Chereads / CAKRAWALA / Chapter 5 - CAKRAWALA 4 || PUNISHMENT

Chapter 5 - CAKRAWALA 4 || PUNISHMENT

ARGEVA CLUB (300)

Farhan Aditya: Kata orang cinta datang tiba - tiba

Nebian Galang: Aku mencium aroma - aroma buchen garis keras

Bayu Andromeda: Jalan skuy kita cari anggota asrama baru, biar rame gitu kalau malam minggu!

Fiorenza Asheva: SKUY LAH!! Kemane nih kemane ?

Andra Oktavino: Deket simpang depan aje Bang. Mantep di situ ceweknya, biasanya pada pulang dari salon

Andra Oktavino: Situ kan deket salon kecantikan

Farhan Aditya: Usul yang bagus bro, KUY KITA BERANGKAT SEKARANG !

Fabian Bagaskara: Tutup njir salonnya

Bayu Andromeda: LHA?! HILANG SUDAH HARAPANKU MENDAPATKAN ANGGOTA BARU

Nebian Galang: Tau dari mana lo Gas?

Fabian Bagaskara: Deket rumah gue kan tuh salon? Yang simpang lampu merah bukan ini yang lo pada maksud?

Andra Oktavino: Bener Gas, deket rumah lo. Tutup ya?

Fiorenza Asheva: Kalau tutup deket pojokan warung makan yang pernah kita bertiga ke sana itu lho Bay, pas sama Cakrawala

Bayu Anromeda: Dimana njir itu?

Cakrawala Reizo: Tikungan lampu merah Black Cafe, kirian dikit!

Farhan Aditya: Situ aja lah udah Bang. Daripada kagak dapet samsek kan berabe, ya kali pesona orang ganteng gini ancur

Andra Oktavino: Gue udah di garasi ini jadi kagak Bang?

Bayu Andromeda: Skuy! Gue ambil jaket bentar

Fabian Bagaskara: Sebenernya gue nih bingung sama pesona lo Bang, keliatannya sering banget nyari cewek tapi kok kagak ada yang kecantol. Kenapa ya?

Fiorenza Asheva: Maksud lo ini Bayu?

Fabian Bagaskara: Iye lah, sapa lagi kalau bukan dia

Cakrawala Reizo: Ragu gue kalau pesona Bayu gampang di tolak

Nebian Galang: Panas pasti nih kupingnya. Pake jaket sambil ngaca kenapa kok kuping gue panas gini ya

Andra Oktavino: Wkwkwkwk

Farhan Aditya: Muehehehe jahat banget gue sama Bang Bayu

Cakrawala Reizo: Gue ikut

Bayu Andromeda: SALAH APA AKU DENGAN KALIAN WAHAI SAUDARA KU SEMUANYA?! HINGGA KALIAN TEGA MENGHIANATIKU?!

Fiorenza Asheva: Drama - drama

Bayu Andromeda: Pingin punya pesona kayak Cakrawala yang engga pernah di tolak, gimana caranya hyung?

Cakrawala Reizo: Air wudhu

...

BERMACAM buku nampak tidak tertata dengan rapi, Shafa menghela nafasnya ketika hendak merapikan rak baris nomer 2.

"Ini sebenernya manusia punya rasa tanggung jawab engga sih?! Sebel banget liat buku berantakan gini!" gerutu Shafa seraya merapikan beberapa novel teenfiction.

"Jangan banyak bacot!" Cakrawala menatap datar Shafa.

"Dih, emang lo siapa sih?! Gara - gara lo gue suruh beresin buku yang banyaknya engga tanggung-tanggung" kesal Shafa

"Beresin biar cepet selesai," Cakrawala menyenderkan kepalanya di salah satu rak sambil menatap setiap pergerakan Shafa.

"Oh My Gosh. Hari pertama gue udah ketemu sama si cowok yang udah ngajak olahraga pagi, terus ketemu sama cowok datar tapi kalau ngomong ngena banget. Sekarang beresin banyak buku, Mama kapan anakmu ini bisa pulang ke rumah?" Shafa berbicara pada dirinya sendiri.

"Cewek aneh," gumaman Cakrawala dapat di dengar oleh Shafa.

Shafa menatap sengit Cakrawala, "Heh?! Mending lo bantuin gue daripada ngeluarin bacotan lo pas punya gue udah abis!".

