Chereads / Mission in the past / Chapter 3 - Rahasia yang terungkap lebih awal

Chapter 3 - Rahasia yang terungkap lebih awal

Saya tidak memiliki Naruto dan Boruto, mereka milik Masashi Kishimoto

"Kalian semua duduklah Dettebassa, ini akan menjadi cerita yang panjang" semua orang menuruti apa yang Boruto katakan, jelas itu cerita yang panjang.

"Semua ini berpusat pada klan Otsusuki yang ingin menghancurkan dunia Reikudo Senin"

"Tapi, bukankah Reikudo Senin hanya legenda? " Shikamaru mengajukan pendapatnya.

"Hei, kalian bisa mengantarkan jiji, Bibi hanabi dan Himawari ke apartemen? ini akan memakan waktu panjang Dettebassa" Semuanya mengerti cerita yang Boruto ceritakan adalah cerita yang dijelaskan sudah mereka ketahui sebelumnya, mereka meninggalkan Boruto bersama Shikadai dan Mitsuki.

"Jaa ne Nii-Chan" Himawari melambai dan memberikan raut wajahnya imutnya.

"Jaa Hima"

"Ne paman Shikamaru, mungkin bagi kalian Reikudo Senin hanya legenda, tapi tidak setelah kalian menghadapi perangkat dunia ninja ke 4 Dettebassa"

"Nani? Perang Dunia ninja ke 4?" Jelas shock atas apa yang di katakan Boruto.

"Ya, untuk pertama kalinya dalam perang ninja kelima negara bersatu"

"Ha? " Sekali lagi itu kejutan yang mencengangkan karena saat ini mereka dalam situasi tegang.

"Mereka membentuk aliansi Shinobi yang terdiri dari lima negara, mereka bertarung melawan organisasi Akatsuki, mungkin kalian sudah tahu itu" Boruto mengabaikan berbagai-bagai ekspresi yang ada di hadapannya "dan di perang ninja ke 4 situsasinya sangat buruk Dettebassa" Boruto terdiam sesaat sebelum mengambil kunainya dan melemparkannya ke sebuah pohon, tapi seseorang menghindarinya dengan mudah, Sarada Uciha.

"Oh, kau keluar juga Dettebassa"

"Aku hanya ingin tahu apa yang kau katakan" Sarada turun dengan santai dan duduk tepat di samping Naruto yang kosong.

"Oi Sarada, jangan mendekati Tou-Chan ku Dettebassa" Kali ini sikap seriusnya tadi menghilang entah kemana, di gantikan sikap yang sama seperti Naruto, pendebat, sedikit pemarah dan konyol.

"Apa masalahmu ne Boruto? "

"Ah Mendekusoi" Gumam Shikadai dan Shikamaru bersamaan melihat tingkah mereka, Sedangkan Naruto tidak mengerti apa yang terjadi di antara anak masa depannya dan anak masa depan Sasuke itu.

"Aku bosan mendengarmu seperti fans gril Sarada" Sarada malah duduk lebih dekat dengan Naruto muda "kyaa.. Aku bersama Nandaime- sama... Yatta... Yatta.. Nandaime-sama" Boruto mencoba menirukan apa yang akan di katakan Sarada dengan nada tercekik dan ekspresi Sarada.

"Bo-ru-to" Boruto bisa melihatnya kesal, tapi banyak orang menemukan sesuatu menarik di kata-kata Boruto, Nandaime-sama. Mereka menatap Naruto dengan keterkejutan yang nyata, Naruto sendiri meski tidak setajam kunai yang ada di tas tapi dia bisa mengambil pokok pembahasan.

Di tangah kegembiraan Naruto mereka malah di suguhkan pertarungan familiar Uzumaki vs Uciha.

"Yatta... Aku Hokage Dettebayo, lihat itu, aku tidak membual aku Hokage... Hokage.. Dettebayo" Teriakan Naruto membuat Sarada dan Boruto menghentikan duel mereka.

