"Sayang?" Fiona pun datang menjenguk Neta dalam kondisi depresi pasca keguguran.
Tatapan Neta begitu sangat kosong, "Apa mungkin ini adalah sebuah karma buruk?" pikirnya.
Neta merasa dirinya memiliki banyak dosa sehingga Allah tidak memberi dia kesempatan menjadi seorang ibu. "Apa ini semua sebuah karma karena mama suka mendzolimi Lara?" pikirnya.
"Neta?"
Neta hanya diam. Ia masih saja dalam lamunannya. Ia begitu sangat sedih sekali ketika mengalami kehilangan begitu besar.
.
Cahaya mentari pun sangat begitu redup. Tatapan bahagia terlukiskan bagaikan senja sore yang tidak terlewatkan sama sekali.
Lara pun bahagia dengan apa yang telah Allah berikan selama ini. Tatapan mata dia tertuju di langit biru. Ia merasa kalau ada sebuah kebahagiaan dalam hidupnya selama ini.
Menarik napas perlahan-lahan sambil mengerjap-kerjap kedua matanya. Lara merasakan sedikit lega dalam takdirnya.
"Mas?"