Setelah sampai pada ruangan tetua Chen, Wan Lie melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan beberapa saat yang lalu di kamar tetua Bao. Namun kali ini seseorang segera menjawabnya dan membuka pintu untuk mereka. Benar saja, tetua Chen belum beranjak.
"Ada apa? apa kalian memerlukan sesuatu?"
"Kami mencari tetua Bao, apa paman tahu dimana dia sekarang?"
"Tetua Bao? Sepagi ini? Apa ada masalah?"
"Aku ingin menanyakan sesuatu padanya," kini Fu Xie Lan yang menjawab.
"Oh, ya sudah. Kalian masuklah dulu," ucap tetua Chen tanpa mengalihkan perhatiannya pada Fu Xie Lan sembaru membuka jalan untuk mereka masuk. Ia juga merasakan hal yang sama dengan yang Wan Lie rasakan. Ia sama sekali tak merasakan aroma kaum apapun pada tubuh Fu Xie Lan. Apa itu karena pil aroma? Tidak, pil aroma hanya akan menyamarkan satu aroma saja. Tidak lebih. Lagipula jika itu disebabkan oleh pil aroma bukankah aroma werewolf yang akan muncul? Ya setiap mana yang diserap oleh soul cover rune akan menjadikan pemiliknya menjadi bagian dari mereka. Lantas, apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
"Apa kamu akan terus berdiri di situ?" suara pria lain tiba-tiba membuyarkan lamunanya.
"Ah, ya little Xie Lan, Wan Lie, kenalkan pria tua ini adalah tetua You. Pemimpin akademi phoenyx dan tetua You kenalkan, mereka adalah Fu Xie Lan dan Gu Wan Lie" ucap tetua Chen memperkenalkan mereka.
"Marga Gu? jangan bercanda. Hubungan apa yang kamu miliki dengan Lord Gu Yi?" tetua You tidak bisa tenang, ini pertama kalinya ia melihat seseorang yang begitu mirip dengan penguasa dingin itu.
Diam-diam Wan Lie memberi isyarat kepada tetua Chen agar menghentikan pria yang ia sebut tetua You bertanya.
"Lord Gu? Apakah yang tuan maksud adalah penguasa dunia ini?" tanya Fu Xie Lan sembari mengalihkan pandangannya dan menatap Wan Lie.
"Ekhem, mungkin itu hanya perasaan tetua You saja Xie Lan. Mana mungkin aku memiliki hubungan dengan Lord ith ketika aku bahkan belum pernah bertemu dengannya," jelas Wan Lie sambil mengusap tengkuknya.
"Apakah begitu mirip?" Fu Xie Lan kembali memandang tetua You tanpa memperdulikan ucapan Wan Lie.
"O-oh emmm i-itu, emm benar mungkin hanya perasaanku saja, jangan terlalu dipikirkan gadis kecil," jawab tetua You gelagapan setelah mengerti isyarat dari tetua Chen. Namun jawaban tetua You tidak membuat seorang Fu Xie lan percaya begitu saja. Gerakan tubuh tetua You begitu jelas bahwa apa yang ia katakan tidak sejalan dengan yang ia rasakan. Jika memang benar, maka hal itu akan sangat merepotkannya di masa depan. Ia tidak ingin menjadi begitu mencolok dan menjadi pusat perhatian ketika Wan Lie sedang bersamanya.
"Lain kali, gunakan penutup wajah jika sedang bersamaku," tegas Fu Xie Lan.
Sebenarnya ia juga penasaran dengan asal usul Wan Lie mengingat pemuda itu tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya, namun memikirkan masalah orang lain, sedangkan masalah dalam dirinya saja sudah cukup membuatnya pusing membuatnya tidak terlalu ingin mengatahui identitas anak jadi-jadiannya itu, selama itu tidak merugikan dirinya maka semuanya masih ia anggap baik.
Wan Lie yang mendengar ucapan ibunya hanya memasang cengiran khas dirinya, sambil menggosok-gosok ujung hidungnya.
"Tetua Bao mungkin sebentar lagi akan datang, ia sebelumnya mengatakan padaku untuk..."
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pria tua yang baru saja ia sebutkan namanya muncul di ambang pintu dengan satu tangannya memegang buku berwarna abu-abu, senada dengan warna jubahnya.
"Sedari tadi kami mencarimu paman," ujar Wan Lie mendahului.
"Eh, ada perlu apa kalian mencariku?" tanya tetua Bao kemudian menghambur memasuki ruangan.
"Kami ingin menanyakan sesuatu pada paman, lebih tepatnya Xie Lan. Dia memiliki sesuatu untuk ditanyakan kepada paman," jawab Wan Lie kemudian mengalihkan pandangannya pada Fu Xie Lan yang duduk sangag dekat dengannya.
"Sesuatu? Apa itu?" Huang Bao mendaratkan tubuhnya pada kursi kosong yang tersisa di ruangan itu.
"Emm, jika aku boleh tahu, paman semalam apa saja yang kamu lakukan?" Ujar Fu Xie Lan mulai bertanya.
