.... bisa bahasa inggris gak?"

Langkah kaki Zhizi terhenti.

"Lizy...., Pelajaran sekolah kita 90% bahasa indonesia, cuman guru luar aja yang sesekali menggunakan bahasa campur" sahut bu guru

"Hanya bertanya kok bu"

Zhizhi kembali melangkah ke arah kursinya, ia duduk disamping Aina setelah temannya setuju duduk dibelakang bangku yang ia tempati sekarang.

"Aina?"

"Hmmm?"

"Emang disini bulenya banyak yah"

"Disini tuh banyakan bule yang memang dari kecil tinggal di indo, biasanya karena ortunya itu kerjanya Indo-luar negeri terus"

"Terus gurunya"

"Disini juga banyak anak guru...."

Aina dan Zhizi tertawa, pantas saja guru juga ada yang orang luar. Zhizhi kira dia harus menguasai bahasa inggris 100% disini.

Kringggggggg

Para siswa Altha sudah berhamburan keluar kelas, banyak dari mereka yang menuju kafe untuk makan siang.

"Eh eh eh aina main volli yok"

"Ih Ayi....aku gak suka volli"

Ayi dan aina merupakan teman dekat, dan kini Zhizi sedang menempel dengan mereka.

"Emm...Zhizhi, main volli?" Tanya Ayi

Disekolah lamanya Zhizi sering bermain volli, hampir setiap hari dia bermain volli di jam kosong bersama teman-temannya. Bahkan tim vollinya pernah memenangkan juara 1 volli putri sekabupaten.

"Aku sebenarnya suka banget main volli, hehhee"

"Ehmm.... mantepppp" Ayi langsung menarik zhizi menuju lapangan

"Woi !! Tungguin aku!!"

Kini mereka sudah berada dilapangan, Kelompok cewek dan cowok digabung. Kelompok Zhizhi terdiri atas 4 cowok dirinya dan Aina. Kelompok Ayi terdiri 3 cowok, Ayi dan 2 cewek lain.

Saat permainan dimulai kelompok Ayi kelihatan mendominasi skor, permainan mereka terus berlangsung selama istirahat Aina hanya bermain seadanya dan bahkan kebanyakan diam, begitu juga dua cewek yang tidak Zhizi kenal dikelompok Ayi.

"Woi Zhizi.... Kamvret lo jago jugaa!!" Teriak Ayi

mereka sudah berkeringat, bentukan mereka sudah acak-acakan. Skor mereka sudah seri dan mereka harus mengusaikan pertandingan mereka. Mereka kembali bermain sengit untuk menentukan tim kalah yang akan mentraktir makan siang untuk tim yang menang besok siang. Setelah beberapa kali bola itu berpindah Zhizi melompat dan men smash bola volli itu dengan keras.

Tinggggg

Suara dentuman bola mengenai seseorang terdengar, mereka yang sedang bermainpun hening dan melihat orang yang baru saja dikenai bola.

"Buahahhahahahahha" mereka semua tertawa terkecuali para cewek. Ayi hampir ikut tertawa namun mengingat yang mengenakan bola adalah Zhizi dia memendam tawanya dalam-dalam.

"Hidung lo menstruasi bro, sana bersihin" sahut teman laki-laki yang lain.

Laki-laki bermata biru laut dengan alis tebal dan kulit putih itu kini mundur dari lapangan sambil memegang hidung mancungnya yang berdarah.

"Mampus aku"

"Alah santai aja zhi.... walaupun dia marah gak bakalan nge bogem lo kok" sahut ayi

"Eh kok pake bahasa gaul? Nanti anak kementrian bahasa dengar bisa kena skors" ucap Zhizi mengingatkan, dia sudah tahu kalau orang yang akan menghukum siswa yang menggunakan bahasa gaul adalah anak-anak kementerian bahasa. Salah satu organisasi yang ada di sekolah.