"Di stok makanya, jangan sampe habis" ujar Cakrawala santai.

"Kalau udah boleh daritadi nge stok bacotan, udah gue isi. Tapi sayang banget gue lagi ga mood buat bacot! Pegel".

Mata Shafa membulat ketika membaca judul salah satu buku teenfiction "Gila! Gue belum pernah baca yang ini!".

"Cepetan anjir! Gue udah selesai nih" Cakrawala menutup matanya untuk merasakan dingin AC di perpustakaan.

Shafa mendelik, "Bantuin kek biar cepet selesai juga! Ini juga gara-gara lo kan gue jadi di hukum gini".

"Kalau lo engga banyak protes, udah selesai daritadi cewek!".

"Lho he?! Emang gue cewek, lo kira gue banci gitu?!".

Cakrawala mengedikkan bahunya. "Mana gue tau, kan lo yang ngerasain".

"Sebel buanget gue sama lo! Anak siapa sih?!, hih pingin gue krues-krues aja tuh muka biar bisa senyum kek apa kek" Shafa meremas tangannya kuat agar tidak kelepasan.

"Emang lo berani sama gue?"

"Napa emangnya?! Lo manusia juga kan?, makan nasi juga kan?. Kenapa gue harus takut sama lo?"

"Jangan cari ribut sama gue!" peringat Cakrawala tajam.

Shafa memilih diam dan kembali membereskan buku-buku yang berserakan. Sedangkan Cakrawala memilih memperhatikan Shafa dan sedikit memikirkan beberapa masalah yang sedang terjadi.

"PACARAN YA?!".

Reflek Shafa melemparkan buku yang dia pegang ke wajah Bayu. "Anjir kaget mamang!".

Bayu menatap sengit Shafa, "Jahat banget sih Mbak nya. Wajah ganteng gini di lempar buku Ya Allah salah apa aku nih?".

"Lebay, balikin gih bukunya!" cibir Enza.

"Lo berdua temennya ini?" tanya Shafa seraya menunjuk Cakrawala.

Enza mengangguk, "Gue sahabatnya. Tapi yang ini musuhnya". Bayu menggeplak punggung Enza dengan buku.

"Enak aja kalau ngomong!"

"Mitos atau fakta?"

"Mitos"

"Ya fakta lah Bay, gimana sih lo?!"

"Musuhnya tuh ya lo itu bambang!"

Shafa memutar bola matanya jengah. "Ternyata bener ya, kalau pergaulan dapat merubah diri kita secara tidak langsung".

"Maksud?" Cakrawala, Enza dan Bayu kompak menaikkan satu alis mereka.

"Maksud nya, pahami sendiri. Gitu aja ga bisa!"

Bayu menatap lekat Shafa dari atas hingga bawah, seketika pikirannya melayang ke gadis kemarin malam. "Lo cewek yang pas liat Cakrawala mimisen itu kan?"

"Hah?!, emang gue kapan mimisen terus ketemu sama lo?" Shafa memutar kembali pertanyaan kepada Bayu.

"Mbel! Bilang aja lo mimisen karna ngeliat ke gantengannya Cakrawala kan? Udah jujur aja napa sih?" desak Bayu.

"Kelas duabelas kok ga tau mimisen letaknya dimana, emang ada mimisen di siku? Belajar apa aja sih selama sekolah?. Keseringan bolos ya sampe ga tau hal segampang ini?" selidik Shafa.

Enza tertawa terbahak - bahak "Kalau goblok jangan terlalu over deh Bay, kesian gue kan jadinya kalau lo udah di nistakan gini".

"Berarti lo cewek kemarin malem yang ada di perkumpulan itu kan?" Cakrawala menatap Shafa sedikit bingung.

"Ngapain cewek ke sana, lo bukan mata-mata dari salah satu geng yang suruh mata-mata in Argeva?" tambah Enza.

"Sebenernya lo siapa sih? Kok bisa ada di situ terus di sini?"

...

"SHAFA, MY BEST FRIEND FOREVER!". Dua orang perempuan yang melihat Shafa baru saja keluar dari perpustakaan langsung saja berlari dan memeluknya erat.

"Engap, anjir" Shafa memukul punggung sahabatnya itu.

"Lo beneran di hukum sama Bu Sarah suruh bersihin perpustakaan gitu?" tanya seorang sahabatnya.

