Chereads / CAKRAWALA / Chapter 6 - CAKRAWALA 5 || NIGHT ROAD EVENT

Chapter 6 - CAKRAWALA 5 || NIGHT ROAD EVENT

ASRAMA PEREMPUAN DHS (250)

Bayu Andromeda: Ku ingin nikahi kamu

Lala Hobah: AAAA, KAK BAYU

Rere Rempong: ASTAGA GUE HARUS BUAT TIKTOK KAYANG INI ANJIR!

Bayu Andromeda: Jadikan kau istriku

Vere Ampar: OMG! MIMPI APA GUE SEMALEM ANJER DIGINIIN!!

Min Admin: Melayang tinggi gue ke langit karna gini doang

Bayu Andromeda: Ku ingin kau jadi

Bayu Andromeda: Ibu dari anak - anakku

Fiorenza Asheva: Sebut namamu binti ayahmu

Ceca Cace: Ceca Cace binti Samsudin

Bayu Andromeda: Dan semua wali kan berkata SAH

Vere Ampar: KAK! Astaga gue udah terbang ke planet Neptunus sampe ga bisa balik ke rumah

Fiorenza Asheva: Ini gila tapi ku mau halalkanmu

Bayu Andromeda: Halalkanmu, halalkanmu

Lala hobah: SIAPA KAK YANG MAU KAKAK HALALIN DARI KITA SEMUA??

Rere Rempong: Iya Kak siapa? Aku kan Kak? Aku kan?

Min Admin: Jangan geer deh ya, siapa tau aku yang mau di halalin bukan kamu

Cece Cace: Idih. Jelas aku lah yang bakalan bukan kalian semua juga, ewh

Bayu Andromeda: Just konten sayang. Tik Tok ini hehehe

Fiorenza Asheva: SKUY FOLLOW TIK TOK KITA JANGAN LUPA YE SEMUANYA!!

...

SUARA bising kendaraan bermotor menghiasi malam. Malam ini di selenggarakan nya event tahunan yaitu balapan motor untuk menentukan King Racing dan Queen Racing. Sebuah event yang selalu di adakan setiap tahunnya demia menjaga kesolidaritas an.

"Malem ini langsung ada Queen yang bakalan dateng" Raga duduk di sebelah Cakrawala.

"Udah dua tahun ga ada dan sekarang langsung ada, gila emang dia" ucap Cakrawala santai. Raga tertawa pelan karena ucapan Cakrawala. Memang sudah dua tahun ini belum ada yang menjadi Queen.

"Kalau ga salah anak Bandung ya Ga?" tanya Enza tiba-tiba.

Raga mengangguk "Yoi, barusan kemarin gue ketemu sama anaknya. Kalau cantik sih pake banget".

"Gilee, gue pacarin bisa kali ya?" Bayu berandai.

"Udah kabur duluan kali Bay liat wajah lo, belum di tembak aja dia pasti udah nolak duluan" ujar Enza.

Bayu mendelik, "Punten akang teteh. Selama ini belum ada ya yang bisa nolak pesona kegantengan gue ini".

"Ada".

Sontak Bayu dan Enza menoleh ke arah Raga, "Siapa Ga yang nolak?".

"Itu lho siapa sih yang suka lo berdua ghibahin. Si Bella kalau engga salah namanya" jawab Raga enteng.

"Itu mah pesona Enza yang di tolak sama Bella, kalau gue mah ogah banget deketin si macan yang doyan ngamuk" Bayu tertawa.

"Enak aja kalau ngomong! Bella itu engga nolak pesona gue ya"

"Terus kalau engga nolak namanya apa?"

"Dia itu butuh proses untuk bisa menerima pesona gue dengan seutuhnya, ga ada yang simpel Bay. Semuanya pasti butuh suatu proses" jelas Enza.

Cakrawala mencebikkan bibirnya, "Gayamu pake bahasa kayak gitu. Ciri - ciri orang ga mau kalah tuh ya gini nih".

"Bwahaha, kesian banget sih Za lo always di tolak sama si Bella" ledek Bayu.