"Kau sudah berkembang cukup banyak Sarada"

"Hn, kau juga" Baru kali ini Kakashi melihat bagaimana Uzumaki dan Uciha saling mengatakan mereka berkembang pesat, itu cukup membuatnya terkejut, Kakashi menatap kedua muridnya yang tidak pernah akur itu.

"Ya orang tua, kau menjadi Nandaime Hokage, sebuah prestasi bukan? " Sarada menatap Boruto, biasanya dia selalu mencemooh ayahnya karena menjadi Hokage, tapi dia tidak menemukan adanya nada itu untuk saat ini, Boruto bahkan memberikan apresiasinya "kau bukan hanya Hokage ke 7 Dettebassa, mau ku beri kejutan yang menyenangkan lagi? "

Naruto yang mendengar itu hanya mengangguk dengan antusias "katakan... Katakan... Apa itu Dettebayo"

"Kau menjadi salah satu Ninja.. tidak, kau menjadi Hokage terkuat dan menjadi yang terkuat di antara ke lima Kage Dettebassa"

"Yatta.. Bukankah aku keren Dettebayo" Semua orang hanya bisa melongo dengan alasan yang di katakan Boruto jelas sekali itu terdengar seperti omong kosong.

"Lalu aku? " Boruto menatap Sasuke yang bertanya.

"Kau akan menjadi satu-satunya orang yang bisa mengimbangi ayahku, paman. Kau bisa di sebut Hokage dalam bayangan, kau selalu melindungi desa dari luar, dan jika ayahku tidak ada di desa maka kaulah yang menjaga desa Dettebassa"

"Tidak buruk" Komentar Sasuke saat mendengar penjelasan Boruto, Boruto duduk di tempatnya semula sementara dia membiarkan Sarada duduk di antara Naruto dan Sasuke dan mengabaikan reaksi mereka.

"Tapi itu bukan hal mudah Dettebassa, kalian akan mengalami hal-hal yang begitu pahit untuk mencapai semua itu" Bolt mentap langit, dia merasa air matanya akan jatuh.

"Boruto, kau.. " Mitsuki, Sarada dan Shikadai menatap Boruto dengan curiga, Boruto hanya nyengir.

"Boruto no baka" Sarada baru akan memukul Boruto, tapi Boruto dengan cepat mengelak.

"Aku hanya ingin tahu semua yang terjadi di masa lalu Dettebassa" Boruto hanya bisa menampilkan senyum konyolnya dan menggaruk tengkuknya.

"Yare.. Yare.. Ada apa ini? "

"Boruto mencuri dan mengaktifkan gulungan terlarang" Mitsuki memberitahunya dengan senyumnya yang biasa.

"Ayolah Mitsuki jangan mengatakan itu dengan senyum seperti itu Dettebassa"

"Aku hanya penasaran Dettebassa lagipula aku tidak mencuri, itu ada di perpustakaan ayah"

"Iya perpustakaan Hokage" Shikadai menjawab dengan malas.

"Tidak Shikadai, itu ada di perpustakaan rumah Dettebassa" Tiba-tiba raut wajah Boruto berubah, jujur saja dia begitu sedih untuk ayahnya dan senseinya "itu bukan hal mudah untuk mencapai kekuatan sebesar itu, ada harga yang harus di bayar, ada penderitaan yang menyakitkan untuk mereka berdua Dettebassa" Sarada diam, dia tahu ada hal-hal kelam mengenai Uciha, meski ia tahu, tapi tampaknya Boruto tahu lebih jelas dari dirinya sendiri.

"Tentang warga desa yang membencimu Tou-Chan, tentang bagaimana mereka menganggapmu monster" Boruto terdiam sebentar ada amarah dalam suaranya yang bergetar, semua orang menatap Naruto yang tertunduk lesu, mereka tahu apa yang terjadi "tentang semua hal yang terjadi padamu Dettebassa" Kali ini Boruto tidak bisa menahan tangisnya, dia melihat sendiri bagaimana ayahnya di usir, di kucilkan, di benci, dia tahu itu, bahkan mereka yang selalu mencoba membunuhnya di hari ulang tahunnya atau saat mereka bertemu dengannya.

