Tiba-tiba sebuah mana yang sangat besar melonjak disertai cahaya dengan semburat kabut hitam berpendar membentuk garis-garis cahaya.
.
.
Semua binatang sihir yang sudah siap memangsa Fu Xie Lan kini terpental jauh, begitupula beberapa naga yang tersisa ikut terlempar dengan meraung kesakitan.
Hao yang mendengar raungan naga itu membuka matanya perlahan. Terlihat jelas seorang pria dengan jubah merah maroon berdiri megah di udara. Surai abu-abunya yang diterbangkan angin menambah kesan agung pada dirinya.
Mata abu-abu yang senada dengan surainya menatap penuh murka pada binatang sihir yang mencapai pandangannya. Hanya menggerakkan telapak tangannya dan semua binatang sihir itu sudah hancur lebur tanpa meninggalkan jejak. Hanya cipratan darah yang memenuhi udara dan permukaaan tanah.
Hao yang menyaksikan semuanya merasa takjub sekaligus merasa ngeri.