"Bella juga ogah kali sama modelan lo gitu. Modelan playboy yang seneng banget gonta-ganti cewek. mikir dua kali dia kalau mau nerima lo juga" sahut Raga.

Enza meatap Raga lekat, "Emang cewek gitu ya? Harus mikir sampe ke akar-akarnya?".

"Yaiyalah bego!, ga ada cewek yang mau cuma di jadiin mainan atau pelampiasan aja. Semua cewek itu harus di hargai, di sayangi, sama di cintai dengan sepenuh hati" jawaban Bayu membuat semuanya terdiam.

"Habis makan apa lo Bay?" Cakrawala menaikkan satu alisnya.

"Tenda biru".

"Menang traktir kita-kita tenda biru dong Ka, belum makan ini gue dari rumah. Cuma makan roti doang lho, ga kesian apa lo sama gue?"

"Hm, nanti gue traktir".

Mata Bayu berbinar seketika, "Ajigile. Gue juga mau Ka kalau misalnya lo traktir".

"Raga!," seseorang memanggil Raga dari arah belakang. Kompak semuanya menoleh dan nampaklah orang dengan helm full face nya.

"Kalau bisa sekarang ya, gue ga boleh lebih dari biasanya".

Raga mengangguk. "Buruan gih siap - siap, Ka ini ntar lawan lo. Kalau menang sesuai perjanjian kemarin ya?".

"Ternyata murid baru kita suka ke tempat kayak gini ya?" Cakrawala berdiri di depan Shafa.

Hanya tinggal mereka berdua sekarang, karena yang lainnya sudah pergi ke lapangan. Cakrawala sudah hafal dengan nada bicara Shafa, jadi mudah saja dia mengenalinya.

"Ga ada yang ngelarang kan? Lagipula ini tempat umum kok, bukan private".

"Siapin mental sama kecepatan lo!".

Cakrawala dan Shafa berjalan beriringan, mereka berdua sudah naik ke atas motor masing - masing. Sama-sama ninja warna hitam hanya berbeda di stiker.

Deruman mesin memecahkan keheningan malam, kesiapan Shafa untuk menjadi seorang Queen Racing tidak perlu di ragukan lagi. Banyak penonton yang berteriak memberikan semangat kepada Cakrawala.

Shafa memimpin balapan di dalam putaran pertama, namun saat di tikungan Cakrawala menyalip dirinya. Tak mau ketinggalan jauh dengan Cakrawala, akhirnya Shafa menambahkan kecepatannya.

Dua putaran pun cepat berlalu, beberapa meter lagi Cakrawala dan Shafa akan sama-sama tiba di garis finish. Tepat pada lima detik terakhir mereka berdua sampai di akhir dengan bersamaan.

"Welcome Queen!," Raga melakukan tos dengan Shafa.

Cakrawala menyugar rambutnya ke belakang karena panas. "Imbang, ga ada yang menang kan?".

"Uhuyy, akhirnya ada yang ngalahin Cakrawala di balapan" Bayu tersenyum sumringah.

"Ga ada yang menang ini. Rekor baru lo Ka, jangan sampe kesebar ke sekolah nih berita!" peringat Enza.

Shafa menyalakan mesin motornya, "Gue duluan takut ga boleh balapan lagi!".

...

Warung tenda biru adalah tempat makan yang terletak di dekat lapangan perbatasan. Biasanya memang sangat ramai ketika sudah ada event seperti sekarang ini. Haga yang murah dan rasa yang enak menjadi salah satu pendorong.

Penjual warung tenda biru adalah Mang Ujang, bisa di panggil Mamang atau Marjan. Shafa meletakkan sling bag nya ke atas meja.

"Mang, nasgor kayak biasanya satu ya!" pesan Shafa.

Mang Ujang mengangguk, "Siap neng".

Tiga laki-laki masuk ke tenda biru dengan wangi parfum yang menyengat. Pandangan Cakrawala berhenti ke seorang perempuan yang sedang duduk sendiri.

"Upin Ipin nanem benih, ada yang sendirian nih" Bayu menarik kursi di depan Shafa.

Shafa melirik sekilas laki - laki yang ada di depannya lalu kembali fokus dengan ponsel mata tiga nya.