"Eum Boruto" Sarada mencoba membuat Boruto tenang, Mitsuki dan Shikadai bahkan sempat tersentak, mereka tidak pernah melihat amarah dan kesedihan Boruto separah ini, bahkan saat ayahnya di culik Otsusuki.

"Mungkin, jika aku mau, aku bisa menghancurkan desa yang membuatmu sangat menderita Tou-Chan Dettebassa" Kata-kata itu benar-benar membuat semua yang ada di sana tersentak kaget, menghancurkan desa? Itu bukan candaan yang lucu, tapi Shikadai, Sarada dan Mitsuki tahu itu sungguhan, amarah di mata biru itu seolah benar-benar memperlihatkan kebengisan yang tidak mungkin untuk seorang Uzumaki dan seorang Boruto tapi itu yang mereka lihat sekarang, seolah mata itu menjadi pengantar pesan ke sungguhannya, tidak hanya Rokkie 12 yang merasa dingin di punggung mereka, tapi juga para sensei pembimbingnya.

"Kami sudah tahu sejarah itu Boruto, bukan hanya kami, tapi seluruh desa tahu masa lalu Nandaime, tapi menghancurkan desa yang di lindungi Nandaime dengan nyawanya sama saja kau menginjaknya" Shikadai mencengkram kerah jaket Boruto, kedua mata penuh tekat itu bertemu dengan dramatis tapi memberikan efek mengerikan.

"Kau tidak tahu Shikadai, kau tidak tahu" Boruto dengan mudah membuat Shikadai melepaskan cengkraman tangannya di jaketnya, amarah Boruto yang ini tidak pernah mereka lihat "Kau mungkin tahu sejarah kelam itu, tapi kau tidak benar-benar tahu apa yang terjadi" Boruto meraung dengan amarah penuh "mereka menghina ayahku, mereka berkali-kali ingin membunuh ayahku, apa kau tahu? Ha? Kau tahu itu? Anak kecil berumur 5 tahun yang selalu menjadi target dan mereka selalu ingin membunuhnya, kau tahu? Tidak.. Kau tidak tahu Shikadai" Kali ini Boruto mencengkram kerah Shikadai, Shikadai sama sekali tidak bereaksi terhadap itu, dia benar-benar shock dengan informasi yang baru saja di terimanya, sama seperti Shikadai, semua yang ada di sana mematung mendengar informasi baru itu, mereka sama sekali tidak mengerti tentang hal itu, sementara Naruto mulai berdiri menghampiri Shikadai dan Boruto.

"Boruto cukup" Naruto mencoba menghentikan putra masa depannya dengan tenang tapi Boruto bahkan seperti kesetanan.

"Kau diam Ayah! "

"Kau di hina, kau di maki, kau tidak di anggap, kau hampir di bunuh berulang kali dan kau diam?" Boruto benar-benar memuntahkan apa yang ada, Naruto hampir saja membuka mulutnya tapi Boruto tidak mengizinkan itu "apa? Kau akan bilang kau baik-baik saja? Heh? Kau akan menjadi Hokage yang di hormati mereka semua? Jawab Dettebassa" Nada ini sarkastik membuat Naruto tidak mengatakan apa yang ingin di katakannya.

Sebuah senyum sarkas melintas di wajah Boruto " Heh menjijikkan " Semua orang menatap Boruto tidak terkecuali Naruto yang hampir menganggap cita-cita Naruto benar-benar tidak pantas walau sekedar di fikirkan, itu membuat Naruto menundukkan cukup dalam.

"Mereka menghinamu, mereka hampir membunuhmu dan kau mempertaruhkan nyawa untuk melindungi mereka? Setelah kau dan Ibuku hampir mati, semua orang baru menganggap mu setelah itu? Setelah kau menyelamatkan desa? Memujamu? Heh? Menjijikkan bukan mereka?" Jelas semua tersentak untuk itu, pasti ada hal terjadi hingga membuat Naruto dan Hinata hampir kehilangan nyawanya.

