Kedua pria itu menatapku lekat, seolah menguliti setiap inch tubuhku, aku yang ditatap seperti itu benar benar merasa sangat tidak nyaman.
"Aku dimana? dan kamu siapa?" tanyaku sambil mengarahkan pandanganku pada pria tua yang memiliki postur tubuh tinggi.
"Aku?"
"Kamu bisa memanggilku tetua Chen, gadis kecil jangan khawatir, kamu berada di kediaman pribadiku. Meskipun tidak bisa dikatakan tempat ini menjadi bagian dari Phoenix Akademi, namun kediamanku ini masih termasuk kedalam wilayah Phoenix akademi di pusat kota Phylono,"
jawab pria tua yang berdiri disamping Huang Bao.
"Boleh kami tahu siapa namamu?" tanyanya lagi padaku.
"Fu Xie Lan," ucapku menjawab. Ya aku sudah memutuskan menggunakan nama Fu Xie Lan ketika berada di gubuk tua sebelah utara hutan terlarang.
"Baiklah little Xie Lan, untuk sementara kamu istirahat dulu. Kamar mandi disebelah sana jika kamu ingin membersihkan diri, ada beberapa pakaian dilemari dan di meja sana sudah ada makanan," ucapnya ramah sambil menunjuk hal hal yang dia maksud.
"Kami pamit dulu, jika butuh sesuatu gunakan kerang itu untuk memberi sinyal padaku," tambahnya lagi sembari menarik pergelangan tangan tetua Bao keluar ruangan.
"Kerang? Apa maksudnya?"
"Ah sudahlah, sebaiknya aku membersihkan tubuhku."
Aku yang hanya ditinggal sendiri tidak terlalu memikirkan ucapan tetua Chen, dan segera beranjak untuk membersihkan tubuhku.
Author POV
Berjalan menjauh dari kamar Fu Xie Lan berada, tetua Chen melepaskan tarikan tangannya, berhenti melangkah dan berbalik menatap tetua Bao seperti seorang istri yang menginginkan penjelasan pada suaminya.
"Apa?" yang ditatap bertanya seolah tidak tahu apa apa.
"Cepat, katakan padaku."
"Apa?" Tetua Bao menjawab berpura pura tidak tahu maksud tetua Chen
"Hhh..." Tetua Chen memutar bola matanya merasa jengah
"Itu... Tanda yang muncul di sekujur tubuh gadis kecil tadi, apa itu yang kamu sembunyikan dariku?"
"Apa itu yang kamu cari?" tambah tetua Chen lagi.
"Ya dan tidak, hehehe aku memang tidak pandai menyembunyikan apapun darimu," jawab tetua Bao mengangkat tangannya berpura pura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Alis tetua Chen berkerut dalam, bingung dengan jawaban pria tua pendek yang berdiri didepannya.
"Kamu lihat sendiri tadi, tanda yang muncul kening gadis itu memang benar itu yang aku cari, namun berbeda dengan tanda yang memenuhi sekujur tubuhnya, tanda itu aku juga baru melihatnya," jawab tetua Bao
"Tapi satu hal yang pasti, gadis itu tak mengetahui apa apa tentang dirinya," tambah tetua Bao lagi.
"Hah? Mengapa kamu berpikir begitu?"
"Pertama kali aku bertemu dengannya, dia adalah seorang manusia,"
"Hahh.. jangan bercanda, dia seorang fairy. Tak ada aroma manusia sama sekali dari tubuhnya," tanggap tetua Chen merasa tidak percaya dengan ucapan Tetua Bao.
"aku sangat yakin, tapi tidak bisa jelas tentang hal itu, kamu ingat malam ketika aku membawa gadis itu kesini?" tanya tetua Bao
"Ya, dia tidak sadarkan diri," jawab tetua Chen
"Aku yang membuatnya hilang kesadaran setelah memaksanya menelan pil aroma,"
ucap tetua bao, dan kembali menceritakan semua hal yang terjadi sebelum dan setelah bertemu Fu Xie Lan di hutan terlarang hingga membawanya ke kediamatan tetua Chen.
*(Pil Aroma dalam cerita ini adalah pil yang bisa menyamarkan aroma semua makhluk)
"Hmmm... Begitu rupanya. Baiklah, ikuti aku!" ucap tetua Chen melangkah memimpin jalan menuju sebuah ruangan yang tetua Bao ketahui adalah ruangan pribadi tetua Chen.
Mereka memasuki ruangan, tetua Chen kemudian berjalan mendekati rak buku yang berada disudut ruangan, menggerakkan tangannya menyentuh salah satu buku. Rak tempat buku yang disentuhnya bergerak pelan kemudian memutar membentuk sudut 180°, dan membuatnya terhubung dengan ruangan lain yang sebenarnya berada dibalik rak buku itu.
Membuat sedikit penerangan dari energi kehidupan yang dipusatkan pada telapak tanganya, dan tampaklah sebuah ruangan kosong berukuran kecil.
Memasuki ruangan itu, rak buku yang sebelumnya berfungsi sebagai pintu penghubung dengan ruangan itu kembali pada posisinya semula.
Tetua Chen kemudian membuat gerakan melingkar seperti sedang menggambar sesuatu dilantai sambil mengucapkan beberapa mantra, kemudian tubuhnya kembali tegak. Terdiam beberapa saat.
Tiba tiba sebuah cahaya melingkar dengan berbagai macam simbol muncul dilantai, memaksa pupil menyipit karena silaunya, kemudian kembali meredup.
Tetua Huang Bao yang merasakan bahwa silau cahaya sudah meredup, mengerjapkan matanya, melihat sekeliling dan menemukan dirinya berada pada ruangan yang sangat luas, ruangan yang sangat berbeda dari sebelumnya, dipenuhi dengan buku buku tebal yang tersusun rapi pada rak rak yang berjejer. Tidak hanya buku, beberapa item sihir yang sudah lama tidak dilihatnya kini berjejer indah memenuhi lemari kaca.
"Ini?" ucapnya spontan menatap tetua Chen
"Selamat datang di Zolyrous," suara halus tiba tiba mencapai indra pendengaran tetua Bao.
Mencari asal suara, namun tidak menemukan empunya membuat alisnya bertaut kebingungan.
Zolyrous merupakan pustaka rahasia milik bangsa penyihir (Wizard), sebuah tempat dimana seseorang bisa memperolah informasi tak terbatas dan item sihir yang dapat memperkuat sihir seseorang.
Zolyrous diketahui menghilang sejak orang itu memilih mengorbankan dirinya pada kejadian 700 tahun yang lalu.
Ya, orang yang dimaksud dengan 'orang itu' adalah dia, Ratu Yu Yi.