Boruto, Sarada, Mitsuki, Inojin, Cho-Cho, dan Shikadai menatap patung monumen Hokage dengan tercengang, di sana hanya ada 4 patung wajah Hokage.
"What? Bagaimana kita sampai di masa lalu-Dettebassa? " Tanya Boruto panik, jujur saja dia benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya bisa kembali ke masa lalu.
"Bukankah kau yang membuat kami ke masa lalu, Boruto? " Tanya Cho-Cho sembari memakan kripik kentangnya.
"Hei... Ayolah, apa yang ku lakukan yang bisa menyeret kalian ke masa lalu, jelas-jelas aku ada di tengah misi"
"Kalau begitu bagaimana kita ada di sini? " Tanya Mitsuki.
"Ah mendekusoi"
"Yah.. Lebih baik kita meminta bantuan ke kantor Hokage"
"Inojin benar, tapi setidaknya kita harus menggunakan henge"
"Ah sarada kau pintar sekali- Dettebassa" Boruto melompati atap dengan ceria, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti membuat semua orang ikut berhenti.
"Ada apa boruto? " Tanya mitsuki dengan senyum khasnya.
"Ah aku lupa sesuatu Dettebassa, kalian jangan mengatakan apapun tentang masa depan karena itu bisa berakibat fatal, begitu yang paman Sasuke katakan padaku Dettebassa"
"Apa maksudmu boruto? Kenapa papa mengatakan hal seperti itu kepadamu? "
"Karena aku udah pernah misi melintas waktu seperti ini dengan paman Sasuke, kalau tidak salah waktu itu Baa-chan yang menjadi hokage"
"Eh, kau *kunyah* serius *kunyah* Boruto *kunyah* ? "
"Jangan membual boruto" Sahut inojin dengan tampang tanpa dosanya.
"Misi itu pasti merepotkan"
"Kalian tahu, waktu Urashiki Otsusuki datang ke desa? " Mereka mengangguk "kalian mendapat misi bukan? Dan hanya aku yang tidak mendapat misi apapun, tapi aku bersama paman Sasuke berkeliling desa, dan kita sampat mengikuti Urashiki, dia menemukan sebuah alat yang bisa membawanya ke masa lalu, dan kami mengikutinya. Itu menegangkan Dettebassa, kalian tahu, sebelum aku dan paman Sasuke sampai ke desa, kami bahkan bertarung di sebuah ruangan hampa, dan itu keren tapi cukup menakutkan Dettebassa "
"Apa kau membual boruto? "
"Cukup Inojin, aku tidak membual. Sekalipun tanpa alat itu aku bahkan yakin 100% kita bisa ke masa lalu dengan mata paman Sasuke" Keheningan mengambil alih mereka sampai di depan kantor Hokage.
"Tapi aku mencurigai sesuatu, apa kau juga Shikadai? "
"Hah? Apa? " Untuk kali ini Boruto mencibir Shikadai " Maksudku, kenapa kita di kirim ke masa lalu, bisa jadi sesuatu terjadi di desa bukan? "
"Yah aku bahkan baru memikirkan kemungkinan itu Boruto, atau bisa jadi mereka mengincar kita, karena di zaman ini semuanya tidak aman, ah mendekusoi"
"Permisi, bisa kita bertemu Hokage?" Tanya Sarada yang menyamar sebagai gadis berambut coklat terang.
"Tentu" Penjaga itu mengantarkan mereka ke kantor Hokage.
"Permisi Sandaime sama, ada anak-anak yang ingin bertemu"
"Masuk" Suara itu terdengar begitu tenang, dan rookie 6 generasi baru itu masuk.
"Ada apa anak-anak? "
"Begini Sandaime sama, eum... Kami minta pertolongan mu" Sarada menjawab dengan gamang.
"Kakek ke tiga, ini sebenarnya rahasia A- Rank" Hiruzen Sarutobi mengangkat sebelah alisnya mendengar kata kakek ke 3 dan rahasia A Rank. Boruto membatalkan henge-nya membuat Hiruzen terbelalak dengan kemiripan Boruto dan Naruto.
"Namaku Boruto Uzumaki" Kening Hiruzen berkerut lebih dalam mendengar nama Uzumaki, seolah tahu apa yang di fikirkan Hokage ke tiga itu Boruto tersenyum dengan senyum lebar khasnya "ya benar, aku adalah putra sulung Naruto Uzumaki"
"Apa ini candaan? "
"Tidak, Hokage-jiji. Aku berkata yang sebenarnya, kalau kau tidak percaya, kau bisa memanggil kakek Inoichi untuk memeriksa ingatan kami, aku bahkan mencurigai sesuatu, karena kami semua di kirim ke timeline ini"
Hiruzen menghela nafas, bagaimanapun ini sedikit di luar akal sehat manusia "Baik aku percaya, lalu siapa mereka? "
"Ini adalah Shikadai Nara putra Shikamaru Nara"
"Ah mendekusoi"
"Aku Inojin Yamakana putra Ino Yamakana"
"Aku Mitsuki putra Orochimaru"
"Hah? " Shock? Jelas tapi melihat bagaimana mereka tidak beraksi mendengar nama Orochimaru, jelas Orochimaru sudah berdamai dengan desa.