"Jangan formal kali lah ah... siswa pada pake bahasa gaul kalo jauh dari guru dan anak kementrian bahasa, bahkan sebenarnya anak kementerian bahasa males banget untuk mencatat orang yang memakai bahasa gaul, kecuali kalo Lo adek kelas karena mereka bakalan hobi masih hukuman. Lo siswa baru makanya di formalin sama yang lain"

"Eh lo juga harus minta maaf sama dia..., se umur gue sekolah dan main volli sama dia baru ini dia kenak smash dan malah bonyok, ahahahhaha" Ayi tidak tahan memendam tawanya lagi.

"Eh zhi.... ayok ganti baju, trening gak boleh dipake dikelas kalo bukan jam Penjaskes" sahut Aina, mereka bertiga segera pergi keruang ganti untuk membersihkan diri.

"Eh murid baru dikelas IPA 3 tadi udah main volli dengan PD nyaloh"

"Alah... lo tahu kan kalo udah kelas IPA 3 dan berteman sama Ayi dan Aina bakalan bar-bar"

"Ada kejadian lain"

"Apa?"

"Siswa baru itu ngenain muka si Lucas sampe mimisan"

"What!? Seorang Lucas kenak bogem bola?!"

Zhizi mendengar percakapan kedua orang perempuan diluar dari bilik gantinya. Dia hanya diam dan memikirkan cara dia meminta maaf nanti. Tapi apa separah itu hebohnya kalo mendaratkan bola ke muka orang lain? Setelah menimbang-nimbang apakah perempuan yang membicarakannya sudah pergi, ia keluar dan menuju cermin. Zhizi memoleskan sedikit bedak tabur yang ia bawa kewajahnya agar tidak terlihat berminyak. Aina dan Ayi sepertinya pergi kesuatu tempat setelah selesai berganti baju.

"Bau rokok" gumam Zhizi, ia memperhatikan sekelilingnya mencari asal aroma asap rokok itu, salah satu pintu toilet yang tertutup terlihat menampilkan sedikit asap dari dalam. Zhizi mendekati pintu toilet itu dan mengetuknya.

"Siapa didalam?"

Tidak ada jawaban sama sekali untuk beberapa saat, Zhizi kembali hendak mengetuknya namun pintu sudah terlebih dahulu terbuka

"Siapa lo?" Tanya perempuan yang merokok itu sambil meniupkan asapnya ke wajah zhizi

"Uhuk uhuk, kau jangan merokok lagi disini, sudah mau masuk kelas"

Tanpa menjawab perkataan Zhizi perempuan itu memasukkan sisa puntung rokoknya dan menenggelamkannya kedalam kloset. Ia langsung berlalu meninggalkan Zhizi yang mengikutinya dari belakang untuk keluar bersama. Zhizi mengenali perempuan yang sedang berjalan didepannya sekarang, mereka berasal dari kelas yang sama yaitu 12IPA3.

"Udah biasa gitu yah?" Tanya Zhizi

"Gak usah kepo"

"Namamu siapa?"

"Afri" jawabnya malas

"Ooo... orang mana"

"Dah lah, lo gak perlu tahu juga"

Zhizi tidak melanjutkan pertanyaannya, Afri sudah sangat jelas menunjukkan ketidak tertarikannya untuk berteman. Setelah sampai di kelas mereka menuju bangku mereka masing-masing. Zhizi menyadari bangku Aina dan Ayi masih kosong entah kemana kedua makhluk itu dari tadi.

"Fad, aina ayi mana?"

Fadly adalah laki-laki yang sebangku dengan ayi, tepat dibelakang meja zhizi dan aina.

"Tadi mereka kesini terus gak tahu deh kemana"

"Bel udah bunyi takutnya guru masuk mereka belum datang"

"Gak ada guru masuk sayang... ibu biologi baru beranak"

Zhizi haya mengangguk, sepertinya Aina dan Ayi pergi dan balik untuk mengambil tas saja nanti. Karena mata pelajaran biologi merupakan mapel terakhir hari ini.

"Eh Zhi, gue denger lo nge bogem muka lucas pake bola"

"Hehehe.... gak sengaja" cengir zhizi

"Jelek amat kesan pertama lo ke dia, padahal biasanya siswa cewek pada nyari kesan bagus ke dia"

"Hahaha biasa aja kali"

Zhizi terus berbincang-bincang dengan Fadly yang sedang bermain game online sampai bel pulang berbunyi.

