Chereads / Rebirth Of The Queen / Chapter 16 - Bab 16 Aroma Manusia (1)

Chapter 16 - Bab 16 Aroma Manusia (1)

Cahaya senja perlahan redup tergantikan dengan cahaya bulan yang semakin lama semakin terang. Meskipun tidak seterang purnama yang telah berlalu, namun itu sudah cukup untuk menjadi penerang jalan bagi orang orang yang saat ini sedang menuju hutan terlarang.

Mereka adalah Pengawal Bai Xie, Tetua You, guru Liu dan beberapa orang yang memang telah dipersiapkan sebelumnya.

Sebelum memasuki hutan terlarang, mereka membentuk beberapa kelompok dengan anggota masing masing terdiri dari enam orang yang juga merupakan perwakilan masing masing bangsa, dengan tujuan agar penelusuran yang mereka lakukan tidak akan  melewatkan sedikitpun tempat dan bahwa itu benar benar dilakukan dengan waktu sesingkat mungkin.

Memasuki hutan, suasananya sangat berbeda, cahaya bulan terhalang beberapa pohon berdaun lebat membentuk bayang bayang hitam yang berderet rapi. Semilir angin tertiup perlahan membelai kulit memaksa bulu kuduk untuk terbangun dari tidurnya. Sangat sunyi, tak ada suara  apapun. Hanya  gemerisik dedaunan yang diterpa angin malam dengan suara langkah kaki  memecah dedaunan kering yang mengisi kesunyian.

Mereka yang sudah berkelompok, berpencar mengikuti pemimpin yang telah mereka tentukan sebelumya. Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang.

Pengawal Bai Xue yang berada satu tim dengan Tetua You dan beberapa orang lainnya memulai penelusuran dari arah utara,  sedangkan enam kelompok lainnya memulai dari arah barat, selatan dan timur. Jangan bertanya kenapa, itu  karena setiap kelompok memiliki  anggota dari bangsa Fairy, bangsa yang dikenal mampu mengendalikan tanaman, menggunakan akar tanaman rambat untuk membawa mereka yang tidak memiliki sayap kearah yang sudah ditentukan untuk memulai  penelurusan.

Perasaan cemas sekaligus takut terpatri dihati setiap orang, bagaimana jika mereka benar benar bertemu penyihir itu??

Namun apa yang dipikirkan Bai Xue sangat berbeda dengan pemikiran semua orang itu, begitu pula dengan apa yang dirasakannya. Bai Xue, yang sedari tadi merasa jantungnya berdetak sangat cepat, perasaan khawatir dan juga cemas membuat seluruh tubuhnya menjadi lemas. Meskipun beberapa kali menyangkal pikirannya bahwa rasa khawatir itu tidak ditujukan pada gadis manusia itu. Namun memang benar, entah kenapa ia memang merasakan bahwa ia benar benar mengkhawatirkan gadis manusia itu.

"Apakah pengawal Bai Xue baik baik saja?" sebuah suara tiba tiba membuatnya terperanjat, menghentikan langkahnya, mengangkat kepala yang ternyata sedari tadi  hanya menatap ujung kakinya yang melangkah lambat tanpa ia sadari. Pandangannya mengarah kepada orang orang yang sudah berjalan beberapa langkah sedikit jauh dari tempatnya berada, suara itu berasal dari tetua You.

"Ah ya aku baik baik saja tetua You," terang Bai Xue  kemudian melangkahkan kakinya berusaha menyamai posisi orang orang itu.

Didalam hatinya ia hanya bisa berdoa, berharap  gadis manusia itu sudah menjauhi hutan ini.

"Syukurlah jika pengawa Bai Xue baik baik saja."

Bukan tanpa alasan mengapa tetua  You  bertanya seperti itu.  Itu semua karena sedari tadi entah sudah keberapa kali ia menangkap ekspresi tidak normal Bai  Xue, alisnya kadang bertaut dalam kemudian kembali normal, seperti sesorang yang sedang mengalami perang batin.

Bai Xue yang sudah nyaris menyamai beberapa orang yang berdiri tak jauh darinya tiba tiba langkahnya kembali terhenti, jantungnya berpacu sangat kencang,  darahnya berdesir, sebuah aroma menggelitik ujung hidungnya membuat dadanya sesak. Dengan kekuatan yang melampaui mereka semua, bukan tidak mungkin jika Bai Xue akan menjadi orang pertama yang peka terhadap sekitar. Meski aroma itu sangat samar, namun itu sangat jelas bahwa aroma itu adalah aroma manusia. Coba pikirkan bagaiamana rasanya jika seseorang yang telah kamu selamatkan hidupnya pada akhirnya harus berakhir ditangan orang lain??  Pada akhirnya semua doa dan harapannya sebelumnya seketika menjadi tidak berguna.

"Apa pengawal Bai Xue benar benar baik baik saja? kami tidak masalah jika harus melanjutkannya sendiri, kami hanya tidak ingin merepotkan pengawal Bai Xue untuk terus memimpin kelompok ini," ucap tetua You kembali melihat pengawal Bai Xue yang langkahnya tiba tiba terhenti.

"Tidak, tidak. Aku baik baik saja, perintah yang mulia juga keharusan bagiku. Mari kita lanjutkan saja," ucap Bai Xue kembali berusaha menetapkan hatinya, berusaha menutupi segala macam perasaan yang menggerogoti hatinya.

Mereka kembali melangkah, menelusuri hutan, melihat secara saksama, memperhatikan sekitar, bahkan daun yang bergerak pun tak luput dari perhatian mereka.

"Aroma Manusia!" tiba tiba sebuah teriakan memecah keheningan, membuat semua orang menoleh kearah sumber suara, dia adalah seseorang dari bangsa werewolf.

"Apa maksudmu?" Tetua You bertanya, pasalnya mereka sedang berada dihutan terlarang, hutan yang dikenal benar benar sangat berbahaya bagi bangsa manusia, ia bahkan tak pernah berpikir akan menemukan  manusia di hutan ini. Tiba tiba saja tetua You teringat dengan perintah Lord Gu.

"Apakah Lord Gu sebelumnya sudah mengetahui kebaradaan manusia di hutan ini?  Dan itulah sebabnya ia memberikan perintah itu?"  Pikir tetua You seketika membuat seluruh tubuhnya merinding, bergidik ngeri. Ya meskipun tanpa perintah itu, menemukan manusia dihutan ini, mereka benar benar tidak akan melewatkan kesempatan itu. Kesempatan untuk melampiaskan rasa sakit hati selama bertahun tahun.

"Tetua, aku sangat yakin dengan kemampuanku, aku memang benar benar merasakan aroma manusia."

Bangsa werewolf memang terkenal dengan indra penciumannya yang sangat tajam.

Bai Xue yang mendengar mereka hanya terdiam, sesuai dugaannya cepat atau lambat. Mereka pasti akan menemukan gadis manusia itu.

"Silahkan, ikuti aku!" kata pria yang berasal dari bangsa werweolf  itu kemudian berjalan maju memimpin jalan.

Berjalan cukup lama menyusuri kedalaman hutan, pria yang sebelumnya memimpin jalan membawa mereka mendekat ke sebuah gubuh yang sudah lapuk.

"Disana! aku merasakan aroma itu berasal dari sana,"  ucap pria itu, mengarahkan jari telunjuknya ke gubuk tua yang berada tak jauh dari mereka berada.