"Ga baik cowok ganteng di anggurin gini," celetuk Enza.

"Emang gue maksa lo pada buat duduk sini kan? Lo aja yang langsung asal duduk di depan gue" Shafa memutar bola matanya jengah.

"Mang, biasanya tiga yo!"

"Wokey".

Cakrawala menatap gadis perempuan di depannya ini, perempuan yang akhir - akhir ini sering masuk ke dalam pikirannya.

"Cewek jam segini ga baik kalau masih di luar" ujar Enza.

"Nama? Ga mungkin kan gue panggil lo Paijo atau Painem?" tanya Shafa to the point.

"Fiorenza Asheva Pratama. Cowok pal-"

"Playboy yang masih berusaha gimana caranya biar Bella bisa takluk sama pesona lo? Ya kan?" potong Shafa cepat.

Enza melongo, "Tau darimana lo tentang itu?".

"Kalau boleh bilang ya ke lo cewek. Gue nge fans banget sama lo tentang cara buat Enza melongo" puji Bayu.

"Lo engga di carrin gitu sama keluarga kalau jam segini belum pulang?"

Shafa melihat jam tangannya yang masih menunjukkan waktu setengah sebelas malam. "Belum tengah malam ini, gue masih ada waktu buat main".

"Club atau wine?" Cakrawala sengaja menanyakan hal itu.

"Sorry gue cewek. Gue ga akan pernah masuk ke dalam club kalau cuma buat seneng - seneng and gue no to wine".

"Tapi kok lo boleh jam segini masih berkeliaran di luar rumah?" tambah Bayu.

Shafa terkekeh, "Karena gue udah izin ke orang tua. Batas keluar malam gue aja cuma buat balapan dan itu hanya sampe tengah malem. Mkasudnya kalau bisa sebelum tengah malem gue udah sampe rumah gitu".

"Biar ga berubah gitu ya? Kayak cinderella yang bisa berubah di tengah malem".

Enza menoyor kepala Bayu. "Malu - maluin jadi orang lo Bay, mana ada cinderella di real life. Bego jangan kebangetan dong".

"Nanya doang keleus, ga salah kan gue?"

"Salah ogeb!"

"Apa salahnya?"

"Pertanyaan lo itu Samsudin!"

Cakrawala membekap mulut sahabatnya dengan tisu yang ada di atas meja, Shafa meringis melihat kelakuan tiga manusia di depannya.

"Gue ada satu pertanyaan buat lo cewek aneh," Enza menampilkan wajah seriusnya. "Nama lo siapa sih? Gue ga enak nih manggilnya".

"Shafa"

"Wow, so beautiful name" Bayu tersenyum miring.

"Gue ada kontak orang yang biasa buat nge ruqyah, dan lo sebagai sahabatnya bakalan gue kasih biar ada cadangan gitu" Shafa membuka ponsel nya.

Enza tertawa terbahak - bahak, sedangkan Bayu mengerucutkan bibirnya sebal karena ucapan Shafa.

"Kapan - kapan kita bisa colab ya buat nistain si Bayu" saran Enza.

"Oh namanya Bayu" Shafa mengangguk paham.

Bayu yang mendengar seseorang menyebut namanya langsung saja merapikan rambut yang berantakan. "Ekhem, spada!".

"Songong, baru juga di puji" cibir Cakrawala datar.

"Sadboy banget sih lo. Kesian gue jadinya, keseringan di tolak cewek atau gimana?" Shafa menatap Bayu lekat.

"Gitu deh, nasib gue ya gini nih"

"Belum jodoh tandanya" putus Cakrawala.

Enza menatap Shafa dari atas hingga ke bawah. "Kalau boleh jujur nih ya Shaf, gue penasaran sama lo. Dateng ke acara private geng, terus punya masalah sama anak sekolah lain dan sekarang lo ikut balapan ini".

"Di Bandung lo siapa sih sebenernya?"

.CAKRAWALA.

TBC

FOLLOW INSTAGRAM RESMI KITA

@dilacrastory

@argeva.club

@cakrawalarei_

@enzasheeva

@bayuandrorio

@shafacyrena_

@belladevii_

@evalettasydqia

SEE YA!