"Bukan gitu Evaletta Asydqia Adivia".

Ya, sahabat yang bertanya tadi adalah Evaletta Asydqia Adivia. Perempuan dengan ciri khas suaranya yang seperti toa.

"Parahnya lo langsung jadi trending topic nya sekolah Shaf, apalagi nih ya tentang perlawanan lo ke Cakrawala" cerocos Bella.

Bella Ayana Devina, salah satu dari mereka bertiga yang memiliki pemikiran lebih dewasa. Bella dan Eva adalah sahabat Shafa sejak mereka SMP. Tapi karena SMA kelas 10-11 Shafa harus pindah ke Bandung jadi mereka berpisah.

"Cakrawala saha?"

"WHAT?! LO ENGGA TAU CAKRAWALA?!". Suara kencang Eva lantas mengundang perhatian murid lainnya. "Aduh keceplosan, maap - maap".

"Seriusan ini lo engga tau si Cakrawala itu siapa?" ulang Eva dengan suara pelan.

Shafa mengangguk "Haah, siapa emang? Gue kan murid baru mana paham anying beginian".

"Oh iya, bego nya kita Bell" Eva menepuk keningnya lupa.

"Enak aja bawa - bawa gue. Kalau bego ga usah bawa nama gue kali Va!" protes Bella tidak terima karena pencemaran nama baik.

Eva mendadak serius dan mendekatkan tubuhnya ke Shafa, raut wajahnya menjadi sangat misterius. Shafa menatap aneh Eva yang sangat berubah drastis.

"Cakrawala itu nama lengkapnya Cakrawala Reizo Domevlo, anak yang punya sekolah ini gitu. Ganteng nya emang harus di acungin jempol deh, ga ada yang bisa nolak pesonanya" cerita Eva.

"Ada sih yang nolak pesona Cakrawala".

"Siapa?"

"Gue, Avani Shafa Cyrena yang menolak pesona seorang Cakrawala. Percaya engga?"

Bella tersenyum sinis. "Awas kalau kemakan omongan sendiri Shaf, jadi bucin dia wah gue siap ketawa tujuh turunan".

"Mangga atuh sok!" ucap Shafa dengan logat Sunda nya.

"Terus nih ya Shaf. Point penting yang harus selalu lo inget kalau lagi ngomong sama Cakrawala adalah jangan pernah nantang dia atau bersikap kurang ajar sama dia" sambung Eva.

"Wait! Actually Cakrawala itu siapa sih ? Kenapa dia kek di junjung tinggi banget?" Shafa penasaran dengan latar belakang Cakrawala.

Eva menaikkan satu alisnya "Mau tau aja atau mau tau banget sih Shaf? Ga sabaran banget sampe potong cerita gue".

"Sekarang gue udah siap buat ketawa tujuh turunan ini" timpal Bella santai.

"Cepetan napa sih?! Tinggal bilang siapa aja susah banget kayak emak-emak harus gosip dulu baru dapet info" kesal Shafa.

"Oke oke, sekarang gue serius ini Shaf". Eva memejamkan matanya sejenak lalu menghembuskan nafasnya pelan sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Cakrawala anak kelas duabelas IPS 1 yang pinternya selangit Shaf, terus dia ini badboy. Doyan banget tawuran sama bolos. Jarang ngomong sih emang ya, tapinya sekali ngomong beuh nyelekit sampe ke dalem" jelas Eva.

"Ati-ati kalau mau deketin Cakrawala ya, siapkan mental lahir dan batin. Gue saranin cari cowok lain aja selain Cakrawala".

Shafa mengangguk paham, "Gitu doang atau ada yang lebih wow?".

"Wow nya pasti bikin lo jantungen Shaf" ucap Bella sambil bersender di dinding.

"Jangan kaget ya Shaf kalau tau siapa sebenernya Cakrawala itu, gue ngomongnya pelan ini takut salah" Eva menetralkan degup jantungnya.

Eva menggigit bibir bagian bawahnya, "Cakrawala ketua Argeva".

.CAKRAWALA.

TBC

FOLLOW INSTAGRAM RESMI KITA KUY!

@dilacrastory

@argeva.club

@cakrawalarei_

@enzasheeva

@bayuandrorio

@shafacyrena_

@belladevii_

@evalettasydqia

SEE YA!