"Mereka berasumsi jika mereka membunuhmu, Mereka di anggap sebagai pahlawan Dettebassa? Cih, Naif sekali" Cemooh tajam jelas bukan watak Boruto tapi kali ini dia bahkan bisa melakukannya dengan baik "Justru jika mereka membunuhmu, Kyubi akan lepas dan itu membunuh mereka semua Dettebassa" Boruto mengepalkan tangannya kuat, wajahnya mengadah ke langit yang cerah "Kalau saja Kakek ke empat tahu ini, mungkin dia akan melakukan hal yang sama denganku, tidak dia mungkin akan sedikit lebih halus Dettebassa" Sekali lagi semua tersentak dengan kata-kata kakek ke empat.

"Apa maksudmu Dettebayo? " Naruto benar-benar tidak mengerti siapa kakek ke empat? Hokage ke empat? Tapi itu tidak mungkin.

Boruto menatap ayahnya yang meminta jawaban, senyum sedih terlukis di wajah itu melihat ayahnya tidak tahu siapa ayahnya sendiri.

"Hokage ke 4, Namikaze Minato adalah ayahmu Dettebassa" Kata itu bagai petir di siang bolong bukan hanya untuk Naruto.

"A- a- apa katamu ? " Shock? jelas, dia tidak mengharapkan Hokage pujaannya adalah ayahnya yang juga menyegel monster dalam dirinya.

"Itu kisah yang memilukan, Ayah" Suara Boruto lemah, tapi masih bisa di dengar semua orang.

"Tapi kenapa? Kenapa ayahku menyegel Kyubi dalam diriku, kenapa Dettebayo? " Kali ini bukan Boruto yang berteriak tapi NarutoNaruto seraya mengguncang bahu Boruto.

"Itu keputusan sedetik sebelum kematian Kakek dan Nenek, bagi Jinjuuriki wanita saat terlemahnya adalah ketika dia melahirkan Dettebassa, karena cakra yang seharusnya untuk rantai Kyubi di gunakan untuk melindungi bayinya, dan nenek mengalami itu ayah, Nenek bahkan hampir di bunuh Kyubi begitu dia di bebaskan dari tubuh Nenek Dettebassa" Boruto bergetar seolah tak mampu menjelaskan hal menyakitkan itu, Boruto bahkan dan di tangkap oleh Mitsuki.

"Bisakah kita berpindah tempat Dettebassa? " Boruto bertanya sembari terengah-engah karena emosinya, begitu mereka menganggukkan kepala, Mereka sudah berpindah tempat.

"Kalian tenang saja, ini Dimensi yang aku ciptakan dari Kekkai Genkei-ku Dettebassa" Boruto berkata seolah bisa tahu apa yang mereka pikirkan.

"Apa yang mau kau lakukan? " Kiba bertanya dengan nada yang tidak sabar.

"Aku tahu kalian tidak percaya bahwa kakekku adalah Hokage ke 4, atau ayahku berasal dari klan yang sama mulianya dengan Hyuga Dettebassa, aku tidak sanggup menceritakan ini, atau mungkin aku benar-benar akan menghancurkan desa yang di jaga kakek dan nenekku dengan nyawanya ini Dettebassa" Begitu Boruto selesai dengan monolognya, tangannya membuat segel dan di hadapan mereka sekarang berdiri dengan gagah layar besar.

"Kau mau membuat bioskop Boruto?" Goda Sarada untuk membuat temannya sedikit melonggarkan apa yang dirasakannya.

"Oh, kalau begitu Uciha Hime, kau bisa membayar tiket Dettebassa" Jawab Boruto dengan santai.

"Ini adalah hari di mana ayahku di lahrikan, kalian semua harus tahu itu" Kalimat terakhir Boruto terdengar begitu mengancam dengan niat membunuh yang kental membuat mereka hanya mengangguk.