"Semalam? Aku tidak melakukan apapun dan hanya membaca buku ini," Sambil mengacungkan buku yang ada di tangannya.
"Ada apa? Apakah sesuatu mengganggumu?"
"Oh tidak. Aku hanya sekedar ingin mengetahuinya saja," jawab Xie Lan cepat. Ternyata benar, semua yang ia rasakan begitu nyata semalam hanyalah bunga tidur.
"Apakah berkeliaran di samping gedung ini pada malam hari dapat dikategerokin sebagai membaca buku?" celetuk tetua You.
"Apa sebenarnya yang kalian bicarakan? Mengapa aku seperti ketinggalan sesuatu?" sela tetua Chen
"hehehe, ketika aku beranjak untuk tidur, aku mendengar suara bedebum layaknya orang terjatuh tepat di samping kamarku dan setelah aku periksa ternyata hanyalah kucing," jelas Huang Bao.
"Bukan mimpi?"
Itu berarti seseorang memang berada di kamarnya. Sebenarnya apa yang ia harapkan? Potongan kain itu dan helaian rambut itu sudah cukup menjadi bukti bahwa yang semalam bukanlah mimpi.
"Ada apa Xie Lan?" tanya Wan Lie lembut. Ia sangat jelas mengetahui bahwa sesuatu hal mengganggu pikiran ibunya.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bertanya,"
Sementara disisi lain, tetua You bertanya-tanya, siapa gerangan kedua orang ini? Mengapa mereka begitu akrab dengan tetua Bao dan tetua Chen?
"Ini bukumu, aku sudah selesai," setelah menjawab pertanyaan Fu Xie Lan, ia memberikan buku yang ada di tangannya kepada tetua Chen.
"Apakah kamu menyuruhku menunggumu hanya karena ingin mengembalikan buku ini?" ucap tetua Chen
"Hehehe, seperti biasa. Kamu memang selalu mengerti diriku, aku juga sudah selesai menulis buku ini, kuharap itu bisa menjadi tambahan koleksi bukumu," ujar tetua Bao kemudian mengeluarkan sebuah buku lagi dari balik bajunya.
Sudut bibir tetua Chen berkedut dan memutar bola matanya jengah, bisa-bisanya ia memiliki seorang sahabat sekampret itu. Padahal buku itu bisa ia kembalikan di perpustakaan nanti.
Di sisi lain, Setelah tujuannya tercapai, Fu Xie Lan memutuskan untuk pamit.
"Paman, kalau begitu kami pamit dulu, terima kasih," ucapnya mengundurkan diri.
"Iya, sama-sama," jawab tetua Chen dan tetua Bao hampir bersamaan.
"Kalian, tunggu!"
Sontak semua orang menoleh kearah sumber suara.
"Ada apa tetua You?"
"Bolehkah aku mengetahui tingkatan mana kalian?" tanya tetua You penasaran, sedari tadi ia sudah berusaha mendeteksi mana dalam tubuh Xie Lan dan Wan Lie namun hasilnya nihil.
Seketika kedua pria tua itu mengalihkan pandangannya menatap Wan Lie dan Fu Xie Lan secara bergantian kemudian beralih menatap tetua You kembali.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapanku?" ujar tetua You karena merasa tidak nyaman dengan tatapan kedua pria itu.
"Kenapa tuan? Apa hal itu mengganggumu? Lagipula tingkat mana dalam tubuh kami tidak akan merugikanmu" sarkas Wan Lie. Ia tidak suka jika ada orang lain yang bertanya tentang dirinya terlebih ikut menyeret Fu Xie Lan, tidak peduli siapa dan apa jabatan orang itu.
Tetua You terdiam, begitu pula kedua pria tua yang ada di ruangan itu. Suasana tiba-tiba menjadi sangat canggung.
"Ayo Xie Lan," ajak Wan Lie hendak meninggalkan ruangan itu.
"Dua hari dari sekarang akan diadakan pury test, jika kalian bermin..."
"Tidak, terima kasih," potong Wan Lie.
"Pury test? Apa itu?" kini giliran Fu Xie Lan yang bersuara.
"Eh?" Tetua You tidak menyangka bahwa masih ada orang yang tidak mengetahui test sejuta umat itu.
"Dia kehilangan ingatannya," sela tetua Chen tiba-tiba dan berhasil mengalihkan perhatian semua orang.
"Jadi apa itu pury test?" Fu Xie Lan kembali bertanya.
"Pury test adalah sebuah sebuah test untuk mengetahui tingkatan mana alami dalam tubuh seseorang, test ini diadakan tiga tahun sekali dan melibatkan seluruh kaum," jelas tetua Bao ikut bersuara.
"Apakah ada syarat tertentu untuk ikut dalam test itu?"
"Selama seseorang belum pernah mengikuti test itu sebelumnya, maka ia diperbolehkan ikut. Selain syarat itu, tidak ada lagi. Kamu hanya perlu membawa dirimu sendiri," jelas tetua Chen.