"Aku *kunyah* Chocho *kunyah* Akamichi *kunyah* putri * kunyah* Choji *kunyah* Akamichi *kunyah*"
"Aku Sarada Uchiha putri Sasuke Uchiha"
"Baik, kalian bisa menginap di tempat yang aku sediakan"
6 orang itu berjalan menuju apartemen baru mereka, tapi sebelum itu mereka mencari baju tanpa lambang klan mereka, jelas akan sangat merepotkan kalau ada yang mengetahui ini dan banyak bertanya. Style baju baru yang mereka pilih pun tidak jauh dari apa yang mereka kenakan begitu juga warnanya, hanya minus tanpa lambang klan, setidaknya Hiruzen memberi mereka uang kebutuhan untuk sebulan, karena bukan hanya zaman, uang mereka juga pasti berubah bukan?
"Aku benar-benar penasaran kenapa kita di kirim kemari Dettebassa"
"Apa mereka menganggap kita ancaman? " Mitsuki bertanya dengan santai.
"Tidak, kalau ancaman mereka harusnya mengincar Nandaime-sama" Inojin menjawab dengan santai.
"Ah mendekusoi, yang pasti adalah mereka menganggap kita adalah halangan"
"Oh Shikadai... Kau pintar sekali Dettebassa" Shikadai hanya menoleh dan tidak membalas sejujurnya dia sudah sangat lelah dia benar-benar ingin tidur siang.
Mereka berlima langsung menuju ke apartemen sedangkan Boruto, Dia lebih memilih menuju monumen Hokage, dia duduk di atas Yondaime Hokage yang tidak lain adalah Kakeknya sendiri, Namikaze Minato.
"Jiji, kau tahu.. Di masa ini Tou-chan mendapatkan banyak hal yang menyakitkan, aku tahu kau ingin dia di anggap menjadi pahlawan, tapi ternyata dia di anggap sebagai Iblis, Jiji, Mungkin aku membenci Hokage karena menyita waktu Tou-chan, tapi aku mengerti tentang ambisinya saat aku mengalami perjalan ke masa lalu dengan paman Sasuke. Jiji mungkin apa yang akan terjadi tidak semudah yang ku bayangkan, tidak sederhana yang pernah ku pikirkan, Jiji.. Aku... Aku takut dengan ini, jujur saja aku punya firasat buruk tentang ini Jiji" Boruto membiarkan angin mempermainkan rambut piringnya yang sudah dari awal berantakan.
"Kau di sini Boruto, aku mencarimu loh"
"Eeeh... Astaga Mitsuki.. Tolong jangan lakukan itu, kau mengagetkan ku Dettebassa"
"Maaf.. Apa yang sedang kau lakukan? "
"Hm.. Aku hanya menikmati desa dengan nuansa kuno ini Dettebassa" Raut wajah dan nada bicaranya kembali ceria.
"Ah.. Ayo ke apartemen Mitsuki, aku lelah Dettebassa" jujur saja, dia lelah seolah setengah dari cakranya terhisap entah kemana.
Keduanya melompati atap rumah dengan santai, tapi saat akan mendekati apartemen mereka berdua memutuskan untuk jalan kaki, penasaran dengan konoha di timeline ini, tapi siapa yang tahu kalau dia akan menabrak seseorang.
"Ittai Dettebassa"
"Ittai Dettebayo" Mereka berdua menjerit dengan serempak, tapi tiba-tiba Naruto memperhatikan bocah laki-laki yang sedikit lebih tua di depannya, rambut pirang yang mencuat kemana-mana itu tampak sama, juga bola mta biru itu tapi sayangnya milik Boruto lebih biru dari Naruto, tanda kumis yang hanya 2 sedangkan Naruto 3 tapi selain itu bentuk wajah Boruto sama sekali tidak mirip dengan Naruto, jelas Boruto lebih tampan dan lebih modis dari ayahnya.
"Hei.. Aku tidak pernah melihatmu di sini sebelumnya, siapa namamu? "
"Boruto"
"Yah cukup bagus, aku Naruto, Naruto Uzumaki Dettebayo, lalu kau? "
"Aku Mitsuki, kami baru sampai sini tadi"
"Ah, selamat datang di konoha Dettebayo, tapi aku harus cepat pergi, aku harus bertemu Iruka Sensei untuk sesuatu"
"Ya, senang bertemu denganmu" Ucap Boruto dan Mitsuki bersamaan, Naruto yang baru berumur 12 tahun itu terdiam sebentar sebelum tersenyum lebar dan Melambai.
"Ja nee"
"Ja ne"