Semua siswa Altha keluar dari kelas masing-masing, ada yang langsung menuju asrama ataupun pergi ke tempat lain. Zhizi membawakan tas Aina dan Ayi, agar nanti kedua teman barunya itu tidak perlu kembali ke kelas. Saat sedang berjalan sendiri Zhizi melihat Lucas sedang berjalan dengan teman-temannya, pertandingan tadi dimenangkan timnya itu berarti besok mereka akan makan siang gratis, Zhizi memutuskan untuk meminta maaf pada Lucas besok.

"Hai Afri"

"Lo lagi..." Afri mempercepat langkah kakinya

"Kamar berapa?"

"Emang kenapa?" Jawabnya judes

"Yah...siapa tahu aku ngerasa sepi nanti aku kesana"

"Gue bukan tempat nongkrong"

Afri kembali mempercepat langkahnya untuk meninggalkan Zhizi dibelakang. Zhizi hendak mengejar Afri namun matanya sudah terfokus pada pemilik dua tas yang sedang ia bawa. Kedua perempuan itu sedang berhadapan dengan 3 laki-laki tanpa seragam.

"Aina!!!" Zhizi berteriak sambil melambaikan tangannya.

Sedangkan yang dipanggil hanya menoleh dan memperlihatkan mata basahnya. Ketiga laki-laki itu segera meninggalkan mereka.

"Aina kau kenapa?" Tanya zhizi

Aina hanya diam sambil menahan tangisnya

"Nanti dia bakalan cerita" sambung Ayi

Zhizi mengira-ngira sepertinya mereka putus. Ia menganggap dirinya mengerti, hilangnya Aina dan Ayi pasti ingin mencari kejelasan hubungan temannya ini.

"Nih tas kalian"

"Thanks"

"Eh zhi nanti malam kita mau nobar"

"dimana?"

"Di ruang seni budaya dong, kaya bioskop tahu"

"Rame?"

"Siapa yang mau aja sih, tapi memang selalu rame"

------------------------

"Zhi cepetan!!"

"Iya bentar aku sesak ini...."

"Ish Kerjaan mu boker terosssssss!!"

Aina berteriak-teriak kecil menunggu zhizi yang lagi lagi ke kamar mandi tepat saat mereka sudah mau keluar untuk menonton. Acara nobar ini merupakan kegiatan anak kementrian ART sekolah, mereka sengaja ikut menonton malam ini untuk menghibur aina.

Film yang bakalan diputar bergenre action berjudul "Birds of Prey" dan rasanya tokoh Harley Queen bisa memotivasi Aina yang baru saja putus. Ditengah-tengah film yang sedang berputar Zhizi keluar untuk mengangkat telfon dari adiknya dan ibunya, hanya membicarakan kabar dan cerira tentang rindu padahal baru melewati satu hari tak bersua. Setelah mematikan telfon Zhizi melihat dibawah pohon sebrangnya ada laki-laki memakai jaket denim dengan honda besar seperti menunggu sesuatu. Ia terus memperhatikan setiap gerakan laki-laki itu. Merasa diperhatikan kini mereka sudah saling bertemu pandang.

"Lucas?"

Zhizi mendekati lucas untuk meminta maaf atas kejadian tadi siang, sepertinya akan lebih baik sekarang daripada saat sesi istirahat makan siang besok.

"Lucas, aku mau minta maaf atas kejadian tadi siang, aku benar-benar gak sengaja ngenain bola ke muka mu, apa hidungmu baik-baik aja"

"Its okay"

Zhizi mengangguk dan lebih memilih diam, ia berfikir keras apa langsung pergi begitu saja atau harus menambah basa basi lagi.

"Hey"

"Hmmm?"

"Mau jalan-jalan?"

Mata zhizhi mengerjap berkali-kali mendengar pertanyaan Lucas.

.

.

.

.

.

Jangan lupa beri komentar dan power stone 🔥❤️